Yamaha All New Aerox, Surabaya "M-Bro : BAPAK DOSEN UK PETRA PASTI TERSENYUM

M-Bro Garage. Kompak menyelesaikan tugas akhir, dengan topik double injector & pengaruh perubahan timing VVA. M-Bro Garage. Kompak menyelesaikan tugas akhir, dengan topik double injector & pengaruh perubahan timing VVA.

Kabar terbarunya, Geovanni Nico begawan M-Bro Jl. Kejawan Putih VII, Pakuwon City, baru saja mendapat tantangan dari teman kampusnya, yaitu Michael Keny mahasiswa UK Petra fakultas Teknik Mesin Otomotif.

Untuk menyelesaikan Tugas Akhir, yang mengusung topik "Pengaruh Double Injector & Bedah VVA".

Otomatis, makalah satu ini harus serba terukur berdasar parameter ! Menanggapi topik diatas yang mendekati spesifikasi adalah, Aerox Series, WR 155R dan All New R155.

Kebetulan dari teman tongkrongan, Adityawarman Bagaskara Erlangga, mahasiswa universitas Wijaya Kusuma, sungguh penasaran lantas mensuport all out karib dekatnya itu.

Tak pakai lama All New Aerox daily use-nya, dibawa ke basecamp M-Bro.

Artinya, progress Aerox Series ini, hasil koalisi empat pilar, antara Erlangga, Nico, Rory dan Keny.

Erlangga M-Bro. Bangga dengan topik tugas akhir kerabat dekatnya. 

 

Inspirasi double injector, Keny mengaku melihatnya dari Estillo gacoan drag race.

Juga sempat dipakai di Karisma Astra Racing Team, saat diback up almarhum Beny Djatiutomo di 2012.

Topik double injector memang menarik public pencinta top speed.

Menjadi spektrum yang tak lagi spesial, sebab dalam pengaplikasinya mudah, asal terukur.

Posisi Injector Secondary. Terpasang di velocity, dengan tambahan adaptor & bisa diadjust. 

 

Pada prosesnya, throttle body memakai produk BRT dengan inlet 30 mm, lengkap dengan intake manifoldnya.

Basic injectornya memakai basic OEM, baik primary maupun secondary.

Untuk pemasangan injector secondary, Nico menginstalnya melalui adaptor di bibir velocity.

Hasil test case, posisi injector simetris dengan inlet, menurutnya posisi ideal.

"Tapi, tetap fleksibel dan bisa diadjust maju mundur, "terang Keny yang menambahkan kalau saat ini jarak ujung injector dengan bibir throttle body di kisaran 30 mm.

Injector Secondary. Diposisikan simetris inlet, guna mendapatkan semprotan model bola. 

 

Setingan dan penempatan injector ini, juga untuk menghendaki terjadinya proses semburan inejctor model bola.

Kalau dikaitkan dengan pemakaian dan model intake BRT, dari sisi pengaruhnya, lebih homogen.

"Sehingga cukup menunjang terjadinya proses pembakaran, "yakin Keny.

Sedang flow rate masing-masing injector diplot di 150 cc/minute, melalui remap yang terprogram pada ECU BRT Juken 5 Plus.

ECU BRT Juken 5 Plus. Canggih & tersedia program double injector. 

 

Konsekuensinya, butuh pasokan udara lebih meningkat.

"Dasar itu, throttle body disengaja open filter, "imbuh Keny yang menyelaraskan melalui perbandingan kompresi 12,5 : 1 itu.

Untuk interval mekanisnya, injector primary akan menyembur sejak 0 sd 6000 RPM, dengan capaian data kondisi Throttle Position Sensor (TPS) 85% terbuka.

Sedang injector secondary, intervalnya sejak 6000 RPM sampai dengan 11.200 RPM.

Setara data TPS 85% sampai dengan 100 % terbuka.

Blok silinder. OEM All New Aerox 155 VVA. 

 

Kendati, kapasitas mesin masih digawangi piston dan stroke standar, tapi camshaft berganti BRT tipe T1.

"Menganut durasi 260 derajat (in) dan 255 derajat (ex), dengan capaian liftcam hampir sama di 8 mm, baik in maupun ex, "kata Erlangga.

Camshaft. Dipercayakan produk BRT T1.

 

Kerenya, up grade performa kali ini, Nico memodifikasi katup OEM yang beken dengan istilah "triangle, berkonfigurasi 30 derajat - 45 derajat - 70 derajat.

Untuk saat ini menjadi yang terbaik, sebab mampu meningkatkan siklus gas segar dan gas buang lebih baik.

"Debit gas segar dari semburan injector, akurasinya juga meningkat, "jelas Nico yang percayakan pelepas gas buang pada produk WRX itu.

Knalpot. Kapasitas mesin Standar, tepat dikombinasi  Produk WRX.

 

Menyinggung soal perubahan timing aktifnya mekanis VVA, Keny, Nico, Rory dan Erlangga, memonitornya bersama.

Melalui ECU BRT Juken 5 Plus, standar aktifnya kerja VVA di 6000 RPM digeser di 6500 RPM, torehan torsi maksimal terbaiknya hanya sampai di 7000 RPM, selanjutnya drop.

Sempat, diseting aktif di 5000 RPM, tetap tak ada efek pada pencapaian torsi dan HP.

Giliran saat VVA dirubah aktif bwkerja di 3000 RPM, baru kelihatan torsi drop dan Di RPM atas, HP relatif menurun.

Dari evaluasi data, kami sepakat simpulkan bahwa program aktifnya VVA bawaan pabrik di 6000 RPM, sejatinya telah sempurna.

"Dan dampak negatif itu, yang akan kami presentasikan, "kompak mereka.

Sisi lain, konversi power to speed, diolah roller weight 9 gram.

Bernaung di movable drive face punya N Max.

Erlangga & Keny M-Bro. Bangga atas kerja keras & solidnya squad M-Bro Garage. 

 

Untuk mengejar drive belt menghasilkan perbandingan lebih ringan saat di RPM tinggi, stoper roller weight digerinda 3 mm.

Lanjut dengan pemotongan bushing fixed drive face 2 mm.

"Dengan begitu, drive belt menapak di movable drive face kian menepi, "teori Nico yang mengaplikasi kampas sentrifugal dari Kawahara itu.

Untuk pegas sentrifugal pakai KTC 1500 RPM, demikian pegas movable driven face 1500 RPM dari produk yang sama.

Makin mantap, data hasil akhir melebihi target dosen, yang menghendaki peningkatan hingga 13%, pada makalah kali ini.

Sebab, dari hasil data dan fakta diatas mesin dynotest, capaian power maksimal sanggup menembus 14,4 HP dari awalnya 11,8 HP.

Dan torsi maksimalnya, mampu menembus 40 Nm dari sebelumnya 20 Nm.

"Kalau diprosentasekan, peningkatan performa mesin cukup signifikan di kisaran 18%, "bangga Erlangga, Keny, Rory dan Nico merasa puas dengan progress spesial satu ini.   skg