Belum lama ini, Nugroho Motocross Training, Kediri (NMT) yang dikenal produktif mencetak crosser belia potensial, kedatangan sosok istimewa asal Malaysia.
Arif Fadillah, begitu public menyapa kelahiran 96, Trengganu, Malaysia Timur itu.
Arif sapaanya, menitih karier di motocross sejak tahun 2015, cukup penasaran kualitas, gengsi dan sengitnya kompetisi motocross di Indonesia.
Youtube dan media online, yang mengabadikan kejuaraan di Indonesia, rajin dipantaunya, hingga hafal nama petarung dan brand kuda besinya.
"Sirkuitnya atraktif, lebih menantang, kelas yang dilombakan juga aspiratif, jadi lebih kesinambungan untuk penjenjangan, "puji Arif.
Faktor kebetulan, Dedy, orang dekat Tri Priyo Nugroho instruktur NMT, sejak 7 tahun silam bekerja di Malaysia dan bermukim di Trengganu, Malaysia.
Jadi, dekat tongkrongan Arif, bahkan sering kopdar bersama dengan Dedy di workshop.
Sharing info A to Z soal motocross di Indonesia, makin meyakinkan Arif, untuk terbang ke Surabaya, menuju Kediri, mewujudkan impian besarnya, yaitu Go International.
Anak dari pasangan Zubaidi dan Hasnah itu, sempat tercengang dengan metodhe yang diadopsikan Tri Priyo Nugroho, saat pemusatan latihan di sirkuit Gedang Sewu, Pare, Kediri.
"Saya pribadi saat menerjemahkan, perjalanan Arif di off road 2W, terlalu lama di Cub Cross alias grasstrack, "analisa Tri Priyo Nugroho.
Terhitung hampir 7 tahun, Arif memacu Suzuki RGV 125 di Cub Cross.
Memang jawara, tapi jawara kawak, di kelas yang sama, bagi saya amat sangat tidak bagus.
Akhirnya, ilmu yang didapat cuman sekedar hafalan, bukan mengembangkan improve dan mengatrol level skill.
"Belum lagi terkendala usia atau postur, pasti sulit berkembang, "yakin Tri Priyo Nugroho.
Dari hasil komunikasi dan tinjauan kemampuan gaya balap real time, saya menilai Arif lebih pantas memulai di MX2 Novice.
Memang, sifatnya masih dalam tahap uji coba, tapi saya suka dengan kemauan keras Arif, saat sparing dengan crosser-crosser NMT lainya.
Pelan dan pasti, Arif mulai bisa mengikuti pusaran dan tensi gaya bermain, dalam hal ini standar crosser Indonesia.
Awalnya memang sempat kaget, saat diganjar dengan durasi waktu 15 menit, yang lebih lama ketimbang di negaranya.
"Tapi, ya inilah motocross, totalitas mengadu segalanya, baik kuda besi, skill, hingga pola dan cara memenej fisik, "beber Tri Priyo Nugroho.
Dari pembanding standarisasi ini, Arif lantas mengakui kapasitas training fisiknya selama ini, yang perlu dikembangkan.
Terkait durasi, intensitas dan variabel training fisik yang lebih komprehensif, juga tepat guna.
Begitu juga terkait pola dan cara menaikan level nyali Arif, saat menilai handicap standarisasi Indonesia dua kali lebih tinggi.
"Alhamdulilah selama seminggu di NMT, saya banyak ilmu dan ketika menginstropeksi skill saya, perjalanan masih panjang, "senyum Arif.
Kalau awalnya saya memutuskan waktu training dengan mode tentatif, tapi setelah meninjau banyak kekurangan, mungkin saya akan stay di Kediri lebih lama.
Minimal saya memiliki basic dasar, untuk bisa dikembangkan dan diterapkan di tanah kelahiran saya.
"Sekali lagi terima kasih NMT dan bapak Tri Priyo Nugroho, yang sudi memberikan banyak ilmu bagi saya, untuk bisa berkembang, juga lebih baik lagi, "semangat Arif. skg