Di kalangan bengkel keren disebut leher angsa. Berfungsi menjadi dudukan karbu, sekaligus sebagai penghantar suplai gas segar ke ruang bakar. Diameter dalamnya, sering kali mengalami revisi atau porting polish.
Bahkan desain konturnya, juga sering dirombak lebih landai, diikuti berubahnya posisi penampang tumpuan karbu. Sasaranya, mengikuti kebutuhan mesin dan meningkatnya debit gas segar, pengaruh dari penggantian karbu dengan spesifikasi lebih tinggi.
Tapi, sekarang tak perlu bingung lagi, pasalnya M. Zulfikar juga pemegang brand VRC19, telah mendesain intake manifold, dengan ukuran lubang 34 mm lebih besar. Pas untuk mengakomodir tuner yang lagi serius membangun sleep engine, dengan kapasitas mesin ekstrem.
Dalam satu paket sudah dilengkapi joint karbu high temp, dengan lapisan aramid didalamnya. Makin spesial, kontur intake manifold VRC19 lebih landai. Flow gas segar diyakini lebih meningkat.
Material dan bahan yang dipakai, hasil perpaduan diral dan almu olahan. Kombinasi bahan ini dipercaya memiliki kerapatan pori yang lebih baik. “Jadi, misalkan tuner pingin menghendaki permukaan macam kaca, cukup mudah realisasinya, ”yakin M. Zulfikar.
Sisi lain, dari pengaruh kombinasi diral dan almu ini pula, sifat penghantar panas intake manifold VRC19 relatif lebih baik. “Sehingga, debit gas segar tak mudah susut termakan panas, ”promo M. Zulfikar.
Dari perubahan bentuknya, tuner jadi kian dimudahkan saat mengatur intake manifold dan posisi karbu. Pingin tekanan udara lebih minim, tinggal memutarnya ke belakang. Sebaliknya, misal pakai tipe karbu PE, cukup dihadapkan ke depan.
Paham akan cepatnya laju perkembangan up grade performa sleep engine, maka penampang intake manifold VRC19 sisi bawah, tak dilengkapi lubang. “Agar, mekanik yang mengadopsi silinder head dan telah merombak intake pada silinder head, semakin mudah menentukan lubang pada intake manifold, ”yakin M. Zulfikar. teks - foto : skg
