Sebagai produsen ban lokal karya anak bangsa, PT. King Tire Indonesia tampil agresif, dalam hal pengembangan produk-produk ban terbarunya.
Minat dan aspirasi customer, hingga makin kritisnya customer saat ini, terus diterjemahkan oleh PT. King Tire Indonesia, melalui produk mutakhir.
Dengan mengadopsi serangkaian teknologi dan bahan berkualitas tinggi, untuk menyambut era milenial otomotif yang memang atraktif.
Bahkan dari sajian patern, profil dan jenis bahan compound, selalu terdepan. Pantas, dalam rentang waktu relatif singkat, PT. King Tire Indonesia mudah diterima masyarakat.
Dari segmen daily use, touring, life style dan kontes, di rentang usia yang mulai memahami kepantasan akan kebutuhan tapak kaki.
Sesuai misi dan visi, yang menempatkan posisi sebagai "Partner Setia penghobi otomotif", PT. King Tire Indonesia juga membidik segmen drag bike alias karapan, berlangsung sejak 2 tahun silam.
"Nama yang diusung keren, juga mudah diingat, dengan Flag Ship "King Vellox CTX", "promo Paulus Sales Manager PT. Wahana Kreasindo Utama distributor ban Kingland wilayah Indonesia Timur.

Melalui suport serangkaian event drag bike, King Vellox CTX sukses bertransformasi menjadi ban kebanggaan Team-Team Drag Bike.
'Dasarnya simpel, mampu melayani bengisnya performa mesin drag bike, harga kompetitif sehingga terjangkau buat privater, mudah didapat di speed shop, gerai variasi dan bengkel umum, "papar Paulus.
Dari hasil monitor jajaran Team Research & Development PT. King Tire Indonesia, mode up grade performa mesin kuda besi drag bike kian out of the box.
Hingga, hadirnya perseteruan tuner road race versus drag bike, berujung viralnya kuda besi Fuel injectionya.
Poin ini yang disikapi PT. King Tire Indonesia dan menjawabnya dengan merilis King Vellox CTX tipe terbaru.
Meluncur dengan profil 50/90-17 buat depan (King Vellox CTX - 2) dan profil 60/80-17 untuk belakang (King Vellox CTX - 5).
Desan dan profil ban depan, cenderung membentuk penampang lingkaran, speling reduksi vibra jauh lebih baik, dengan ciri khas memiliki pattern berupa alur atau grooving di tengah.

Gerusan ribs ke aspal lebih minim, tapi tak sampai mengkesampingkan soal traksi. Nah, spesial untuk desain dan profil ban belakang, mengadopsi pattern horizontal.
Menjadi pionirnya ban drag dan pertama yang mengaplikasinya di Indonesia. Sesuai data dan fakta, diklaim sebagai jagonya trek basah !
Brilianya, secara market, kesuksesan tipe terbaru ini bukan hanya diproyeksikan untuk konsumsi kelas-kelas regular yang dilombakan di event drag bike.

Tapi, juga bisa "slip on" untuk kebutuhan seribu umat penggemar kecepatan. Monggo ditebak sendiri !
Untuk melengkapi dan menjawab rasa penasaran, akan performa King Vellox CTX-2 dan King Vellox CTX-5, PT. King Tire Indonesia melalui distributor Kingland Indonesia Timur, kembali mengujinya di kuda besi Team Drag Bike "Brondong Proyek" asal Mojokerto.
Memang rasional, sebab sport 4 tak yang dilengkapi NOS itu, hingga saat ini sukses mempertahankan gelar "terkencang di Indonesia".
King Vellox CTX-2 dan King Vellox CTX-5 ditantang untuk melayani kapasitas mesin 320 cc, hasil kreasi Harsono sang maestro 4 tak low profil asal Mojokerto.

Sesi pengujian di kawasan Puri, Mojokerto kali ini melibatkan rider Adit, lama turun di kelas pemula kepiawaian skillnya setara Novice Pro.
Dan disaksikan langsung oleh Team Promosi PT. Wahana Kreasindo Utama.
Praktis, soal pemakaian ban balap dengan "kondisi" masih baru atau bau toko, tradisi burnout berlangsung untuk pemanasan.

Pemakaian tekanan angin ban depan memakai 22 Psi dan belakang 19 Psi, saat sesi pengujian awal.
Tingginya muntahan power, terbagi HP dan Torsi sport 4 tak 320 cc itu, masih memicu terjadinya spin.
Menjadi hal wajar, sebab Adit mensimulasikanya persis laga di drag bike, termasuk suhu aspal.

Sebab, rentang waktu pengujian identik mempresentasikan, jam-jam produktif event drag bike, yaitu jelang sore hari (Pukul 15.00 - 15.30).
Persiapan sesi kedua, tekanan angin ban belakang disusut hingga 18 Psi dan kembali di burn out. Diimbangi penurunan tekanan angin ban depan 21 Psi.

Mode gaya bawaan lepas start, masih seperti di sesi pengujian awal. Traksi cenderung mulai membaik, otomatis problem spin relatif menurun.
Persiapan sesi ke tiga, ban belakang kembali diburnout. Sembari menunggu suhu ban kembali normal, tekanan angin ban dikurangi hingga 17 Psi.
Untuk memastikan sebagai aktualnya tekanan angin dan bukan tercampur gas panas. Dan ban depan bertahan di 21 Psi.
Pada fase ini, kedigdayaan dan superiornya performa King Vellox CTX-2 dan King Vellox CTX-5, sukses menjawab rasa penasaran Adit, saat berakselerasi.
Kendati, tingginya tensi gaya bawaan Adit, masih tetap bertahan seperti awal.

"Jadi, tetap ada teknis dan tahapan, yang harus dilalui untuk sesi adaptasi, "sebut Tinton Big Boss Brondong Proyek.
Untuk level performa ban racing, King Vellox CTX-2 dan King Vellox CTX-5, saya nyatakan sudah mengena untuk mengakomodir market drag bike.

Ini masih tahap awal, sejatinya banyak opsi untuk sesi adaptasi rider menemukan chemistry dengan traksi, berbanding output performa mesin.
"Skala prioritas, desain, profil, pattern dan kualitas King Vellox CTX-2 dan King Vellox CTX-5, cukup proporsional untuk kebutuhan drag bike hingga kelas FFA 320 cc, seperti kuda besi saya, "tegas Tinton. enea