Setelah sukses dengan korekan F1Z R di era 2000, bergulit ke sport 2 tak rangka standar 155 cc di 2006. Nama Kusmiyanto yang tenar disapa Ciplek, terus melejit di dunia drag bike, hampir di penjuru tanah air.
Hal demikian memang fakta, bahkan diakui oleh petarung 201 meter di Jawa. Dengan populernya Ciplek di drag bike, justru tak membuatnya puas. Ciplek yang sejatinya cerdas dan jeli membaca peluang pasar, kemudian lanjut meluncurkan produk knalpot, dengan nama C-Squad.
Nama Ciplek kembali populer dengan knalpot sport 2 tak rangka standar 155 cc. Sebab, setiap produk knalpotnya memiliki nilai jual, pada desain yang telah terukur, sesuai kebutuhan dan kelas.
“Jadi, tak sebatas menjual aksesories dan kilau steinless saja, ”senyum Ciplek dari basecampnya di Manisrejo 135, RT. 04, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Jogjakarta.
Bahkan, kerapian dan teknik pengelasan home industry yang dirintisnya ini, sukses menjadi magnet classic mania Jogja, dalam restorasi dan replica knalpot.
Untuk yang satu ini Ciplek, lagi-lagi menjadi jagonya. Teknlogi simpel dan sederhana knalpot classic, dirubahnya pada desain, ukuran dan bahan, daleman knalpot.
Praktis request suara dan performa, melebihi ekspektasi customernya. Kerenya, teknik dan hasil pengelasan yang ditangani Ciplek langsung, cukup rapi.
Babet las MIG CO, memang menjadi andalan sekaligus nilai jual C-Squad.
Tak pakai medsos, pesanan membludak. Dari luar pulau juga banyak pemesanya, hingga siap bersedia menjadi retail.
Tapi, sayang Ciplek tak sejalan dengan mode dan pandangan, saat dipacu meningkatkan quantity.
Bukan maksud idealis atau jual mahal. Saya pinginya exclusive, spesial pada produk C-Squad yang masuk di segmen classic.
Sebab, di pasar ini karakter dan life style-nya beda. Pribadinya rata-rata, enggan untuk dikembari. “Jadi, di kelas ini hanya terealisasi request by order, ”tegas Ciplek.
Termasuk fenomena sleep engine dan MX-King yang mulai dominan dijadikan basic FFA. Ciplek tinggal membuka kamus dan catatan lama, yang pernah dibuatnya di tahun 2012.
Tapi, saat itu tak ada istilah sleep engine atau MX King FFA. Tenarnya, biasa disebut dengan kelas bebas tanpa batas. Model kedua knalpot ini, tak banyak revisi dari tahun 12.
Hanya saja beda bahan, memakai full steinless. Sehingga, pengaturan berlangsung di sudut sarangan dan volume silincer, sebagai konsekuensi dari pantulan gas buang saat berhadapan dengan steinless.
Mengingat, pasar sleep engine dan MX-King FFA lagi tumbuh subur. Beberapa customer banyak yang memesan, tapi “non label”.
Saya sih mengerti soal yang satu ini, sebagai kamuflase. “Agar sulit ditebak asal-usul knalpot yang mampu menghantarkan menjadi champion, ”bisik Ciplek.
Dan kabar paling baru, Ciplek lagi mempersiapkan bangunan untuk produk industri kreatif terbarunya.
Yaitu jasa powder coating, sebuah proses merubah profil warna berbagai jenis logam, untuk memperkuat tampilan karateristik bahan material aslinya.
Profil warna tadi, dihasilkan dari serbuk yang direkatkan pada logam, melalui senyawa negatif dan positif.
Nah, teknik dan proses pemanasan untuk meleburkan serbuk ke material logam itu, dinilai Ciplek banyak mempengaruhi finishingnya.
Sebab itu, untuk ruang pemanasnya saya optimalkan, hingga mampu menghasilkan tampilan yang berbeda.
Powder coating menurut saya segmen pasarnya juga luas. Selain, bisa mengakomodir racing, untuk tampilan calter, silinder head, tromol, triple clamp, holder, gacoan drag bike lebih fresh.
Juga keren buat kuda besi yang berparas touring dan modifikasi. Dan satu hal lagi, powder coating ini juga atas request dari classic mania Jogja, saat restorasi.
Untuk mengejar tampilan original, efek powder coating memang luar biasa. Hampir mendekati warna profil logam OEM.
Apalagi, di zona karsidenan plat AB, terbilang cukup langka jasa powder coating. Jadi, menurut pandangan dan kajian saya, pasar ini optimis akan tumbuh subur.
“Selain, roda dua, saya juga telah berimajinasi untuk memasuki pasar roda empat, ”beber Ciplek. teks - foto : enea
C-Squad,
Manisrejo 135, RT. 04, Maguwoharjo,
Depok, Sleman,
Jogjakarta
0815 1334 8004