Boss Mild Coaching Clinic & Simulasi Off Road Roda Dua, Pasuruan : ALTERNATIF FISIK & BIJAK MENGHADAPI PANDEMI

Boss Mild Coaching Clinic & Simulasi Off Road Roda Dua, Pasuruan. Melengkapi alternatif fisik untuk menghadapi Pandemi & masa new normal. Boss Mild Coaching Clinic & Simulasi Off Road Roda Dua, Pasuruan. Melengkapi alternatif fisik untuk menghadapi Pandemi & masa new normal.

Semangat penghobi off road roda dua, memang layak diapresiasi. Tampil bijak menghadapi new normal, melalui alternatif fisik, yaitu off road roda dua. Memang dilematis, antara diam menunggu dan tetap aktif melangsungkan fisik, tapi menjalankan protokol yang telah disosialisasi pemerintah.

Deteksi sensor suhu tubuh. Menjadi hal mutlak sosialisasi protokol pemerintah.

 

Disinfektan spray. Pastikan untuk memutus penularan.

 

Makin spesial, para penghobi off road roda dua, seperti Taslim, Tekik, H. Mas'ad Zakariyah, H. Mustofa, Suryanta, Janal Chunk, Yuyuk, M. Kadafi, Vicky, Eko Budi Sentosa, Ferry Irawan, Dadang, Ansori, Warsito dan masih banyak lagi, kali ini memakai sirkuit Rizqy Motor Boss Mild, Pasuruan, untuk simulasi mengembangkan ilmu dari coaching clinic.

Di sirkuit Rizqy Motor Boss Mild, para penghobi off road roda dua, murni olah fisik. Mengolah otot bahu, pinggang, paha dan pergelangan tangan, seperti yang dilontarkan Tatok penghobi off road roda dua paling jauh from Sumenep.

Penghobi off road roda dua Jatim. Antusias menanggapi penjelasan Ferry Irawan soal teknik naik kuda besi.

 

Tatok nggak rugi datang menempuh 6 jam perjalanan. Tapi, tetap kalah jauh dengan Mr. Han satu-satunya bule penghobi off road roda dua asal Netherland, yang penasaran dengan rasa “kolo pendem” , selain pingin belajar ngegas kuda besi warna orange terbarunya. 

Sebab, ada coaching clinic dan simulasi cara memakai kuda besi off road roda dua yang benar. Wah keren, memang keren, awas diulang lagi ya ! Memang dikemas professional, persis merepresentasikan level dan kredibelitas para penghobinya.

Warsito penghobi off road roda dua asal Surabaya yang berdinas di Polsek Rungkut, cukup antusias menyimak penjelasan yang disampaikan Ferry Irawan, penghobi off road roda dua asal Malang. Ferry kali ini pasang mimik serius.  

Sssst penting nih serius, jangan berisik dulu, ”bisik H. Mas’ad  penghobi off road roda dua dari Sidoarjo, yang pingin mendalami rolling speed saat menusuk berm. Baik Ji !

Bahkan, penghobi off road roda dua, yang sudah mahir tapi kurang dikit, sampai angkat tangan. Iya buat nanya dong ! Suasana jadi lebih hidup, meskipun nggak terdengar ajeb-ajeb. 

Komunikasi. Menjadi hal mutlak untuk memahami & mencari solusi bersama.

 

Memang disini pentingnya komunikasi dua arah, kebanyakan arah entar pusing sampeyan. Jadi saling memahami dan introspeksi, sampai menemukan solasi, eh solusi. Solidnya para penghobi off road roda dua ada disini, saling melengkapi, mengingatkan, bergulir alami, kental beraroma kepedulian dan brotherhood. Bedanya disini gak ada yang gondrong dan pakai jaket Levis.

Definisi brotherhood memang identik jiwa bikers, dengan kuda besi single cylinder, v-twin or in line cylinder berkapasitas 150 cc up. Toh, solidnya sama seperti sampeyan, hanya beda tipe kuda besi ! Kalau mereka ban gundul patern tipis, tapi sampeyan ban pacul.

Warming up. Penghobi off road pada fase pengenalan racing line & kontur tanah sirkuit.

 

Selain coaching clinic, simulasi menunggang badak, eh kuda besi off road juga diterapkan oleh penghobi yang merasa menjadi mentor. Pastinya, pemanasan dulu pengenalan trek dan jenis tanah, sembari menguji traksi tipis-tipis. Satu, dua, tiga, empat keterusan, speed mulai ditambah.

Repot juga, kalau ada yang paling kencang pasti dikejar, buru-buru nempel di belakang, buat curi ilmu. “Tapi, bedakan ya ini bukan emosi, tapi sekedar improvisasi dan menghayati, ”cuap Ansori yang setia dikawal ibu RT.

Mr. Han. Enjoy dengan fisik di off road & cerdas gaya menutup racing line.

 

Tapi, semua paling takut nempel Mr. Han, sebab jerseynya paling lebar. Meskipun Mr. Han tak niat  menutup jalur, otomatis racing line pasti bener-bener ketutup jersey-nya. “Kendati demikian salut dengan Mr. Han, paling setia dengan rekan dan aktif pula, ”puji Tekik yang sempat memberi wejangan dan kali ini menjadi penonton lantaran masih fase recovery cedera kaki.

Beda dengan Suryanta, Janal dan Vicky, ketiganya berusaha memberi warna di lintasan, tapi nggak pakai cat atau kembang api. Saling kejar-kejaran, saling memberi umpan balik. Memancing, membuka racing line dan kejar lagi.

Metodhe sparing. Merangsang improve penghobi off road roda dua.

 

Ya seperti ini namanya simulasi, ada metodhe pembelajaran dan input yang bisa diserap, buat bekal main off road roda dua lain waktu. “Benar toh kalau sudah gerak gini kan badan bugar, keluar keringat, pasti imun terjaga, “lontar Eko Aries Putra.  

Kerenya lagi, semua rekan sudah otomatis dan peduli dengan protokol yang telah disosialisasi pemerintah. Selalu cuci tangan, semprot cairan disinfektan dan selalu pakai masker. Satu lagi juga sudah, yaitu jaga jarak.    teks - foto : rio