Musim penghujan diperkirakan datang pada bulan November. Praktis variabel tantangan yang dihadapi waktu berkendara di musim hujan bertambah lagi, seperti trek yang licin, serta genangan air.
Untuk menanggapi tradisi tahunan ini, layaknya dipersiapkan matang. Agar saat riding tetap aman dan nyaman, meskipun riding di tengah lebatnya hujan. Kali ini, Hari Setiawan Instruktur Safety Riding MPM Honda, berbagi tips, untuk menyiasatinya.
1. Untuk Riding Gear, seperti helm, sarung tangan, masker, sepatu karet dan jas hujan. Spesial untuk jas hujan pilih model baju dan celana, agar lebih nyaman berkendara. Dengan asumsi pilih jas hujan bermerk, untuk memastikan antara ukuran baju dan celana, sama-sama besar sesuai kebutuhan.
Biasakan untuk mengeringkan jas hujan dan selalu simpan di dalam bagasi, agar tidak ketinggalan. Soal simpan menyimpan, produk Honda rata-rata telah memiliki bagasi luas, seperti Honda Vario, Honda PCX dan Honda ADV 150.
Perlengkapan fitur yang praktis dan nyaman ini, yang pastinya menjadi nilai jual motor - matic Honda.
2. Cek secara berkala kondisi kendaraan yang akan kita pakai seperti ban. Segera ganti ban yang patern-nya mulai gundul atau patern masih tebal tapi sudah mengeras. Agar pada waktu melewati jalan licin, compound dan traksi tetap optimal melayani kondisi trek basah.
Bagi konsumem Honda yang tidak mempunyai waktu untuk perawatan motornya, AHASS mempunyai program layanan service jemput dan home service.
3. Hindari pengereman mendadak. Untuk itu selalu jaga jarak aman dengan kendaraan di depan. Pastikan fokus pandangan mata, bisa mengakomodasikan ke subyek lebih jelas. Maka, biasakan memoles kaca helm dengan cairan pengkilap anti timbunan air.
4. Pastikan keseluruhan penerangan, dari head lamp, stop lamp, sein, berfungsi normal, termasuk klakson. Bagi pengguna kaca atau bolamp - LED yang warnanya selaras dengan air hujan, lebih baik ganti warna nyala dan kontras dengan warna hujan.
Agar tetap informatif, bagi pengendara di belakang atau di depan, saat hujan lebat.
5. Saat melintasi rel kereta api, jangan sekali-kali melewatinya dengan cara “menumis”. Mengingat, gaya ini berpotensi menimbulkan roda depan belakang “ngerel” atau selip mengikuti rel.
Paling benar, saat melewati rel iris model “keju”. Simetris dan tegak lurus, denganporsi power mesin cenderung di RPM rendah.
Memang mode mengiris model keju ini, butuh racing line lebih lebar. Sehingga, pastikan speling dengan pengendara di belakang tetap aman jaraknya.
6. Tingkatkan kewaspadaan saat berkendara. Banyak ragam sikap yang bisa diterapkan dan dijadikan sebagai persiapanya. Mengingat, ketika hujan deras visibilitas pengendara dominan menurun.
Sikap posisi standby tangan dan kaki untuk menghadapi pengereman, pastikan terjaga dengan baik. Selain menjaga jarak dengan pengendara di depan, pastikan jarak dengan pengendara yang ada di samping cukup ideal.
Tahan dan hindari menyalip dari bahu jalan. Sebab, dengan genangan air, kondisi asli bahu jalan jadi sulit terdeteksi atau terlihat. Bisa saja berubah jadi lumpur yang licin atau malah berlubang dalam. Sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan.
7. Hindari banjir, lebih baik berhenti untuk berteduh agar terhindar dari kecelakaan yang diakibatkan oleh alam dan lingkungan. Tapi, ketika harus dituntut karena urgent dan menerjang banjir, bisa memakai parameter tinggi as roda untuk matic dan bebek.
Sebab, ketika genangan banjir di bawah tinggi as roda, posisi busi dipastikan aman dari banjir.
Dan tak kalah pentingnya pastikan kondisi kesehatan kita fit sebelum berkendara. “Dasar itu, saat musim hujan, pastikan selalu membawa sepatu karet atau sandal gunung dan membawa pakaian tambahan, untuk jaga-jaga saat lebatnya hujan menembus sampai pakaian, ”ingat Hari. teks - foto : rio/mpm