Memang layak untuk mengenang historynya. Ihwal dari tingginya penetrasi pasar bebek 2 tak di era milenium, memacu para importir dan APM, berebut pasar.
Hingga menjurus hadirnya beberapa produk unggulan berlabel CBU ke tanah air.
Bahkan, latar belakang sengitnya kompetisi road race kelas underbone 2 tak s/d 116 cc, disebut-sebut menjadi stimulusnya.
Setelah memasukan RG Sport 110 cc, kembaran Suzuki Satria 120R, untuk mematahkan pertahanan F1Z R Inter Briu Racing Team yang diarsiteki Kerry Hutama.
Honda Tena atas nama Star Motor, saat itu pula, ikut di pusaran sengitnya kompetisi, dengan back up almarhum Beny Djatiutomo.
Bergulir ke pentas Asia Pasific, giliran Yamaha 125 Z menjadi pamungkasnya.
Bahkan, Suzuki dibawa komando almarhum Michael Iskandar yang beken disapa Om Chia, melayaninya dengan meluncurkan dua gacoan langsung.
Yaitu RK Cool 110 dan Suzuki Satria 120 LSCM versi Malaysia, seperti yang kini menjadi koleksi H. Ony saudagar pemilik resto iconic Sidoarjo yang tenar dengan nama "Ikan Bakar CJDW".
Performa dan kedigdayaan Suzuki Satria 120 LSCM saat itu, yang menjadi idola H. Ony kala masih berseragam putih biru.
"Bisa jadi sebuah dream bike bagi saya, siluet rampingnya bodi, melesat di straight, seolah performanya tak terbantahkan, "kenang H. Ony.
Untuk memburu unitnya, juga butuh kesabaran. Dapat unit, kondisi sudah tak orsi.
Dapat orsi, tapi surat tak jelas. Penantian panjang hampir 2 tahun itu, akhirnya mendapat hikmah.
Saat dapatnya, kondisi keseluruhan option part bodi masih OEM, rangka dan dan mesin normal, tapi tetap butuh repair.
Proses restorasinya memanfaatkan jasa painting, sesuai tampilan duo tone kuning berkombinasi putih.
Untuk menyajikan warna sesuai OEM, warna kuning-nya diadon detail.
Untuk warna putihnya sepintas mirip white champion Honda Civic FD.
Kerenya, guna mendongkrak performa sporty-nya, aksen karbon diadopsi pada panel jeruk, dari panel back head sampai penutup center bone.
Detail bagian rangka, juga mengalami repaint, untuk memastikan tak sampai timbul karat.
Spesial proses pengecatan, H. Ony mendaulat BB Garage, Sidoarjo, yang tak lain teman sebayanya.
Otomatis paham detail soal, grade atau level pemakaian option part saat proses restorasi.
Termasuk bahan cat yang dipakai, keseluruhan total dari Blinken.
Masih di tahap tampilan bodi, finishingnya giliran striping OEM diburu via on line dari gerai aksesories di Malaysia.
"Sebab, melalaui off line, hampir seluruh kolega saya di Jawa, tak ada yang punya, "sebut H. Ony yang lebih sering stay di Perum Gading Fajar II Blok D3 No 9-10, Sidoarjo itu.
Bahkan, untuk memastikan tingkat bright dan kontrasnya striping tetap terjaga, turut dilaminasi dengan pernis, hampir 3 lapis.
Di sektor ini, bentuk dan dimensi jok didesain ulang. Baik dari sisi slim, maupun tingkat kekenyalanya.
Giliran pada detailing option part, kembali mengalami revisi.
Seperti baut calter, foot step, boncenger dan komponen lain, dipinang dari brand King Nut spesial untuk Satria 120.
"Harganya, setara dengan baut Pro Bolt original, "senyum H. Ony yang menyematkan velg V-Rossi dipadu Pirelli Diablo Rosso.
Demikian pada penjinak laju, cakram belakang OEM, bagian depan berganti PSM.
Bersanding caliper yang dikanibal dari RCB, lengkap selang remnya.
Pada kompartemen dashboard, seluruh fungsi dibuat normal, terhitung sektor penerangan.
Dari indikator fuel meter, sein, lampu jauh, speedometernya, berikut holder kanan kirinya.
paling berkelas, lantaran dipicu master rem lengkap dengan tuasnya dari Nissin Samurai ex big bike.
"Praktis, untuk penyerasian dimensi dan kontur tuas koplingnya, paling pas milik Kawasaki Z800, "ulas H. Ony yang lagi mengorder knalpot Python YY Pang.
Dan sebagai bentuk apresiasi di masa kejayaan, urusan dapur pacu kembali direfresh.
Melalui pemakaian blok silinder Moto 1, lengkap dengan piston 58 mm, yang diback up 2 lapis ring kompresi.
Demikian bearing as kruk, berganti high speed, yang diklaim mampu melayani limit hingga 12.000 RPM.
"Jadi, kalau mereviewnya bearing as kruk ini dahulunya, untuk mengimbangi saat CDI memakai Kokusan Denki atau Natsume bawaan RM 85, "jelas H. Ony.
Bahkan, bearing counter shaft dan pinion tumpuan gigi rasio, turut direpair.
Hingga merujuk pada penggantian reed valve Suzuki RG R150, yang dimensinya hampir sama.
Serta replacement kampas kopling dari RM 85, berikut karbu KRR 150.
Over all soal bajet restorasi, hampir setara membangun underbone 2 tak yang dipakai laga road race.
"Bagi saya bajet bukan menjadi masalah, terpenting kepuasan mas, yang menurut saya sulit tergantikan dengan apapun, "pungkas family man yang juga penghobi burung kicauan dan motocross itu. enea