Kalau sport 4 tak tenar disebut dengan herex, sekarang ada wabah baru mulai mengemuka, yaitu Matic Extreme Performa (MEP). Hampir mirip dengan herex, tapi para pelaku MEP, hanya sebatas happy n fun. Indikasi kuat industri kreatif otomotif kembali tumbuh subur usai pandemi.
Dengan jarak hasil kesepakatan bersama, asal safety dan ideal buat titik pengereman. Fenomena milenial ini mirip dengan preview, fantasi penggila MEP untuk menyongsong kompetisi resmi.
Kemungkinan, kalau ada event resmi drag bike, komunitas MEP akan minta dan membuka kelas sendiri.
“Sebab, konsep dan mode kompetisinya, dipacu oleh pemiliknya sendiri dan bukan rider yang mengantongi KIS maupun KTA, ”analisa Swega CEO RAT Motorsport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo.
Cikal bakalnya dari komunitas matic di kota besar, seperti Surabaya. Performa touring yang menjadi menu wajib riders dalam komunitas, bergulir naik level fokus ke up grade performa.
Kerenya, basic matic yang diaplikasi dominan premium, dari brand mopang sampai matic dari negeri pizza.
Bicara soal brand matic yang dijadikan basic MEP, Amin mekanik RAT Motorsport, mulai menemukan perbedaan mendasar desain porting matic asal negeri Pizza, seperti Sprint 150.
Amin dipercaya oleh salah satu mania MEP, untuk up grade performa Sprint 150. Opsi dongkrak kapasitas mesin berlangsung jeli dan matang. Melalui aplikasi piston 72 mm dan geser big end hingga nilai stroke menjadi 69 mm.
Secara komposisi up grade performa, pastinya silinder head lengkap dengan pirantinya, ikut dirombak. Seperti pemakaian 2 katup in, ukuran OEM 20 mm dijadikan 23 mm.
Dan katup ex standar 22 mm dibesarkan 29 mm. Berlanjut penggantian seteng dan bushing jenis albronz, yang dinilai licin dan tepat sebagai item penunjang up grade performa MEP.
Saat dihadapkan desain porting, prosesnya cukup rumit. Tak bisa sekali kerja. Terutama saat meremer lubang buang yang dijadikan 26 mm, dindingnya relatif tipis, saat porting ex dibentuk simetris.
Satu hal lagi, bibir lubang buang yang nyambung bushing leher knalpot, bentuknya patah dan bersudut. “Idealnya, harus dicor las diral atau menambah adaptor, untuk merubah kontur lubang buang lebih landai, ”saran Amin.
Kalau desain intake bentuk oval atau angka 8. Daging diral relatif tebal, sehingga memungkinkan saat diremer dengan panjang 36 mm dan lebar 26 mm. Untuk perangkat lain, seperti throttle body ikut diremer, berikut penggantian butterfly.
Untuk ECM, kita masih inden yang kompartible untuk unit mesin dan pengapian Sprint 150. “Saya pastikan, power dan torsi Sprint 150 ini, menjadi yang terkencang di kelasnya, untuk laga MEP, ”semangat Amin. teks - foto : rio