Aksi rear wheel steering rider nasional, kembali ditantang kepiawaianya di sirkuit Karangpilang, Surabaya, dalam event Rabbani Shila #57 Supermoto 2020. Fix digelar selama 2 hari, 7-8 November 2020. Sebagai rangkaian kegiatan otomotif segmen kompetisi roda dua, menghadapi era baru transisi usai pandemi.
Menjadi hal mutlak, ketika protokol kesehatan diterapkan kepada peserta, terbagi rider, tuner dan manager. Pengecekan suhu tubuh, cuci tangan sebelum masuk lokasi, selalu pakai masker dan jaga jarak.
“Praktis konsep kejuaraan di masa transisi seperti ini, kita sepakat tidak memakai penonton, ”jelas Bayu dari Rash Organizer penyelenggara, merangkap sponsor yang identik dengan nama Shila #57.
Tapi, dari sisi keprofesionalan tegas kita sosialisasi. Sebab, dengan rentang waktu 2 hari, ada skema adaptasi dan pemanasan, QTT mencari grid position dan race.
Perlu dicatat, event supermoto ini juga atas aspirasi banyak pihak, pelaku otomotif dan industry kreatif, agar bisa kembali menjalankan sistem perekonomian.
Proses perjalanan membangun satu kuda besi, mungkin bisa menghidupi 18 kepala keluarga. Masih ngeyel, monggo dihitung !
Bengkel las, bengkel knalpot, workshop bubut, bengkel cap racing, MX Shop, lapak seting velg-jeruji, lapak bekled jok, rumah cutting sticker dan toko baut-mur.
Anggap saja didalam industry kreatif yang disebutkan diatas tenaga produktifnya ada 2, owner atau bos tak perlu dihitung. Mereka juga membutuhkan, pulang bawa rezeki buat menjalani kehidupan.
Dari simpati dan tinjauan mendasar seperti ini, kita berusaha menanggapinya bijak, dalam sebuah event. “Prinsipnya kembali menggairahkan event otomotif, sesuai dengan aturan dan syarat yang benar-benar prosedur, ”tegas Bayu.
Pemprov IMI Jatim sebagai payung otomotif Jawa Timur, sudah kita konfirmasi dalam pengajuan surat ijin. Dan surat rekomendasi telah diterbitkan, oleh jajaran Pemprov IMI Jatim.
Juga sudah ada pembicaraan dengan berbagai pihak terkait, sehubungan perizinan, agar tetap kondusif, melalui aturan dan syarat yang disepakati.
Istilahnya di supermoto mendatang ini, misalkan yang diperbolehkan masuk di zona sirkuit hanya ridernya saja, itu sebuah kebanggan bagi kita. “Dengan asumsi, kesepakatan tadi rasional dan logis, ”papar Bayu.
Baik ya, artinya segala sesuatu tentang perijinan sudah sah, melalui prosedur dan telah disepakati. Sekarang, bergeser ke topik sirkuit.
Hasil pengukuran panjang produktif lokasi sirkuit, terbagi 170 meter dan lebar 90 meter. Ilustrasinya, lahan yang tersedia model lapang dan flat, seperti pelataran parkir stadion Kanjuruhan, Kepanjen.
Layout sirkuit obyektif, sesuai input dan perkembangan supermoto terkini. Sehingga lebih berdasar data dari berbagai input beragam kompetisi supermoto yang telah berjalan.
Mengingat di dalam event ini cukup banyak element, pelaku supermoto aktif juga kawak di otomotif, yang menginginkan segera menghendaki terjadinya perubahan.
Kalaupun diperbolehkan, syarat dan aturanya apa saja. “Kalau dinilai melanggar karena apa, agar segera kita bisa mencari solusi yang aspiratif dan bijak, untuk kemajuan supermoto di Indonesia, ”lontar H. Agus Tole dari Rabbandi Javamuda Group, sponsor event kali ini.
Dari hasil konsolidasi bersama rider supermoto, yang pekan silam berlaga di Jawa Barat, sepakat untuk layout mengaplikasi medium teknikal. Mengalir dan titik pengereman tak terlalu mati.
Pertimbanganya, sebagai event perdana, yang sejatinya hanya dipakai untuk pemanasan dan pemantapan. Usai tertundanya jadwal balap, ya bisa dibilang cukup lama, hampir 6 bulan.
“Kalau sampai menjurus ke tensi kompetisi, saya nilai masih belum, ”kata H. Agus memberikan pengertian. Puji syukur dan alhamdulilah, kolega dan rekan supermoto di Jawa Barat, juga menanggapi antusias event ini.
Mengingat, pelaku supermoto di Jawa Timur sendiri aktif, melancong ke sana. “Ibaratnya ini sebuah bentuk apresiasi dan selalu menjaga silaturahmi, ”kompak Bayu dan H. Agus.
Untuk Racing Comite menunjuk Ocean Enterprise. Sudah saatnya yang muda yang berkarya dan berkreasi, secara energy dan kemampuan intelegensinya pasti tinggi dong.
“Sehingga, lebih sensitif merespon, dengan output sebuah perubahan yang lebih baik, ”sapa H. Frangky Laurent yang dulu namanya dipoplerkan sirkuit motocross Gunung Bajul, Karangpilang, era 94 saat menitih karier di motocross.
Faktor safety rider menjadi prioritas, tetap diberlakukan pemakaian barricade dan pagar BRC pembatasnya, berikut dilengkapi ban dan karung sekam sebagai pengaman.
Semoga saja perjalanan event ini bisa menggugah kita semua, selalu berpikir positif, untuk kembali berkarya, melalui aturan, syarat dan prosedur yang disahkan dan disepakati bersama. “Apapun konsekuensinya, mari dibicarakan dengan bijak, ”wejang H. Frangky. teks - foto : collins