Menjadi bagian laga bergengsi, usai kelas KMI yang dihelat mempertemukan beberapa komunitas motocross asal DKI, Jabar, Jateng, DIY dan Jatim.
Teknis dan skema kejuaraan di setiap provinsi yang dipastikan menjadi muaranya, hingga berpengaruh terhadap terbentuknya kapasitas skill masing-masing crosser.
Dari situ pula gaya, ciri khas dan karakter bermain setiap daerah, tersaji dan diuji kedigdayaanya.
Petarung Onesixeight Motocross Team, Mevans Sanggramawijaya kembali menunjukan gaya bermain berkelasnya.
Sekaligus mengunci gelar sebagai The King Of Mud Race di sepanjang musim kompetisi motocross 2021.
Kendati kondisi trek cukup berat, tapi sejak free practice di hari sabtu, Mevans optimis mampu menguasai jalanya lomba.
Materi seluruh handicap sirkuit Wijaya Kusuma, Cikembulan, hampir dikuasai Mevans.
Tantangan terberatnya tinggal mengadu fisik, teknik mengumpan power dan menjaga handling pertahankan kestabilan.
Dan fase terbeberat itu telah dilalui oleh sang Pangeran, saat berlaga di Powertrack 2021, seri 1 dan 2, di sirkuit yang sama, yaitu Banjar Patroman.
Prediksi demikian makin erat terkorelasi dengan berbagai persiapan matang, yang telah diterapkan jajaran divisi teknik dan pit crew Onesixeight Motocross Team.
Dari penggantian tapak kaki tipe terbaru, suspensi depan belakang terbaik di kelasnya, hingga remap ECU GET yang spesial difokuskan menunjang durability mesin.
Praktis, dari persiapan kuda besi dan pembekalan skill dalam kondisi terbaik, kans Mevans menjadi jawara kembali terbuka lebar.
Tapi, sayang di perjalanan Moto 1, kurang berjalan mulus. Sebab, aksi seru di R1 sejak lepas start, tensi kompetisi bergulir memanas.
Bengisnya performa gigi 2, 3 dan 4, dipadu licinya kondisi trek, terus memicu tercptanya aksi rear wheel steering.
"Kalau terlalu over pastinya, bikin gedubrak, nah muasal problem ada disini, "sebut Mevans yang memilih bermain safety.
Alasan Mevans tak mengikut pusaran arus di R1 memang rasional. Pasalnya masih banyak handicap, yang berpotensi menjadi ruang mengovertake.
Tapi, saya akui, bisa lebih awal lolos di R1, memang menjadi point krusial sejak awal-awal lap, untuk mengamankan posisi depan.
Usai berjalanya Moto 1, cukup memberi bekal input dan evaluasi divisi teknik dan pit crew buat ganti final gear lebih ringan.
Dengan harapan masuk R1 bisa menghela gigi 5, dengan perolehan speed lebih meningkat.
Hasil evaluasi ini tercatat memang presisi, sesuai keinginan sang Panggeran.
Sontak selepas grid baricade turun, pacuan Mevans mimpin di depan. Di perjalanan Moto 2, giliran Mevans yang mengancam.
Dari perubahan final gear ringan ini, Mevans lebih dominan memakai perbandingan gigi transmisi perbandingan rendah.
Agresifnya nilai HP dan torsi otomatis tereduksi lebih terukur. Problem roda belakang spin yang berujung melintir, hampir tak pernah terjadi.
Akurasi power to speed jadi lebih baik, ditambah pemilihan racing line yang aman, terus menghantar Mevans posisi terdepan.
Bahkan, hampir meninggalkan rivalnya di seperempat panjang total lintasan. Secara resmi dan sah, gelar The King Of Mud Race, makin kuat disandang oleh pria yang hingga saat ini lebih enjoy, menikmati kesendirianya itu. skg/foto : NPJ