Terong Balap Racing Team, Kaltim : DOBRAK PODIUM FINAL MOTOPRIX 2025 REGION III, INI STRATEGI YANG DIADOPSI !

Terong Balap Racing Team, kembali menunjukan taringnya ! Bahkan, banyak yang menyebutnya Team Kuda Hitam, tak diprediksi tapi mendominasi !

Sontak, Racing Team milik Boss Hendra C Putra sukses menarik perhatian public racing, saat perhelatan bergengsi Final Motoprix 2025 Region III, di sirkuit Tanah Paser, Grogot, Kaltim.

Latar itu, Boss Hendra sampai bela-belain terbangkan Tomi Salim dan Rian Unyil dari Jawa, didaulat sebagai pilot jet tempur "Terong Balap Racing Team".

Komplit dengan Divisi Teknik yang digawangi oleh Donny Bule begawan DS111, Probolinggo.

Di laga dengan cuaca kurang bersahabat ini, Tomi Salim menjadi bintang sirkuit, oleh aksi gaya balap berkelasnya, juga dikenal konsisten menjaga intonasi RPM dan speed.

Rider yang sempat menembus racing kompetisi hingga skala Asia itu, mampu mendobrak di peringkat ke-3 saat QTT di kelas Bebek 2 tak 125 Open, kendati kubikasi mesin hanya mengadopsi 116 cc.

Sejak awal banyak yang menuding kuda besi hasil kreasi Donny Bule itu menjadi ancaman serius, setiap kali tampil di region III.

Menurut Tomi Salim, sirkuit Tanah Paser, mesti jeli kontrol RPM, handicapnya nanggung antara gasingan tengah dan top speed.

"Karena skill dan jam terbang, Tomi Salim jadi singkat mencari chemistry dengan korekan dan modifikasi suspensi kuda besi.

Saya salut, Tomi Salim juga singkat beradaptasi dengan layout dan handicap sirkuit.

Tampak begitu ringan menghadapi rivalnya, hingga mampu fight di koloni depan, "puji Boss Hendra dengan basecampnya di Jemparing, Paser Kalimantan Timur itu.

Sedang Rian Unyil yang bertempur di kelas Bebek 2 tak 116 Novice, lagi-lagi memancing perhatian public racing Kaltim.

Di kelas yang didominasi oleh rider-rider potensial Region III itu, Rian Unyil memberi kado terindah ke Boss Hendra, usai mengoverlap rival beratnya dan menyandang gelar champions !

Sementara saat Rian Unyil berlaga di kelas Bebek 2 Tak 125 Novice, performa kuda besi racing team yang berlaga tampak berimbang.

Ironisnya, tak bermaksud besar kepala, di kelas ini Rian Unyil memacu F1Z R 116 cc.

"Psikis dan mental dominan jadi taruhan, sehubungan tensi kompetisi yang memanas.

Pantas disebut perang urat saraf, "nilai Boss Hendra yang dikenal giat dalam aksi sosial itu.

Rian Unyil dengan bekal jam terbangnya, terus mencari peluang senyap tapi mematikan, demi menjaga gengsi dan reputasi Terong Balap Racing Team.

Siasat klasik, late braking dan bermain tipis di racing line rival, sembari kontrol power paling produktif dikonversi ke speed, jadi strategi Rian Unyil.

Dari kejelian dan kesabaran memonitor tradisi gaya bermain rivalnya, Rian Unyil lantas sukses merebut podium ke-2.

"Layout dan handicap sirkuit Tanah Paser, Kaltim memang istimewa untuk kebutuhan mengatrol teknik dan skill rider Novice.

Memang kalau kurang jeli, rider banyak kejebak over power, sebagai pemicu performa mesin drop.

Di satu sisi saat improve menjaga durability mesin, sebelum top speed sudah disambut fast corner, "nilai Donny Bule yang telah lama menganalisa point ini.

Donny Bule di laga bertabur rider bintang Region III ini, juga dipercaya mendevelopment Bebek 4 Tak 130 cc berbasic Jupiter.

Sementara kuda besi Terong Balap Racing Team yang bertempur di kelas MP1 dan MP2, Boss Hendra percayakan pada workshop My Racing, Samarinda.

Workshop racing ini, juga dikenal paling produktif merilis kuda besi MP1 dan MP2, di Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Kabarnya, performa mesin-nya juga 11-12 jika dibandingkan dengan kuda besi MP1 dan MP2 hasil garapan engine builder Jawa.

Faktanya, dikelas MP2 yang setia dibela Tomi Salim saat memasuki Race ke-2, mampu menerobos di barisan terdepan, hingga racing flag finish dikibarkan.

Maka, sangat rasional jika Boss Hendra hingga memasuki di sesi Final Motoprix 2025 Region III ini, tetap setia mendaulat My Racing.    skg/foto : DS111