Daya pikat herex memang luar biasa. Hingga penggemar supermoto, terangsang dan ikut bertransfromasi ke herex. Namanya jadi “Supermoto Herex”, dipastikan menjadi trendsetter baru di akhir tahun 2020. Misal, di perjalananya bisa memenuhi quota di atas 15 starter saja, pasti akan dibuka kelas di event drag bike resmi. Itu pasti !
Keduanya memiliki DNA sama, mengejar peak power dan top speed. “Tarjetnya cukup nempel herex, kalau bisa ninggal, ”bisik Febrin Satria ownernya.
Remaja milenial yang lagi memadu kasih dengan bunga nama samaran itu, sengaja menyajikan trend baru di zona Belang Tengah, Mojosari.
Supermoto herex dan Febrin memang nyambung, performa speed sadis tapi juga stylish. Dengan tapak kaki yang masih ideal dan safety buat top speed.
“Selebihnya, saya masih bisa bermain fitur aksesories modifikasi, selain up grade performa mesin, ”papar Febrin yang mengganti setang kemudi aftermarket lebih rendah. Point ini yang menurut Febrin, menjadi ciri khas supermoto herex.
Urusan dongkrak performa mesin, Febrin yang juga atlit Voli itu, mendaulat Rudi punggawa workshop D"Mith Racing Project di Porong, tepatnya belakang pasar Porong.
Spesifikasi dan option part yang diadopsi berkelas. Menganut tipikal over square, yang diindikasi paling banyak berpengaruh ke akumulasi HP dan torsi mesin.
Dengan komposisi piston 76 mm dan stroke 62 mm, dihantar conrod LHK Mio dengan panjang 95 mm ketika dihitung antar pin. Ukuran pin kecil 15 mm dan besar 28 mm.
Makin panjangnya conrod, pengaruh dari perubahan rod angularity jadi semakin baik.
Friksi lebih minim, tekanan conrod terhadap piston dan liner, lebih terduksi. “Pengaruhnya memang dahsyat di pengingkatan nilai HP, ”puji Febrin.
Itupun masih ada inovasi baru yang disajikan Rudi. Yaitu menggeser posisi big end berlawanan arah jarum jam di 5 derajat.
“Kayuhan torsi jadi lebih awal, konversi ke pemakaian, semburan speed dan torsi lebih in line, ”yakin Rudi yang masih mempertahankan crankshaft CRF 150L itu.
Dari hasil uji dynotest di RAT Motorsport, Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo, torsi maksimal mampu menyentuh angka 34,4 Nm di 8000 RPM. Dengan suport power maksimal di 44 HP, saat berada di 9700 RPM.
“Persis dengan prediksi sejak awal, torsi dan HP produktif mengalami peningkatan, ”bangga Rudi.
Bergeser ke kompartemen silinder head, memakai produk BRT, berikut camshaft BRT tipe R6, dengan durasi 274 derajat (in) dan 272 derajat (ex).
Dari hasil tinjauan dan kalkulasi kebutuhan mesin, ukuran katup memakai 39 mm (in) dan 34 mm (ex) produk dari BRT. Sebagai penghantarnya intake diremer hingga 35 mm dan exhaust 33 mm.
Makin spesial throttle body dipinang dari BRT, dilengkapi dua injector, primary dan secondary. Untuk meratakan power gigi 1 sampai 5, AFR diseting 12,5 : 1, melalui program ECU BRT Juken 5 Turbo.
“Campuran bahan bakar dan udara yang lebih pekat ini, juga disepkati dari tinjauan perbandingan kompresi yang mengaplikasi 12,4 : 1, ”jelas Rudi yang mencangkok knalpot DOS itu.
Dengan spesifikasi leher 38 mm dan bafel 55 mm, serta diameter sarangan yang dinilai proporsional untuk kebutuhan top speed. Itu lantaran, spesial pada knalpot, spesial request dari Jogja.
Hasil up grade performa sejauh ini, tinggal mencari setingan final gear yang pas, sesuai kebutuhan Febrin. Tapi, saat diuji coba memakai 16-44, justru tipikal special engine-nya nyalak.
Dan pencapaian peak power dan power band, terlampau singkat. "Tetap ada sesi seting speed lebih lanjut, tapi masih menunggu input dari Febrin sehubungan dengan kebutuhanya, ”urai Rudi. teks - foto : rio
Workshop
Rudi D"Mith Racing Project, Porong
081 290 700 403