Andre Kiwil ownernya memang nyentrik. Meskipun pacuan daily use dipakai pergi beraktifitas di salah satu bank swasta di Surabaya, tapi soal perfroma mesin tak mau yang biasa-biasa.
Memang berat berpaling dari street performa, sebagai hobi lama Andre, juga ex penyuka top speed.
“Apalagi sekarang tenar eranya Herex, buat menjawabnya saja, misal kebetulan berada di satu jalur, ”lontar Andre.
Andre bisa dibilang konsisten di jalur street performa. Alasan itu pula Rudi tuner D”mith Racing Project di kawasan Pasar Porong, Sidoarjo, lagi-lagi direpoti, untuk up grade performa mesin Satria F 150 versi karbu milik Andre.

Kapasitas mesin kali ini didongkrak hingga menembus 245 cc, melalui pemakaian piston LHK 72 mm dan stroke 60 mm.
Hingga blok silinder bawah mesti ditambah paking 3 mm. “Sebagai konsekuensi, agar crown piston tetap pada kondisi aslinya dan tak sampai dibubut, ”terang Rudi.

Untuk kontur as kruk, mengalami perubahan total. Rongga tengah dan tepi as kruk dibabet las listrik, untuk menambah bobot as kruk mengimbangi lonjakan kapasitas mesin.
Makin spesial, posisi big end pada modifikasi as kruk kali ini, digeser maju 3 derajat searah jarum jam. Dinilai sebagai titik sentral bobot as kruk yang mampu meminimalisir daya dorong piston dan conrod.
“Sehingga erat terkorelasi dengan pengaruh akselerasi dan kemampuan di gasingan tengah atas, ”jelas Andre yang memuluskan dengan pemakaian gigi rasio Suzuki FXR 150 itu.

Sebagai pendukungnya, piranti kampas kopling berganti RG R150, berikut plat kopling TS 125 dan pegas kopling JFK.
Suplai gas segar, dilayani PWK Air Strike 35 mm, diteruskan porting polish, 33 mm pada intake dan exhaust 30 mm. Angka porting demikian ini juga mengacu pada ukuran katup, yang mengadopsi 25 mm (in) dan 22 mm (ex).

Diback up noken as modifikasi, dengan lift noken as 8,4 mm (in) dan 8,2 mm (ex).
“Siklus isap kompresi usaha dan buang jadi lebih tertib, demikian akumulasi power kian padat, untuk menghela 245 cc, ”yakin Rudi.

Tapi, soal pemakaian knalpot, tak cuman fokus pada oleh power produktif. Proses melepas panas mesin juga dijadikan pertimbangan Rudi.
Leher knalpot dengan konfigurasi 35 mm – 38 mm dan sarangan 51 cm, yang terbungkus silincer DBS diadopsi. teks - foto : enea