Ricky dari Ricky Jaya Motor di kawasan Dukuh Kupang, Surabaya belakangan ini justru sering memodifikasi sport 4 tak retro menu touring. Dilatar belakangi lantaran kurang jelasnya jadwal event drag bike, hingga akan memasuki tengah tahun 2021.
Berlangsung, tak hanya merombak tampilan saja. Seperti penggantian tangki CB Glatik, cover aki, jok, head lamp, stop lamp, swing arm Kaze, tromol Tiger dan spatbor depan belakang aftermarket.
Tapi, sektor mesin justru yang menjadi prioritas Ricky. Gaya pengerjaan Standar Operational Procedure (SOP) racing itu pula, yang membuat workshop Ricky, terus dijadikan rujukan penggemar sport 4 tak touring.
Termasuk proyek Honda Mega Pro miliknya, yang kali ini mengadopsi as kruk Mega Pro modif, dengan pencapaian stroke 70 mm.
Serta pemakaian piston Tiger aftermarket ukuran 66 mm. Tipikal mesin demikian kental, disajikan untuk menu touring.
Sebab, dengan long stroke mekanis mesin jadi makin efisien. “Dengan begitu durability piston, bisa dipertahankan lebih lama, ”kata Ricky yang mengkanibal gigi rasio standar Tiger.
Makin rasional, ketika Ricky turut menambahkan oil cooler Satria F, untuk menstabilkan suhu oli mesin.
Lebih lanjut, silinder head dipinjam dari Tiger, diback up katup 33 mm (in) dan 29 mm (ex).
Piranti camshaft juga diproyeksikan untuk meminimalisir gesekan. Melalui pemakaian rocker arm roller, berdurasi 275 derajat, dengan lift camshaft 8,8 mm.
Otomatis, suplai gas segar wajib meningkat. Bahkan, konsekuensi pemakaian Karbu PE 28 mm dari Ride It, diterapkan Ricky sebagai solusinya.
Final setingnya, CDI dipinang dari Shogun 110 dan fulser Tiger. “Berikut penggantian aki aftermarket, sebagai pendukungnya, ”tunjuk Ricky yang percayakan pada knalpot GL Series bobokan untuk mendongkrak akselerasi. teks - foto : skg