Raditya Crosser 65 cc - Rizqy Motor Boss Mild Tembakau Balap MX GTX Team, Pasuruan : PETARUNG SEJATI, SUKSES MELAYANI PUSARAN AKSI CROSSER 85 CC

Special event Fun Games Executive Jatim MX seri Pacitan, pekan silam menyisahkan banyak kisah dan cerita seru.

Apalagi saat mengamati perjalanan kompetisi 85 cc, atraktif bercampur mencekam.

Pasalnya, kompetisi yang sejatinya mengadu kepiawaian skill crosser bintang 85 cc itu, harus terganjal oleh crosser-crossser 65 cc.

Dicampurnya crosser 85 cc dengan 65 cc ini, lantaran dipicu oleh minimnya quota crosser 65 cc.

Telah menjadi kesepakatan bersama, antara pihak pengelola Fun Games Executive Jatim MX seri Pacitan dan peserta, dalam hal ini team-team motocross yang berlaga.  

Dan secara resmi mengesahkanya antara kedua belah pihak !

Tapi, di perjalananya skema kompetisi ini, yang justru sukses menghadirkan fenomena begitu pesatnya perkembangan crosser 65 cc.

Perbedaan usia dan jam terbang antar crosser 85 cc dan 65 cc, tak lagi menjadi pengaruh kualitas pertarungan.

Raditya crosser 65 cc yang membela Rizqy Motor Boss Mild Tembakau Balap MX GTX Team, Pasuruan, sukses bertempur dengan crosser-crosser 85 cc.

Melalui adopsi serangkaian aksi dan gaya balapnya selama digembleng H. Mahmud, putra dari H. Adi Lukito pengusaha tembakau tenar itu, mampu menunjukan aksi brilianya.

Dari permainan racing line, teknik singkat menebas u-turn, hingga cara menyelesaikan handicap dengan mulus.

Di kompetisi kali ini, Raditya bejibaku keras melayani "pusaran" aksi dan skill crosser 85 cc, yang dibelakangnya dimentori oleh punggawa berjam terbang tinggi.

Otomatis pressure yang dilontarkan cukup tinggi, sampai aksi nempel ketat dan memotong racing line kesampaian.

Apalagi crosser 85 cc yang berlaga, rata-rata aktif menimba ilmu di MX Training. So pasti, ada bekal intrik yang diselipkan !

Bedanya Raditya ditempa dengan mode private training oleh H. Mahmud, yang diback up oleh jajaran Pit Crew Rizqy Motor Boss Mild Tembakau Balap MX GTX, Pasuruan.

Serapan skill dan ilmu jauh lebih komprehensif dan terukur.

"Sebab, di setiap perjalanan training selalu saya monitor dan evaluasi, agar terjadi progress dan tak jalan ditempat, "tegas H. Adi Lukito.

Dan memang rasional, tingginy intensitas training Raditya, seolah ringan menjawab gampuran aksi crosser 85 cc.

Raditya yang datang mulai hari Sabtu di sirkuit, tahu persis dan menguasai materi setiap handicap sirkuit Gelora Intan Samudera, Pacitan. Rumusnya di luar kepala !

Kisaran 25% layout sirkuit Gelora Intan Samudera yang semi teknikal itu, menguntungkan Raditya yang kali ini memacu KTM 85, sebagai kuda besi spare selain KTM 65 cc.

Sebab sirkuit teknikal menu sehari-hari Raditya, seperti saat latihan di sirkuit  Rizqy Motor Boss Mild, Bulusari, Pasuruan.

Hingga sesekali, skill yang direalisasi Raditya keluar jalur pelatihan. Bukanya ngawur ! Tapi, justru inilah yang disebut improvisasi bakat dan kemampuan terpendam.

Akan terus muncul dan terbangun alami, saat menerima tekanan dari rival.

"Disini point mutlak pentingnya sparing partner saat sesi training dan road show menghadiri berbagai event motocross, "sorot H. Adi Lukito.

Perlahan tapi pasti, improvisasi bakat dan kemamuan terpendam putra saya itu akan berganti menjadi tradisi.

"Fase ini yang dinamakan sebagai pengembangan skill, "yakin H. Adi Lukito.

Dasar itu, sejak 4 bulan penuh sebelum laga di sirkuit Gelora Intan Samudera, Pacitan ini, Raditya aktif road show berlatih di beberapa sirkuit motocross di Jatim, selain sirkuit Boss Mild, Bulusari, Pasuruan.

Otomatis ilmu dan mental penguasaan materi handicap di sirkuit yang berbeda, juga terbangun lebih singkat.

Skala prioritas, kesuksesan Raditya bertengger di urutan ke empat kelas 85 cc ini juga pure diperoleh dari pemantapan skill yang berkesinambungan.

Jadi, bukan hasil mengintip, maupun menimbang dari kapasitas power dan peta kekuatan rival-rivalnya.

Sengaja, mental petarung sejati ini saya bangun pada Raditya. Sebab, bagi saya motocross itu tak hanya fokus untuk mencari prestasi dan juara saja.

"Tapi juga upaya menyelipkan jiwa dan perilaku sportifitas sejak belia, itu yang lebih utama, "tegas H. Adi Lukito. Mantap Ji !   skg