Identik dengan nomer start 86, pria kelahiran Surabaya 1986 itu, kabarnya akan meramaikan kompetisi di kelas executive. Reviewnya, Vicky sapaanya aktif lebih dulu di trabas atau ngalas, yang beken disebut adventure dan tergabung dalam Konjen.
Itu artinya, adventure bagi Vicky bisa dianggap sebagai warming up, sebelum mendalami teknik dan ilmu motocross, yang dimulai sejak tahun 2016. Bahkan, passion Vicky terhadap motocross saat mengawalinya, bisa dinilai dari gacoan KTM 250 SX, sebagai brand dunia favorite crosser tanah air.

Exmud sekaligus CEO Eka Jaya Sinergi yang menggeluti segmen bisnis migas itu, memandang motocross persis dengan pelajaran menjalani proses kehidupan. Sebab, banyak tuntutan latihan skill, training fisik, mengatur asupan gizi, sampai jam istirahat lebih teratur, sebagai bekal berjuang, saat berkompetisi.

Kerenya, ketika ditinjau terhadap pengaruh keluarga, motocross benar-benar membentuk pola hidup keluarga sehat dan disiplin. “Rutinitas entertaint yang biasa pulang tengah malam sampai subuh, bisa dihandbrake, ”bisik suami Eka Susanti itu.
Menariknya, saat berada di fase ini, kebutuhan training fisik, justru menjadi tuntutan. Mengolah otot bahu, tangan, paha dan kaki. Sementara aktifitas di GYM, saya kurangi. Sebagai pengganti training fisik, saya bersepeda dengan road bike kisaran 35 KM setiap hari, push up, trainer wheel roller dan sit up.

Itu juga hasil input dari kerabat Gak Jelas Community, Jatim (GJC), yang lebih dulu berlaga di motocross, saat ini kebetulan dekat dengan saya. Mode fisik natural seperti ini lebih bagus. “Olah pernafasan lebih dapat, pembentukan kardio secara tak langsung juga dapat, ”terang warga Perum Maspion Permata, Gedangan, Sidoarjo itu.
Fase klimaks saat training fisik, juga mudah dikontrol. Sebagai pembanding limit kemampuan kapasitas fisik saya, saat latihan di sirkuit motocross. “Sehingga, proses untuk melengkapi dan menutupi kekurangan fisik, jadi mudah dievaluasi, ”yakin Vicky yang setia dikawal Toreto asisten pribadinya.

Saat ini, Vicky intens dilatih oleh Janal Chunk crosser kawak Jatim sekaligus pemilik workshop DQ Motor di Ruko Lotus Regency, Jl. Ketintang Baru Selatan 1/62, Surabaya.


Saat sesi pemotretan di sirkuit motocross Karangpilang, Surabaya, Janal mulai memasuki bab penjabaran racing line, rolling speed, kontrol speed dan kontrol pengereman. Disini momen krusial kawahcandradimuka, sebagai pembentukan skill motocross Vicky itu dimulai.

Mode latihan di titik variabel trek yang teknikal dari seperempat panjang total sirkuit Karangpilang, Surabaya diaplikasi. Sasaranya agar fokus dan mudah mengevaluasi kekurangan. “Sebab itu, teknik berlatih seperti ini terus diulang-ulang, sampai paham, ”tegas Janal.

Untuk penguasaan performa YZ 250F pacuan Vicky sudah baik, tinggal rutin mengukir jam terbang latihan, sembari membangun mental bertarung even resmi motocross. “Sebab, sampai sejauh ini, saya juga belum tahu pasti mental Vicky, saat berhadapan dengan Suryanta, Irul, Taslim, Eko BS, Abah Waluyo dan crosser executive lainya, ”nilai Janal.

Tapi, sejak awal bergulir ke kompetisi motocross, sejatinya saya sudah siap berkompetisi. Apalagi karakter saya juga petarung. Adventure dan motocross, bagi saya telah menjadi stepping yang proporsional. “Tinggal, bagaimana berusaha serius, maksimal untuk mendalami ilmu dan teknik motocross yang diajarkan Janal, ”beber Vicky.

Diprediksi mendatang, praktis makin banyak yang menduga dan penasaran, siapa sebenarnya crosser berpostur atletis itu. Pertimbangan seperti ini, peluang Vicky dinaikan ke executive B itu lebih besar. Tapi, secara sistem, sebagai crosser pendatang baru, yang akan memulai kariernya di motocross. “Tentu melalui tahapan di executive C lebih dulu, ”lontar Suryanta petarung executive C.
Hemmm, sampai disini saja kehadiran Vicky seolah menjadi momok. Ini yang membuat kelas executive selalu dinamis. Terus melaju dan tumbuh kembang.

Dari statetment Vicky pribadi, tak terlalu meributkan pengkategorian A, B dan C. Terpenting saya siap untuk berkompetisi dan mengukir prestasi, selebihnya merajut silaturahmi dengan crosser-crosser tanah air lain.
Alasan itu pula, Vicky memiliki skenario untuk tampil di kejuaraan nasional. Pertama, pengaruh dari perilaku professional komunitas Konjen sejak aktif di adventure, sehingga terpola karakter professional. Kedua, kebetulan kolega bisnis saya di Jawa lumayan merata, sehingga cukup menjadi terkorelasi dengan bisnis saya. “Ketiga, ingin mengibarkan bendera Eka Jaya Sinergi, Surabaya dan Jatim di kancah nasional, pastinya, ”semangat Vicky. teks - foto : collins