Pria dermawan pemilik pabrik rokok Boss Mild, Pasuruan ini, dikenal sebagai penggemar, bahkan sebagai pelaku olahraga sejak remaja. Dari sepakbola, bersepeda sampai motocross. Fenomena kembali merebaknya hobi bersepeda, kembali mendapat sorotan dan pujian H. Rokhmawan, terkait latar belakang dan faktor pemicunya. “Kesimpulan mendasar, masyarakat ingin hidup sehat, sebagai langkah bijak menghadapi Pandemi Covid-19, ”sapa H. Rokhmawan.
Bersepeda sejatinya menjadi alternatif fisik, yang paling kompleks dan terjangkau. Pengaruhnya luar biasa, sebab semua organ jadi aktif, secara menyeluruh. “Misal dilakukan dengan benar, unsur pelatihan circuit training juga didapat, ”wejang H. Rokhmawan.
Alasan itu pula, H. Rokhmawan di setiap weekend aktif mengajak squad crosser Rizqy Motor Boss Mild, Pasuruan, untuk bersepeda di radius 60 KM – 70 KM, saat jadwal training skill di sirkuit Rizqy Motor Boss Mild, Pasuruan berlangsung.
“Sisi lain, bagi pria yang telah berumur, juga cocok untuk melancarkan peredaran darah, mengolah pernafasan, kerja jantung, menyusut bobot tubuh, sampai mereduksi tingkat stress, ”tegas H. Rokhmawan.
Sehingga, secara segmentasi, fungsinya cukup luas dan kompleks. Output pastinya mampu merefresh pikiran dan membangun mental yang sehat. “Sehingga, tepat dimanfaatkan sebagai sarana alternatif berolahraga, untuk semua lapisan masyarakat yang ingin membangun pola hidup sehat, ”semangat H. Rokhmawan.
Berdasar dari pandangan ini, H. Rokhmawan sejak lama membentuk Boss Mild Cycling Club. Sebagai wadah penghobi sepeda. Kebetulan sebagian membernya, kolega bisnis H. Rokhmawan, selain dari masyarakat sekitar.
Salutnya, di komunitas ini H. Rokhmawan, turut menyiapkan unit sepeda, dengan level brand dunia. Juga bagian dari koleksi H. Rokhmawan yang tembus hingga puluhan unit sepeda.
Untuk melengkapi unit sepeda koleksinya, baru-baru ini H. Rokhmawan mendatangkan unit sepeda lipat brand dunia, yaitu Brompton. Tipe M6LX Flame Lacquer Titanium, yang dikenal sebagai tipe tertinggi, berbandrol kisaran Rp. 80 Juta.
Detail dan ciri khas lain, beberapa komponen berkombinasi warna titanium. Seperti yang tersaji pada unit fork depan, swing arm, crankset dan seatpost. Selain itu, level aksesoris-nya juga berbeda.
Reviewnya Brompton diproduksi di Greenford, London, hasil karya Andrew Ritchie pada tahun 1979, dengan kapasitas produksi 40.000 unit setiap tahun. “Ketika dikalkulasi, antara penduduk dunia dan total produksi Brompton, bisa dinilai bahwa Brompton selalu limited edition, ”analisa H. Rokhmawan.
Bagi saya jenis trek yang tepat untuk Brompton adalah metropolis. Jadi, tinggal membangun komunitas seli Brompton baru, atau ikut di komunitasnya yang telah berjalan. “Hal ini masih dalam pemikiran saya, beberapa kolega telah saya ajak untuk membangun komunitas seli Brompton, ”urai H. Rokhmawan.
Sebab, mode bersepeda saya saat ini jenis cross country endurance, dengan variabel trek yang lumayan menantang. “Identik ke wilayah pelosok, dengan kadar oksigen-nya masih bagus dan murni untuk berolahraga, “yakin H. Rokhmawan. teks - foto : collins/BM