Jadi teringat dengan cerita klien, yang sering single riding keliling nusantara, saat berganti pacuan dari DNA sport enduro 1200 cc ke 500 cc.
Sayang, kalau mengirimnya pulang lewat kapal, saat dituntut pulang duluan karena tiba-tiba terjadi perubahan jadwal dengan rekan bisnis dan harus tanda tangan MOU.
Dengan sport enduro 500 cc, pikiran jadi tak was-was lagi meskipun pulangnya pisah, kuda besi masuk container jalur kapal. Sementara untuk mengejar jadwal yang singkat, sudah pasti dong lewat udara.
Demikian dengan pasar KTM 390 Adventure yang memiliki sentuhan enduro. Tahu persis ceruk pasar segmentasi bikers yang suka single riding, saat dihadapkan dengan problem tak terduga seperti diatas.
Dari selisih harga 500 cc ke 390 cc, pabrikan KTM seolah pingin mengisi pasar exmud penghobi single riding. Sekian persen bisa saja menjadi latar belakang diluncurkanya KTM 390 Adventure.
Secara posisi market, KTM 390 Adventure berada diatas Versys 250 dan dibawah CB 500X. Posisinya yang strategis, memang berpotensi saling menarik bikers ex penunggang Versys 250, sebagai transisi up grade kuda besi.
Sisi menarik lain, kapasitas 390 Adventure untuk kerja enduro krusial dipertimbangkan pada kapasitas paling proporsional, sekalipun dihajar keliling nusantara.
Anggap saja riding dari Sabang sampai NTT. Bicara trek jalanan dari geografis Sumatera, Jawa, Bali, Lombok dan NTB, rasional dan masih nyaman dipacu di 120 KM/Jam – 140 KM/Jam.
Saat meninjau tipikal mesin yang menganut over square, dari perbandingan silinder 89 mm dan stroke 60 mm. Maka, power tengah atas agresif, cukup singkat menyentuh 120 KM/Jam.
Menjadi kecepatan yang rasional, ketika dipertimbangkan daya akomodasi kemampuan mata, khususnya saat jarak tempuh cukup panjang. Takometer jadi tak sampai menyentuh red zone.
Respon pengendalian pasti lebih baik, khususnya menghadapai perilaku pengereman mendadak. Dengan terjaganya RPM relatif lebih rendah, mesin dan suplai BBM lebih efisien.
Apalagi, desain spatbor, headlight, wide shroud, lebih mengiris angin. Dalam konteks ini, aerodinamika lebih tercapai sempurna.
Sesuai dengan segmentasi DNA enduro, dengan variabel trek yang lebih menantang tanpa batas. Maka, pada KTM 390 Adventure dibekali Motorcycle Traction Control (MTC), yang pengoperasianya cukup mudah melalui switch pada holder.
Rotasi kecepatan roda jadi lebih ideal, sesuai sikon riding berbanding kondisi trek. Kerenya dalam hitungan milidetik MTC, mampu mereduksi output mesin lebih smooth.
Makin spesial, sistem ABS juga terkoneksi dengan sensor kemiringan atau lean angle. Porsi tekanan terhadap kampas cakram jadi lebih mengakomodir kebutuhan rider, saat mereduksi kecepatan saat manuver.
Ilustrasi pemakaian, persis seperti menuruni pegunungan. Pengaruh kabut dan aspal yang cenderung basah, tak jadi kendala. Sebab, traksi relatif terjaga sempurna. Termasuk, saat menghadapi pasir.
Kaki-kaki kental dipersiapkan untuk enduro, melalui pemakaian up side down WP Apex 43 mm. Ditopang triple clamp, dengan posisi lubang holder dan as komstir hampir simetris.
Pengaruh ke pengendalian jadi lincah, sekalipun menyasar trek pasir. Jadi, ada kemiripan dengan geometri triple clamp special engine.
Travel 177 mm atau setara 17,7 cm, nyaman mengolah bumpy perlintasan kereta api. Dari pengaruh rentang travel ini, traksi roda belakang tetap terjaga sempurna, dengan pencapaian kenyaman optimal. teks - foto : skg
Spesifikasi KTM 390 Adventure
Transmisi : 6-speed
Sistem pendingin : Liquid cooled
Tenaga : 32 kW
Starter : Electric starter
Stroke : 60 mm
Cylinder : 89 mm
Kopling : PASC antihopping clutch, mechanically operated
Kapasitas Mesin : 373 CC
EMS : Bosch EMS with RBW
Konfigurasi mesin : Single cylinder
Sistem pelumasan : Wet sump
ABS : Bosch 9.1MP Two Channel-ABS (incl. Cornering-ABS and offroad mode) Diameter cakram rem depan : 320 mm
Diameter cakram rem belakang : 230 mm
Rantai : Profil 520 X-Ring
Desain rangka : Steel trellis frame
Suspensi depan : WP Suspension APEX 43
Monosok : WP Suspension APEX
Radius putar setang : 63.5 derajat