Awal pembukaan di 5 tahun silam, dikenal dengan "Warung Surodinawan", sesuai lokasi keberadaan-nya.
Kendati memakai istilah Warung, tapi bisnis usaha kuliner milik H. Sumarno ini, lebih tepat disebut setara Resto & Cafe.
Pertimbangan dan mengacu ke pusaran life style kekinian, usai 2 tahun berjalan, secara resmi berganti "WS Vintage".
Kalau dijabarkan WS kependekan dari "Warung Surodinawan".
Sedang tambahan Vintage, "erat" terkorelasi oleh karakter H. Sumarno, dikenal sebagai sosok pemerhati, penggerak, pemberdaya cagar dan seni budaya Mojokerto.
Praktis secara artistik, Resto & Cafe dengan lebar 25 Meter dan panjang 300 Meter itu, didesain dengan nilai klasik, mempertahankan unsur kerajaan yang dikenal sebagai pemersatu Nusantara.
Seperti ornamen heritage khas Majapahit, relief batu bata, yang dipaksa akur dengan habit dan icon milenial terkini, yaitu display "tape kaset pita".
Juga ada kamera manual roll film, yang tersusun rapi, dari berbagai tipe dan edisi.
Berikut, baner dan icon otomotif klasik, yang terpajang di sudut ruangan, menjadi tambahan identitas klasik WS Vintage.
Ada kisah dan cerita menarik latar dibangunya WS Vintage.
Yaitu ihwal dari bejibunya kolega dan partner bisnis, hingga sahabat H. Sumarno, dari seluruh penjuru Nusantara.
Setiap hari, hampir tak pernah absen, "bale" tempat tongkrongan primadona H. Sumarno, riuh oleh suara pria mapan bercengkerama.
Hal demikian memang realistis, bagi sosok pengelana, yang sekarang beken disebut touring, banyak teman juga saudara.
Mengingat, Silaturakhmi dan menggali lebih dalam nilai history bangsa, hingga di era dinasti Raden Wijaya, adalah bagian dari hobi H. Sumarno, hingga pelosok Nusantara.
Interprestasi sebuah perjalanan saat berkelana dan dimuliakan oleh beragam karakter mulia itu, H. Sumarno lantas Nadzar dan mengucapkan terima kasih, dengan dibangunya "Warung Surodinawan".
"Awalnya memang lebih ke sosial, siapapun yang dalam perjalanan atau para musafir, silahkan mampir, "jelas Ahmad Fahrudin Pengelola WS Vintage mengutip kisah H. Sumarno.
Pondasi istiqoma itu, yang lantas menyajikan sebuah karma baik bagi H. Sumarno saat ini.
Pasalnya, WS Vintage tak lagi sebagai tempat ngopi atau makan, tapi lebih tepat disebut sebagai rumah singgah kedua, bagi yang paham rasa, selera dan suasana.
Dari sekedar singgah, ngopi, makan-minum ringan, atau level berat !
"Menu khas bebek dan ayam kremes, jadi idola, termasuk gurami bakar paket keroyokan, berikut iga bakar buat penunjang kejantanan maskulin, "terang Ahmad Fahrudin beken disapa Udin WS, mantan journalist otomotif Nasional.
Makin spesial, Cafe & Resto yang berada di Jl. Raya pekuncen 200, Surodinawan, Mojokerto itu, diback up oleh 14 karyawan, terbagi koki khas bintang lima, barista, waitress dan staff.
Kalau diterjemahkan, sepanjang 5 tahun WS Vintage, telah banyak bertransformasi, seiring dinamika fungsi manfaat Cafe & Resto.
Hingga saat ini, WS Vintage juga menjadi primadona rujukan perhelatan special event yang sifatnya kolosal.
Seperti Gathering, Anniversary Komunitas Mobil-Motor, Launching Produk, dynotest challenge, Nobar UFC, Bola, Moto GP, Reuni, Kontes Modifikasi, arisan, Halal Bilhalal, maupun Rapat.
Itu diantaranya, special event yang sifatnya kolosal dan telah berlangsung di WS Vintage.
"Tapi, ada juga acara semacam seminar, yang membahas mulai dari mengangkat topik kebudayaan, religi, sampai pendidikan.
Sering juga, dipakai sebagai check point penghobi gowes maupun bikers, yang lagi membedah destinasi Mojokerto, "ulas Udin WS.
Bahkan, bertebarnya relief dan icon klasik, serta perabot fasilitas yang ada, juga mendukung untuk kebutuhan Prewedd.
"Termasuk saat hari sakral pernikahan tiba, WS Vintage muat untuk mengakomodir tamu undangan hingga 800 orang dan beberapa kali telah berlangsung sukses, "promo Udin WS. enea/WS