Untuk memantapkan skil, fisik dan stamina crosser-crosser yang tergabung dalam tim PON Jatim, yang akan berlaga di PON Papua 2021, cukup banyak ragam strategi dan skema, yang diadopsi, demi pencapaian hasil terbaik.
Bahkan, usai pandemi berbagai cara bijak ditempuh, untuk sosialisasinya. Dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah, selalu pakai masker, jaga jarak dan selalu cuci tangan.
Mengingat, sejak masa pandemi sampai usai pandemi, lebih banyak vakum, ketika meninjau dari intensitas training fisik dan skill.
“Pembandingnya, kalau di 2019 atau 2018, setiap bulan event motocross 2 sampai 3 kali. Bahkan, sempat juga setiap minggu, ”beber Jony Pranata Kepala Pelatihan Tim PON Motocross Jatim.
Melalui perjalanan event tadi, crosser memiliki beban tekanan, input ilmu baru, kesempatan merefresh gaya balap, sampai mengenal jurus baru para rivalnya, untuk kemudian dijadikan bahan evaluasi.
“Sehingga ada standarisasi gaya balap dengan statistic meningkat, termasuk endurance fisik crosser.
Disini letak parameter yang wajib dimiliki crosser dan instruktur, ”tambah Yusuf Irawan Squad Pelatih Tim PON Motocross Jatim.
Alasan itu, skema pelatihan, kita putuskan terbagi dari training mandiri, yaitu crosser bersama tim motocross-nya masing-masing, melangsungkan training skill sampai fisik.
Kemudian juga ada sesi Pelatda Motocross sebagai persiapan menghadapi PON Papua 2021.Yaitu sistem latihan terpadu, crosser bersama kabinet tim PON Motocross Jatim.
“Sesuai yang terpapar dalam strategi dan jadwal tertulis, hasil dari kesepakatan bersama tim PON motocross Jatim, ”sebut Bambang Haribowo Ketum Pemprov IMI Jatim.
Uraianya, sejak masa pandemi, peluang merefresh standarisasi gaya balap dan limit endurance fisik crosser, nyaris blank.
“Bersama kabinet tim PON motocross Jatim ini, yang didalamnya penuh dengan punggawa motocross Jatim, bersama mencari solusinya, ”lantang Bambang.
Intensitas Pelatda Motocross, sepakat dalam 1 bulan dihajat 2 kali sesi pelatihan.
Selain mudah untuk memantau perkembangan skill, fisik dan kebugaran crosser, juga sebagai upaya menjaga kekompakan tim PON motocross Jatim.
Termasuk pemakaian sirkuit, dipilih dan dinilai representatif, serta layak untuk pengembangan.
Kalau bulan silam latihan di sirkuit Darul Ulum Agung MX, Malang, milik Gus Mujib Musta’in Romly, yang identik dirancang untuk mencetak crosser potensial dan berprestasi.
Tapi di hari Selasa dan Rabu pada 10-11/12/2020, giliran berlatih di sirkuit JPMX SCT Lamongan.
Biasa dipakai Johny Pranata instruktur JPMX dan H. David Rigi SCT orang tua crosser Ananda Rigi dan Marcellino Rigi.
Selain Malang dan Lamongan, sirkuit Klotok, Kediri juga masuk dalam daftar sirkuit terpilih.
Rentang waktu dua hari Pelatda PON Tim Motocross Jatim, berlangsung layaknya MX Training. Dari briefing, latihan fisik, penajaman skill di sirkuit, evaluasi dan kembali berlatih skill.
Pertimbangan dan latar belakang ini tipisnya kadar tensi kompetisi ini, kami berharap di 2021 bisa dimulai dan digelar event motocross.
Dari skala open bergengsi, kejurda sampai kejurnas.
Pertimbangan dan latar belakang ini tipisnya kadar tensi kompetisi ini, kami berharap di 2021 bisa dimulai dan digelar event motocross.
Dari skala open bergengsi, kejurda sampai kejurnas.
“Minimal di bulan Februari atau Maret 2021, kejuaraan bisa bergulir, ”beber Daniel Tangka Squad Pelatih Tim PON Motocross Jatim.
Sebagai fase penentuan dan kematangan, implementasi gaya balap masing-masing crosser, selama mengikuti Pelatda PON Tim Motocross Jatim.
Sebab, di September 2021, harus fix dan siap ke PON Papua.
Tetap kita upayakan tujuan kesana, selain aktual diproyeksikan untuk pemantapan tim PON motocross Jatim.
Juga atas pertimbangan kelangsungan lalu lintas bisnis otomotif, semua segmen otomotif di Jawa Timur maupun Indonesia Timur.
“Agar bisa kembali pulih dan bangkit, ”bijak Bambang.
Selain Pelatda PON Tim Motocross Jatim, infonya juga ada sesi tes dan pemantauan fisik, dua bulan sekali berlangsung di Koni Jatim.
Totalitas performa dan kesehatan crosser, jeli mendapat pantauan serius.
Dari sini, kita mendapat suport dari tim ahli kesehatan, dalam pembentukan performa masing-masing crosser, lebih terukur.
“Prinsipnya, intensitas training skill dan training fisiknya, berimbang dengan asupan vitamin, nilai gizi sampai suplemen kesehatan lain, ”timpal Tri Priyo Nugroho Squad Tim Pelatih atlit PON motocross Jatim.
Tapi, secara konsep dasar pelatihan di MX Training, hal ini sudah biasa diterapkan.
Dan kami lebih berterima kasih, ketika ada tim khusus yang langsung menaungi.
“Nantinya akan kembali kita komunikasikan, untuk pencapaian hasil terbaik, ”tambah Nugroho. teks - foto : enea