Crosser yang terklasifikasi dalam kelas executive di level provinsi, atau Komunitas Motocross Indonesia (KMI), pada scoop nasionalnya, menunjukan sinyalemen serius terkait eksistensinya. Tekad dan kemauan keras berlaga di kompetisi MX-GTX, diklaim menjadi roket untuk kembali menggairahkan MX-GTX di tanah air.
Seperti, seminggu silam pada event Onesixeight Indiel MX-GTX Openchampionship Seri 1, Semarang (12-13/9/2020), komunitas executive dari berbagai provinsi di Jatim, Jateng, Jabar, Sumatera dan Babel, kompak merapat.
Semangat mereka bahkan mengalahkan crosser yang biasa tampil di kelas utama. Tendensi, sehubungan dengan misi dan visi, diklaim menjadi pembandingnya.
Itu lantaran komunitas executive atau KMI, misinya hanya hore bareng, cari keringat dan silaturahmi. Kalau mendapat tender bisnis dari kolega, itu bonus.
Kalaupun ada pengkategorian kelas, dibentuk hanya untuk menyajikan atmosfir kompetisi yang lebih sportif. Ibaratnya, jangan sampai yang pro dihajar junior, eh kebalik.
Bicara prestasi dan podium, itu hanya bonus, tapi di seri selanjutnya skemanya undian. Terpenting bisa senyum bareng, selfie bareng dan ngegas bareng.
Selaras misi Deni Kurniawan Komandan Odens MX Team, Bengkulu, yang semangat ikut meramaikan Onesixeight Indiel MX Team dengan kekuatan penuh. Deni menegaskan, kedatangan kali ini hanya sebagai pemantapan.
“Total untuk mengikuti even di Semarang ini, kami siapkan anggaran Rp. 200 juta, dengan jumlah crosser dan tracker 19, ”ramah Deni dengan basecampnya di Jl. Bukit Sengguring, Bengkulu itu.
Kami datang sekaligus untuk menyiarkan kabar ke seluruh crosser sebaya di Semarang ini, agar bisa meramaikan kejuaraan MX-GTX di sirkuit kami di Bengkulu. Sekilas infonya, desain sirkuit hasil garapan Mulyono Jogja, deangan level Kejurnas.
Crosser executive asal Jatim, di even kali ini juga tak kalah kompaknya, bahkan menjadi kontributor terbesar, untuk kelas KMI, baik Pro, A, B dan C.
Mengingat, sejak dua bulan silam, crosser-crosser di level ini agresif, melangsungkan simulasi latih tanding.
Kerenya, croser-crosser di level ini hampir menyebar rata, diseluruh penjuru Jawa Timur, mulai dari Kediri, Tulungagung, Pacitan, Malang, Probolinggo, Surabaya, Tuban, Gresik, Bojonegoro dan wilayah lainya.
Seperti Dadang, Danang, Janal Chunk, Mas’at Zeckariyah, Vicky, Yuyuk, Eko Aries Putra, Kang Piet, Daniel Tangka, Ferry Copet Irawan, Yos Wiguna, Pandu Prawira Jatim, Mr. Hans, M Nizar, Roni, Dodox TDM, Mustofa, Budi A, Samsul Akhmadi, Khadafi, H.Momo Harmono, Tatok Sumenep, Woto Doyok, Farkan dan Erxan.
“Demikian dengan sirkuit MX-GTX di Jatim, atas inisiatif bersama mulai banyak bermunculan. Dari level sebatas dipakai training, sampai sirkuit skala event, cukup komplit, ”yakin M. Kadafi Sekertaris Executive Jatim Motocross itu.
Bisa dibilang, keberadaan sirkuit ini pasti ada di setiap karsidenan berdasar nopol, seperti di zona S, L, P, AG, M dan N.
Maka, menjadi hal wajar ketika Onesixeight Indiel MX-GTX Openchampionship 2020, mereka kompak untuk meramaikan. "Termasuk di seri ke-2 mendatang, yang akan digelar pada bulan November di sirkuit Tambak Rejo, Sleman, "tambah Yuyuk crosser Executive Jawa Timur.
Bahkan di kesempatan ini, Janal Chunk yang berlaga di kelas Komunitas Motocross Indonesia Pro, menguji coba hasil rebuild setingan terbaru JC Suspension, Surabaya. Sebab Janal paham, akan dihadapkan Irwan dan Aep, sehingga bekal option menyeluruh kuda besi wajib sempurna.
Kombinasi performa suspensi yang superior dan skill Janal yang hampir tiga bulan silam intens berlatih, akhirnya sukses menghantar pemilik MX Shop DQ Motor, Surabaya itu naik podium 4 dibawa Massimo crosser Meccanica MX Team Bali.
Di kelas Komunitas Motocross Indonesia Pro, juga ada Aep Dadang dan Irwan Ardiansyah yang tampil menghadirkan tontonan segar. Jadi, tak lagi transfer ilmu bagi crosser yang ada di belakangnya. Sebab keduanya sama-sama meninggalkan rival di belakangnya.
Keduanya masih digdaya, memerankan crosser nasional saat masih jaya. Memainkan RPM dan racing line, hampir tak pernah salah. Kalaupun diadu dengan crosser MX2, optimis keduanya masih bisa fight.
Sejauh ini, crosser yang bertarung di Komunitas Motocross Indonesia Pro, memiliki pengalaman mengukur kapasitas skill, fisik, nyali, konsentrasi, suspensi dan performa mesin kuda besi. Sebab, performa kuda besi pacuan Aep dan Irwan secara menyeluruh, terkesan telah terukur. teks - foto : collins