King Vellox CTX 2 & King Vellox CTX 5 : KONSISTEN UKIR PRESTASI DI LAGA MATIC TUNE UP 200 CC OPEN

Titel Jatim drag bike openchampionship 2021, di sirkuit GBT, Surabaya yang berlangsung di akhir pekan, mendadak menjadi ajang bergengsi.

Tensi kompetisi terdongkrak makin tinggi, setelah jadwal event drag bike di Jateng, diketahui terjadi perubahan.

Praktis, hampir semua team drag bike nasional asal Jateng dan Jabar, bergeser ke sirkuit GBT, Surabaya.

Point ini yang sekaligus mengatrol popularitas event drag bike level daerah, mendadak berubah menjadi event nasional.

Redupnya gairah team-team drag bike Jatim, sontak jadi kembali terbakar semangatnya, usai dihadiri tuner dan rider nasional.

Sekaligus, menjadi ruang representatif untuk pembuktian inovasi performa mesin terbaru, setingan suspensi dan kualitas tapak kaki.

Seperti, Moon Kingland Racing Team, yang dikenal inovatif dan konsisten berlaga di kelas Matic 200 cc Tune Up, dengan empat gacoan.

Lantaran disuntik oleh PT. King Tire Indonesia, praktis keseluruhan gacoan memakai Kingland tipe King Vellox CTX 2 dan King Vellox CTX 5.

Inovatifnya team yang diarsiteki oleh Agus Hariyadi itu, mengusung dua basic Mio karbu yang dikonversi menjadi Fuel injection. Dan dua basic Mio, dipertahankan memakai karbu.

Menurut tuner yang memiliki basecamp di desa Ngluwang, Kelurahan Kriwen, Sukoharjo itu, antara Fuel injection itu dijadikan sebagai pembanding.

"Sehingga, bisa saling mendongkrak perjalanan test case di gacoan Mio tipe karbu maupun Fuel injection, "terang Agus.

Di laga dry race berkombinasi wet race ini, Moon Kingland Racing Team diperkuat oleh rider-rider potensial.

Seperti nama Hendra Kecil, Ilham Unyil, Erwin Sredex dan Fandi Bendol, yang cukup loyal dan dekat dengan Agus.

Serta duet rider srikandi, yaitu Asyfa Caca dan Rahayu Diah, yang bela-belain datang dari Dompu, untuk menimba ilmu di padepokan Agus.

Di kompetisi yang berakhir tengah malam ini,  Matic Tune Up s/d 200 cc Open Moon Kingland Racing Team, pacuan Ilham Unyil sukses merangsek di podium teratas, dengan catatan waktu 7,302 detik.

Dibayang-bayangi Hendra Kecil yang mesti puas menorehkan waktu 7,614 detik dan berada di urutan 4, dengan pacuan team yang sama.

Sedang, Asyfa Caca dan Rahayu, yang bertempur di laga bracket 8 detik, masing-masing mampu menembus catatan waktu 8,243 detik dan 8,908 detik.

Khusus untuk duet rider srikandi yang turun di kelas bracket, dijadikan sebagai sesi pemantapan skill. Jelang menghadapi kelas matic 200 cc tune up wanita, yang lagi marak dibuka di event drag bike Jabar.

"Sampai bisa mengakumulasikan catatan waktu di bawah 8 detik, "urai Agus.

Sisi lain, menanggapi performa ban drag bike profil 50/90-17 (King Vellox CTX - 2) dan profil 60/80-17 (King Vellox CTX - 5), menurut Agus memang sensasional.

Cukup bangun komunikasi intens antara rider dan tuner, melalui tahapan adaptasi. "Untuk mensinkronkan kemampuan traksi berbanding akselerasi, "ingat Agus.

Sedang, untuk karakter gaya bawaan rider, bisa disiasati melalui final seting. Bisa dari final gear, remap ECU, timing pengapian sampai komposisi jeting karbu.

Dengan demikian, karakter gaya bawaan rider tak perlu dirubah. "Saya optimis, untuk semua tuner yang berlaga di sirkuit GBT, telah memahaminya, "sebut tuner low profil itu.

Lebih jauh lagi, soal pencapaian traksi maksimal, dapat disiasati melalui rubahan center of gravity. Bisa direalisasi melalui reseting, komposisi dan prosentase tingkat kekenyalan suspensi depan dan belakang.     

"Dan meninjau dari Harganya yang kompetitif, King Vellox CTX 2 dan King Vellox CTX 5, masih bisa diandalkan sebagai alternatif pilihan ban drag bike, di masa-masa usai pandemi seperti saat ini, "puji Agus.   skg