Seperti tradisi berjalan, Nugroho Motocross Training, di semester kedua 2024, menyatakan salut terhadap dinamika motocross di Indonesia.
Khususnya saat memonitor pertumbuhan crosser MX125, sebagai fase krusial penentu kesuksesan karier crosser, bekal Go Nasional.
Tapi, dari sisi obyektifitas Kompetisi MX125, bergulir begitu kejam dan bengis !
Sebab, crosser yang baru saja menapakan kaki di MX125, langsung dihadapkan tingginya pusaran kompetisi yang telah berjalan.
Pada fase ini, Jawara lama yang lebih dulu bertempur di MX125, tentu saja telah menemukan ritme gaya balap.
Kapan saatnya mengumbar power, menjaga endurance mesin, telah kompromi dan terukur oleh jam terbang, include intrik dan teknik mengamankan posisi sesuai intruksi.
Peluang membalikan keadaan pasang tarjet juara memang berat !
Lantaran banyak ditentukan revolusi mental, semangat dan kegigihan, melalui sesi private training.
Selebihnya, Official MX Team pada lingkup Divisi Teknik, wajib stand by memonitor perkembangan up date teknologi terkini.
"Fakta lain dan tak bermaksud mendramatisir, coba amati urutan podium 5 besar MX125 di sepanjang 1 tahun musim kompetisi berjalan, nama-nama crosser pasti didominasi oleh jawara lama.
Membalikan keadaan, tetap butuh proses panjang, apalagi ketika bicara gelar scoop Nasional dalam akumulasi point-nya.
Saya yakin pucuk pimpinan MX Training lain, yang memiliki siswa dan baru saja naik MX125, akan berpendapat serupa, "sorot Tri Priyo Nugroho Panglima Nugroho Motocross Training, Kediri.
Ironisnya, polemik yang sejatinya bukan menjadi problem ini, masih belum mendapat sorotan dan kajian oleh PP IMI.
Memang sih, pelaku motocross di fase ini enggan bersuara, karena saling menjaga ego dan gengsi, akan kapasitas juga kredibelitas singgasananya !
Padahal dari dampak sosiologi dan kelangsungan regenerasi crosser, sangat besar pengaruhnya.
Tesis sederhana, soal sponsor pasti memburu crosser yang sering naik podium, alias jawara lama di kelasnya.
Sementara, bajet untuk memulai karier di MX125, relatif cukup besar, khususnya alokasi untuk belanja kuda besi, maintenance dan repair equipment.
"Sampai disini paham ya, pemahaman soal obyektifitas mungkin akan lebih terbuka, untuk segera memberlakukan kelas MX125 Pro dan Novice.
Disetujui atau tidak, saya harapkan jangan lagi pakai alibi grid start yang tak mencukupi quota.
Skala prioritas tawaran policy ini sejatinya untuk kebutuhan hajat hidup orang banyak !
Khususnya, mereduksi polemik Management MX Team "lempar handuk" dan by pass naik di MX2 Novice, seperti yang telah banyak terjadi, "wanti Tri Priyo Nugroho dengan nada tinggi.
Kalau sudah begitu mental crosser akan labil, dipicu pembekalan teori dan praktek pada tahapan kelas yang terlewati.
Dilema ini lantas memicu fenomena crosser down grade beralih ke GTX, dengan klasifikasi Junior atau Pemula.
"Latar itu, GTX quotanya selalu menggurita, optimis akan memicu polemik baru, yaitu krisis regenerasi MX125 !
Sinyalemen ini, mutlak segera dicarikan solusi bersama, sekaligus membedah pembanding saat selalu berimplisit oleh prosedur, "himbau Tri Priyo Nugroho. skg