Satu lagi bibit regenerasi crosser 65 cc, yang akan meramaikan kompetisi motocross di tanah air. Dia adalah Kun Azam 007, identik dengan nama Bhayangkara Majapahit Sejati Restu Hidayah Mobil GHMS MX Team, Mojokerto.
Sejak belia ditempa dengan pola training cukup atraktif, dengan takaran di level kompetisi nasional. Itu juga dipicu oleh Ipda HM Munir SH yang akrab disapa Abah Munir orang tua Kun Azam, yang tahu persis, soal skema dan mode pelatihan sebagai bekal menghadapi kompetisi.
Sebelumnya saya sudah mengamati, berusaha jeli dan serius memonitor perkembangan skill setiap individu, khususnya crosser belia di 65 cc. Ada takaran atau limit sistem pelatihan yang harus dirubah atau ditambah. Sebagai input krusial yang akan saya kembangkan pada Kun Azam.

Memang diperjalananya ada konsekuensi yang ditempuh. Sebab, cenderung membutuhkan bimbingan mental dan psikis. Membangun rasa nyaman, percaya diri, memberikan kesempatan sampai muncul mental juara. “Prosesnya, cukup sentuhan dengan hati, baru ekseskusi training di sirkuit, ”wejang Abah Munir.

Itu juga yang menjadi resep dan rahasia Abah Munir, saat melatih Kun Azam. Terlihat cukup enjoy menikmati proses, bersama putranya di sirkuit Karangpilang, Surabaya belum lama ini.

Fase training seminggu tiga kali ini, disebut-sebut sebagai perilaku bijak melawan Pandemi Covid-19. Berinisiatif aktif berlatih motocross, dengan taat menjalankan protokol yang telah disosialisasi oleh pemerintah. “Sekaligus, dalam rangka persiapan menghadapi event motocross, baik openchampionship, kejurda maupun kejurnas, ”sebut Abah Munir.

Dengan catatan, setiap training skill di sirkuit, harus balans dengan intensitas training fisik dan pastinya asupan gizi berikut suplemenya. Sehingga, kapasitas training skill di sirkuit, kita ada bekal penilaian, untuk menekan, menahan sampai durasi recovery yang ideal.

Termasuk putra saya Kun Azam, rutin renang dan mengkonsumsi susu untuk merangsang pertumbuhan tulang dan otot, sebagai suplemen. “Otomatis faktor kardio lebih terlatih, sehingga saat training di sirkuit Karangpilang, Surabaya ini, saya berani memforsir hingga 30 menit, di setiap tahapanya, “jelas Abah Munir.
Tapi, tetap ada pantauan langsung, sebab itu saya mesti mencincing celana dan terjun di sirkuit. Kalau sudah menyatu atau menemukan chemistry, antara trainer dengan crosser, pasti lebih peka membaca body language-nya. Baik, saat produktif maupun fisik mulai drop. “Seperti saya saat berkesempatan melatih Kun Azam, seperti sekarang ini, ”senyum Abah Munir.

Untuk tahapan pelatihan, tetap pengenalan variabel trek lebih dulu sampai merasa nyaman dan menguasai. Setelah itu, mengajak komunikasi di titik mana yang merasa berat dan selalu kurang pas, sampai bagian variabel trek yang paling menguasai.

Dari sini input kelemahan dan kesalahan bisa terurai lebih komprehensif, dari kacamata instruktur. Akan tetapi, jangan sampai menyalahkan atau ada kekurangan pada pribadi crosser. “Mengapa ? Parameternya mari kembalikan ke tinjauan usia, tetap ada limit dan kapasitas, ”Abah Munir.

Paling tepat saat pengarahan diilustrasikan dengan pembanding. Misal soal racing line, coba bandingkan dari dalam keluar, atau dari dalam terus ambil racing line sisi dalam.
Demikian bab persiapan memangkas double jump, speed akan optimal diumpan dari dalam ke tengah atau sebaliknya. “Dengan begitu, pengendalian motorik crosser yang relatif belia ini lebih terangsang dan bukan sebaliknya, ”tutur Abah Munir.

Itu sekelumit rahasia, terkait kesuksesan Abah Munir saat melatih putranya. Dari kapasitas fisik, skill, prestasi, berbanding usia 10 tahun, Kun Azam, optimis lagi-lagi akan menjadi ancaman di kelas 85 cc. Sebab, postur Kun Azam relatif tumbuh subur ketika dibandingkan geometri special engine brand KTM 65 cc.
Tapi, dari latar belakang dan pertimbangan optimalisasi mental bertarung Kun Azam di 65 cc, maka di tahun 2020 sampai 2021, Kun Azam saya sarankan tetap berlaga di kelas 65 cc dulu.

Bahkan, sebagai pelengkap dan penunjang prestasi Kun Azam di 2020 dan 2021, Abah Munir telah memesan KTM 65 cc tahun 2020 versi Austria. Infonya, KTM 65 cc terbaru ini, sistem pelumasan crankshaft ada penyempurnaan, termasuk di desain lubang transfer dan dog teeth gigi transmisi.
Sehingga, akselerasi lebih liar dan performa mesinya stabil, untuk menghadapi sistem kompetisi yang dijalankan di kejurnas motocross. “Dan performa mesin seperti itu, kalau saya terjemahkan memang dibutuhkan oleh karakter dan gaya bertarung Kun Azam, ”jeli Abah Munir meyakinkan. teks - foto : enea