Crosser belia yang lagi pemantapan di kelas 65 cc ini, terus mengalami perhatian dari sang dewa trainer Jatim. Dia adalah H. Mahmud, yang lama malang melintang di dunia motocross hingga di level Asia Pasific.
Reviewnya H. Mahmud berpengalaman mengawal crosser bule, saat dipercaya sebagai konsultan oleh salah satu promotor nasional di saat gelaran Power Cross.
Dari sini pula, soal atitude, pengalaman dan etos kerja abah dari crosser nasional Aris Setyo itu, belum ada tandingan. Pasalnya, identik dengan bule, selalu sempurna dan tak ada istilah spekulasi !
Saat ini, H. Mahmud lebih dekat dengan Raditya putra H. Gombloh asal Bulusari, Gempol, Pasuruan. Raditya laga membela Rizqy Motor Boss Mild MX-GTX Team, Pasuruan milik H. Rokhmawan.
Dan sejalan dengan proses renovasi sirkuit Rizqy Motor Boss Mild, di desa Bulusari, Gempol, Pasuruan, Raditya telah menampakan keinginan dan persiapan untuk menghadapi desain sirkuit terbaru itu.
"Hal ini pula yang menampakan semangat Raditya untuk menjadi champion memang luar biasa, "puji H. Ali saudara H. Hombloh.
Menjadi hal rasional, keinginan Raditya untuk segera beradaptasi. Pasalnya, desain handicap lebih menantang, rapat dan teknikal.
Di kesempatan ini pula. H. Mahmud turut merapat, mereseting KTM 65 versi 2021 pacuan terbaru Raditya.
Menjadi hal mutlak, suspensi depan belakang kembali di reseting. Kalau up side down, mengalami penggantian oli sil, penataan dan penambahan shim, upaya menghasilkan rebound dan kompresi lebih lembut.
"Untuk oli suspensinya, saya memakai Maxima, kapasitas setiap selongsongnya 110 cc, untuk seukuran bobot Raditya dibawah 40 KG, "urai H. Mahmud.
Selebihnya, setingan adjustable kompresi berada di klik yang ke 11.
Untuk setingan monosok yang masih memakai OEM KTM 65, untuk rebound 6 klik dan kompresi 9 klik.
"Tetap mengacu ke bobot Raditya, berbanding desain handicap, "tunjuk H. Mahmud.
Jadi, prioritas utama lebih ke pembentukan traksi optimal roda depan belakang. Sebab, handicap extrem identik dengan drible.
Pada point ini, harus bisa diterjemahkan dan dilayani setingan suspensi, "yakin H. Mahmud.
Dari hasil test case dan sesi pengujian di sirkuit Rizqy Motor Boss Mild, Raditya menyatakan sempurna, untuk performa suspensi.
Konsekuensinya, memang untuk tapak kaki dibekali Pirelli Scorpion tipe intermediet profil 60/100-14 di depan dan 80/100-12 di belakang.
Masing-masing tekanan angin 10 Psi dan 11 Psi.
Untuk performa mesin, H. Mahmud yang dikenal piawai menangani 2 tak, soal up grade performa KTM 65 cc, pastinya mengacu by data.
Seputar blok silinder, terbagi exhaust, lubang transfer dan lubang bilas, hanya sebatas polesan.
Sedang karbu yang masih memakai Mikuni Sudco Flat 26 mm, diseting dengan
pilot jet 17,5 dan main jet 122.
Serta diback up, reed valve kompetisi KTM 65 cc. Dan menyinggung soal timing pengapian, dari hasil pertimbangan perbandingan kompresi rendah.
H. Mahmud justru mengacu ke timing pengapian nol, jadi tak ada istila ngenaa atau voor.
Tarjetnya, untuk mendongkrak gasingan atas dan bawah tetap produktif di konversi ke speed.
Timing pengapian jenis ini, juga mampu menciptakan durability mesin lebih baik, saat dihadapkan berbagai desain sirkuit.
Khusus knalpot, mengadopsi produk HGS buatan Europe. Dengan dimensi perut lebih besar dan stinger lebih panjang.
"Power dan torsi dioleh lebih agresif saat menghadapi trek panjang, "yakin H. Mahmud.
Konsekuensinya, untuk bawaan mesinya mesti dipanteng di 3000 RPM. "Agar tetap ringan mengumpan power dan HP, "urai H. Mahmud yang menyeting komposisi final gear dengan perbandingan 13-48 itu. enea