Pemberian nama Dewi Kili Suci pada F1Z R milik Baja Beton Randumas Racing Team, Jombang bukan sok dan asal memberi nama. Dewi Kili Suci adalah salah satu sosok legenda asal Jombang, yang selalu berbagi berkah dan identik dengan perilaku sosial. Menjadi representasi yang pas bagi pribadi M. Fatkul owner Baja Beton Randumas Racing Team, Jombang. Persis dengan warna rangka terbaru Gold Lite garapan Ocim Design, Mojokerto, yang diaplikasi saat ini.
Sebab, atlit bulu tangkis tingkat kecamatan ini, membangun tim drag bike, tak hanya sebagai ruang adu gengsi dan mengejar prestasi. M. Fatkul berusaha tampil balans, mengutamakan perilaku sosial dan berusaha tampil sempurna, belajar dari kesalahan. Kalau prestasi itu, bagi tim kita lebih tepat dianggap sebagai bonus perjuangan.
Sebab, Baja Beton Randumas Racing Team, Jombang, lebih tepat sebagai family team. Komunikasi, menjalin persaudaraan, menjaga attitude, sampai perilaku santun, justru kita utamakan. “Kalau otomotif hanya sebagai mediasi, perwujudan aktualisasi, ”wejang M. Fatkul.
Termasuk pada proses perjalanan riset dan pengembangan korekan F1Z R di kelas bebek 2 tak 116 cc. Semua crew ikut terlibat, input dan ide pemikiran lebih banyak. Jadi tak didominasi seseorang. Konsekuensinya, setiap crew yang rata-rata paham soal drag bike, wajib memberi kontribusi ide untuk pengembangan.
Hasilnya, memang ringan di pemikiran, sebab semua berdasar azas demokrasi. Pola management tim seperti ini, justru menjadikan crew memiliki tanggung jawab. Sampai, ada yang mengkonversinya ke data, untuk maintenance, yang sekarang digawangi oleh Kaplex sebagai Chief Mekaniknya. Kabar terbarunya, Satria Adhy Pratama Ramadhan, adik kandung M. Fatkul, mulai berita ini diturunkan dikader sebagai penerus M. Fatkul sebagai nakoda Baja Beton Randumas Racing Team, Jombang.
Bicara korekan, knalpot yang diaplikasi dari produk C-Flix, telah mengalami rubahan pada dimensi stinger, yang sekarang lebih pendek. Guna mendongkrak akselerasi. Hasil input dari Deska Munthel rider inti Baja Beton Randumas Racing Team, Jombang.
Rubahan stinger juga diselaraskan dengan penggantian diameter sarangan lebih kecil. Interval power yang terbagi HP dan torsi, sejak gigi 1, 2, 3 dan 4 lebih nendang. “Kalau saya menyebutnya lebih nulup, ”bisik Deska dengan logat khas Kedirinya.
Konsekuensinya gigi rasio racikan Kaplex, sistemnya dirubah menjadi matic. Melalui diameter counter shaft dan driven shaft, yang dibubut 0,2 mm. Rasio konsep baru ini, bedanya lebih pas dipadukan porting blok silinder semi standar. Jadi tak ada yang istimewa, semua pengerjaan cukup porting polish. “Hanya tinggi lubang transfer naik 1,2 mm, ”sebut M. Fatkul yang mencangkok swing arm produk TKT.
Memang, desain porting sekarang diproyeksikan untuk menghemat power bawah. Karakter bawaan juga mudah, rider level rookie pasti bisa dan singkat beradaptasi. Pemikiran seperti ini kita terapkan juga beradasar dari tinjauan fisik rider, ketika joint di kelas yang cukup banyak.
Saat dipacu konsentrasi, gaya bawaan motor banyak membantu. “Sebab, tak butuh akurasi RPM yang harus tertakar, sekian dan diatas sekian untuk start, ”timpal Deska yang merasa lebih pas melayani perbandingan kompresi 7,9 : 1. Sebab, bobtnya sekarang naik menjadi 41 KG.
Sedang konversi power to speed, digawangi rumah rumah kopling Satria R. Bedanya pegas dan kampas kopling jumlahnya ada 5. Jadi lebih tepat mendukung sistem transmisi yang beralih mode matic. Lebih lanjut, pembenahan juga menyasar fly wheel yang sekarang bobotnya tersisa 450 gram.
Dan diprogram CDI OEM, berikut spul standar F1Z R Full Clutch dan koil Mitsuba. Serum terbarunya ada di crank shaft, yang dipinang milik F1Z R Full Clutch. Bedanya pick up coil lebih panjang, kurva RPM lebih smooth. Akumulasi nilai HP dan torsi kian berlimpah di gasingan tengah atas.
Alasan itu pula, dudukan membran memakai paking triple. Agar avgas terurai lebih homogen, tepat dilayani venture dan throttle valve karbu yang sekarang berganti ukuran 23 mm. Sasaranya hanya responsif, antara buka tutup throttle valve dengan RPM. Kabar terakhir, sejak aktif seting speed di by pass Mojoagung, best time stabil di angka 7,8 detik. Tapi, kalau saya optimis bisa menembus di 7,6 detik. “Sebab, by pass Mojoagung, curah angin tinggi, ”semangat Deska. teks - foto : enea