Kofi Mbegendeng, Jombang : BUKAN SEKEDAR TEMPAT TONGKRONGAN MENIKMATI KOPI

Istilah Ngopi, Ngafe atau Kofi, kian atraktif dan populer. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya minat pasar milenial, yang telah menjadikan Kofi bagian dari life style masyarakat modern, dengan segmen usia yang identik lebih luas.

Bahkan, tempat Kofi, telah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, untuk kopdar, kongkow, lobi bisnis hingga bercengkerama di tengah padatnya aktifitas.

Alasan itu, tempat tongkrongan masa kini, terus beradu konsep sebagai nilai jualnya. Salutnya, di segmen ini pula, industri kreatif hadir merangsang enterpreneur untuk menjadi pengusaha dan lapangan kerja.

Termasuk "Kofi Mbegendeng", yang pertama kali dibangun oleh Gus Mujib Must'ain Ramli Sebagai Founder tahun 2020, di Pondok Pesantren Darul Ulum Agung (D'UA), Jl. Mayjen Sungkono No. 9, Bumiayu, Kedung Kandang, Malang, Jawa Timur, sebagai sentral Kofi Mbegendeng.

Sisi artistik, keasrian dan kenyamanan, telah menjadi trade mark Kofi Mbegendeng, yang tahu persis soal cita rasa kopi, bagi penikmatnya.

Dan tepat di 30 Mei 2021 silam, Kofi Mbegendeng, cabang yang ke 3 kembali diresmikan, oleh Gus Mujib juga owner Darul Ulum Agung MX Training, Malang.

Memanfaatkan kompleks Universitas Darul Ulum, di Jl. Gus Dur No. 29, Jombang, dengan dikelilingi kolam dan pohon tua yang rindang, menjadi ciri khasnya.

Sekilas infonya, Kofi Mbegendeng 2, berada di Jl. KH. Abdul Halim No. 422, Tojong, Majalengka, Jawa Barat.

"Dari para santri lulusan Darul Ulum Agung, yang telah menjadi pribadi sukses, di berbagai penjuru tanah air, kemungkinan besar akan ikut berpartisipasi membuka jaringan lebih luas Kofi Mbegendeng, "jelas Gus Mujib.

Secara konsep sajian menunya, persis dengan cafe bintang lima, dengan bandrol kaki lima. Bukan menjadi bahasa promo, tapi silahkan dibuktikan langsung cita rasa setiap menunya.

Digawangi oleh barista yang telah tersertifikasi, yang berpengalaman dalam meracik minuman. Sentuhan taste modern yang dipadu tradisional, sukses menawarkan cita rasa yang unik dan menarik.

Skala prioritas, artistiknya suasana, yang kuat menggugah selera, sekaligus menjadi daya pikat konsumen lebih betah nongkrong berlama-lama. Point ini yang menjadi nilai jual Kofi Mbegendeng.

Di acara peresmian Kofi Mbegendeng, Jombang kali ini, ratusan kerabat, kolega dan rekan bisnis Gus Mujib terus mengalir, turut merapat memberi ucapan selamat.

Dari sisi atmosfir Kofi Mbegendeng, kental menghadirkan suasana Islami. Sekaligus sebagai refleksi Founder-nya, sosok alim ulama tersohor di tanah air.

Dan ketika meninjau sejarah Kofi Mbegendeng dan makna Mbegendeng itu sendiri, memang erat terkorelasi.

Tempat merenung, dengan suasana rileks ditemani aroma kopi, tukar pendapat, membicarakan hal-hal bermakna positif, hingga instropeksi diri, untuk kembali tegar menatap cakrawala kehidupan.   

Juga ada yang mulai menawarkan untuk kerjasama, membuka Kofi Mbegendeng, dengan sistem kerjasama sistem frences.

Tapi, skala prioritas untuk saat ini, biar 3 cabang ini yang jalan lebih dulu. Sembari meninjau tanggapan, antusiasme, hingga manfaat kebaikan apa saja yang bisa dibiaskan Kofi Mbegendeng.

 

SEJARAH KOFI MBEGENDENG

Jawa Timur memiliki kekhasan dalam ngeslank bahasa kedaerahan. Fonem yang mewakili suatu bunyi kontoid, bisa berubah dari akar kata asli.

Misalnya gendeng menjadi "Begendeng". Gendeng dalam KBBI bermakna Jiwa Gila.

Begendeng merupakan pergeseran makna yang dilakukan orang waras, dalam menghadapi musibah, kesedihan, cobaan, fitnah, dengan keriangan lekat kegembiraan.

Hanya golongan Begendeng yang nampak bahagia, ketika menghadapi ujian. Orang normal justru tak menyukai ujian dan gembira jika ujian dinyatakan selesai.

Golongan Begendeng justru sebaliknya, seolah menginginkan ujian dan bersedih hati jika mereka tidak mendapat ujian.

Dalam kehidupan akademiik, mereka harus berani menghadapi ujian. Karena tahu bahwa hanya dengan mengerjakan soal-soal ujian, bisa naik ke level lebih tinggi. Tanpa ujian, mereka akan mengalami stagnan.

Sisi lain, orang yang bahagia menghadapi ujian, biasanya merupakan tipe yang menyadari pentingnya sebuah tes untuk mengenali kapasitas diri.

Misalnya, orang-orang dengan sadar mengikuti ujian kompetensi, ujian TOEFL dan ujian tidak wajib lain tapi bernilai penting.

Tidak hanya wajib datang tepat waktu, membawa perlengkapan tulis, serta mendaftar dengan membayar sejumlah biaya tertentu.

Orang-orang ini juga rela mengerjakan soal selama berjam-jam dengan hati-hati, berharap tidak keliru dalam menjawabb soal.

Dengan melalui seluruh rangkaian ujian tersebut, juga berharap mendapat sertifikat dan skor yang diperoleh atas kemampuanya.

Jika skor tinggi, semakin lega dan hati puas.

Tidak beda dengan ujian yang kita hadapi di dunia ini. Hanya makhluk yang paham pentingnya ujian, bisa bahagia dan tenang menghadapi soal ujian pemberian Gusti Allah.

Manusia ini memahami bahwa ujian merupakan keniscayaan bagi setiap makhluk yang harus dihadapi untuk membuktikan, seberapa besar level keimananya.

Maka manusia jenis Begendeng, tak akan melarikan diri dari ujian apapun yang diberikan Gusti Allah kepadanya.

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga ? Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana hanya orang-orang terdahulu sebelum kamu ?

Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan.

Sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya. "Kapankah datangnya pertolongan Allah ? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat" (QS Al-Baqarah : 214)

Maka, tetaplah bahagia saat menghadapi ujian dengan soal yang rumit dan sulit ditangani. Mengapa ? jawaban ada di dalam hadits Rasulullah berikut :

"Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya ujian. Semakin besar ujian, semakin besar pahala.

Dan sesungguhnya jika Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan ujian kepada hamba tersebut.

Siapa yang ridho dengan ujian tersebut, maka Allah akan ridho kepadanya. Dan siapa yang marah, murka dan kecewa dengan ujian tersebut, maka Allah akan marah kepada orang tersebut (HR Tirmidzi).

Dan semakin tinggi kesulitan saat ujian, maka semakin besar pahala yang diperoleh.

Bahkan ujian adalah tanda kecintaan Allah pada seseorang hamba, lalu apa yang membuat kita bersedih hati menghadapi ujian ?

"Orang yang paling hebat ujianya adalah para nabi, kemudian orang-orang sholeh, kemudian orang-orang di bawah itu dan kemudian di bawah itu.

 Seseorang diuji berdasarkan kadar agamanya, jika agamanya kuat dan mantap, maka akan ditambah hebat ujianya. Dan jika agamanya kurang, maka kurang pula penderitaanya ". (HR Ahmad)

Sedih adalah hal manusiawi ketika bertimpa musibah, namun jika kita meyakini janji Allah, "Berserta kesulitan selalu ada kemudahan".

Maka kebahagiaan juga semestinya hadir sebagai rasa bangga, bahwa Allah mencintai kita dengan memberikan ujian tersebut.   teks - foto : skg

 

Sentral Kofi Mbegendeng 

Pondok Pesantren Darul Ulum Agung (D'UA),

Jl. Mayjen Sungkono No. 9, Bumiayu, Kedung Kandang,

Malang, Jawa Timur.

 

Kofi Mbegendeng 2

Jl. KH. Abdul Halim No. 422, Tojong,

Majalengka, Jawa Barat

 

Kofi Mbegendeng 3

Kompleks Universitas Darul Ulum

Jl. Gus Dur No. 29,

Jombang, Jawa Timur