Memasuki masa new normal, memang cukup beragam sudut pandang, pembenaran, sampai menentukan sikan untuk berperilaku bijak, sebagai solusi kembali beraktifitas.
Transisi seperti ini yang kemudian dijabarkan oleh pribadi milenial Ponorogo, dalam sebuah hajatan sport bertajuk Drag Bike Sepeda. Diinisiasi oleh H. David Surya Pratama dan Lana, pribumi Ponorogo yang simpati dengan terhentinya segala aktifitas di Ponorogo.
Maka, hajatan yang mengusung tajuk Bupati Cup Ponorogo Drag Bicycle 2020 ini, sebagai bentuk jawaban terlalu lama dan panjang vakumnya kegiatan di Ponorogo.
Disuport sepenuhnya oleh Pemkab Ponorogo, Polres Ponorogo, AMRF Jatim, AE Reborn, RJ Steel, Agro Farm, RSU Darmayu, Kencana Dewi Hotel dan Top 1.
Hajatan yang memperebutkan Rp. 65 juta ini, krusial turut diproyeksikan untuk mempertegas dan transparansi setiap sifat kegiatan, salah satunya bersepeda.
Sebab, seiring sosialisasi dan digalakanya physical distancing, tapi di satu sisi para penghobi sepeda malah beraktifitas dan sifatnya koloni. Dan hajatan ini, sebagai bentuk nego sekaligus project percontohan, sebuah hajatan saat memasuki new normal.
“Dengan konsekuensi, bagi peserta tetap diberi pembekalan sesuai protokol yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu selalu cuci tangan, pakai masker dan phsycal distancing, ”kompak H. David dan lana.
Sisi lain, turut menjadi upaya bijak, yang solutif, sehat dan campaign hidup sehat dengan bersepeda. Bisa juga, hajatan ini dipertegas untuk mengakomodir aksi penghobi sepeda di tengah boomingnya trend bersepeda, setelah masa pandemi.
Kalau sebelumnya, bersepeda sekedar happy n fun menyisir lokasi instagramable dan free style, tapi sekarang sampeyan ditantang di trek lurus sejauh 151 meter, untuk beradu cepat.
“Jadi, dilengkapi sensor start dan finish, seperti sistem pemberlakuan sensor yang ada di drag bike, ”detail Lana. “Bahkan, secara skema, sistem dan teknis kejuaraan telah kita komunikasikan dengan Pengprov ISSI, sebagai induknya, ”lanjut Lana.
Panjang trek 201 meter dinilai ideal dan telah disepakati. Khususnya, buat penghobi sepeda yang telah aktif bersepeda selama 2 bulan. Otot kaki, paha, tulang belakang sampai unsur cardio, dipastikan telah terbentuk sempurna.
Sehingga, secara bekal, untuk beradu speed kita optimis para penghobi ini telah memilikinya. “Apalagi bagi pecinta cross country dan road bike endurance, tenaganya pasti badak, ”tambah H. David.
Tapi, buat level penghobi sepeda lain, tetap bisa tersenyum. Sebab, banyak kelas dan klasifikasi rookie, novice dan expert. Selain itu pembatasan usia sebagai pembeda kelasnya.
Selebihnya, hajatan yang diprediksi menghadirkan 150 tim sepeda asal Jatim dan Jateng ini, juga diperuntukan mengembalikan kepercayaan wisatawan domestic, kalau Ponorogo bersih dari Covid19. Setara dengan konsep kegiatan sport tourism, untuk menjadi stimulus Visit Ponorogo 2020. teks - foto : collins/AMRF