Event spektakuler Indonesia Enduro Rally Championship 2020 (IERC), telah usai. Saatnya, jajaran awak tim kembali mengevaluasi, mulai proses persiapan, training fisik-skill, list option part kuda besi, up grade performa hingga rebuild dan setingan suspensi.
Persis dengan prediksi sebelumnya, IERC 2020 melibatkan equipment A to Z dan relatif kompleks. Jadi tak sekedar kuda besi dan kapasitas skill rider.
Misal, kalau bisa bicara, mungkin semua perlengkapan yang dipakai rider, seperti helm, glove, booth, jersey dan protector akan memberi laporan, sebagai input, mana yang kurang dan berlebihan.
Disini pentingnya komunikasi rider dengan tim, untuk disadur dalam sebuah data direktur teknik tim yang berlaga.
“Memang masih banyak celah dan kekurangan, meskipun semua telah terukur. Sebab tantangan yang dihadapi adalah alam dan tak bisa diprediksi, ”sapa Bayu Chief Mekanik JC Suspension, Surabaya.
Termasuk kondisi trek berbanding suspensi, tak bisa ditebak tipikal setingan suspensi yang tepat.
“Paling ideal memakai setingan default di tengah dan lanjut sesi seting performa suspensi bersama rider, sebagai input dan bahan testcase, ”urai Bayu.
Dari bobot total kuda besi plus rider, berikut gaya bawaan rider, mengerucut akan didapat data ilustrasi tipikal setingan yang dibutuhkan.
Sehingga, untuk IERC 2020 untuk setingan suspensi dominan diseting dan disajikan untuk mengakomodir minat dan keinginan rider.
Ilustrasinya demikian, misal trek yang dihadapi adalah bebatuan sungai, vulkanik licin menanjak, makadam turunan dan vulkanik bumpy sawah.
Trek paling berat, anggap saja vulkanik licin dan bebatuan sungai. Maka, di rentang mekanis suspensi ini yang layak diakomodir, melalui re-seting dan sampai rebuild misal dibutuhkan.
Mencari komposisi rebound dan kompresi yang tepat menjadi hal mutlak. Kalau dimasukan pada kesimpulan kenyal atau lentur, relatif keduanya dibutuhkan.
Skala prosentase, mengacu ke skill rider usai test case. “Tapi, dari hasil analisa dan survey beberapa rider peserta IERC 2020, lebih minat ke suspensi bertipikal lentur tapi nggak mentok, ”kata Bayu.
Optimalisasi performa suspensi juga bisa diakomodir melalui pemakaian dan kapasitas oli suspensi yang benar dan terukur, sesuai kebutuhan.
Penggantian sil oli dan sil debu menjadi hal mutlak. Anggap saja, sil oli dan sil debu telah berlangsung atau running dalam pemakaian.
Lagi-lagi pertimbangan trek yang tak bisa diprediksi, maka untuk sil oli dan sil debu, jangan sampai spekulasi dan lebih baik ganti baru.
“Terlebih lagi, akurasi hasil setingan suspensi juga banyak dipengaruhi oleh kerapatan sil oli, ”yakin Bayu.
Sedang untuk kebutuhan menghadapi sisa trek dari ilustrasi diatas, yaitu makadam turunan dan vulkanik bumpy sawah, harus bisa diatasi rider melalui improve gaya mengumpan RPM dan speed.
“Sesi seting performa dan testcase setingan suspensi itu dibutuhkan disini, ”papar Bayu. teks - foto : rio