JC Up Grade Kit - Rebound For Race : DIUJI COBA RIDER NASIONAL & TERBUKTI CATATAN WAKTU DI SENTUL KECIL MAKIN SINGKAT

Tim JC Suspension, Surabaya. Setia berkontribusi memajukan balap road race di tanah air & melalui komunikasi intens dengan rider, sehubungan performa suspensi yang superior. Tim JC Suspension, Surabaya. Setia berkontribusi memajukan balap road race di tanah air & melalui komunikasi intens dengan rider, sehubungan performa suspensi yang superior.

Untuk pembuktianya, minggu silam tim JC Suspension, Surabaya mengkomunikasikan ke beberapa tim road race, yang dinilai kredibel, untuk menguji coba JC Up Grade Kit di sirkuit nasional Sentul Kecil, Bogor.

Kebetulan dari kolega JC Suspension, Surabaya memiliki koneksi ke beberapa rider nasional. Yaitu Rio Adrian yang diback up tuner Kupret. Uji coba berlangsung pada pacuan Rio, yaitu Sonic 150 dan GTR 150. Tentu saja, suspensi depan OEM milik GTR 150 dan Sonic 150 telah mengalami rebuild dan dipersenjatai JC Up Grade Kit.

Selain itu juga ada nama rider nasional Rey Ratukore dan Aditya Fauzi, keduanya memacu MX King 150, dengan suspensi depan OEM dan replacement Yamaha 125Z. Tapi, keduanya sama-sama dibekali JC Up Grade Kit.

Sebagai pembuktian dan pengaruh JC Up Grade Kit terhadap performa suspensi, ban depan belakang diputuskan memakai bekas. “Jadi, bukan ban racing yang baru buka segel,  ”terang Bayu Prakoso tim Research & Develompent JC Suspension, Surabaya.

Sesi uji coba JC Up Grade Kit. Memakai ban bekas pakai & pembuktian kemampuan JC Up Grade Kit, melayani kemampuan traksi.

 

Pernyataan Rey Ratukore memang logis dan rasional, sebab ketika memakai ban racing dengan kondisi baru, jelas kontribusi performa suspensi akan tercover compound dan performa ban yang lebih menonjol. Tapi, lain cerita saat ban racing yang dipakai kondisi bekas, atau bisa dibilang afkir.

Bayu membenarkan persepsi diatas. Memang, itu tujuan kita hadir di tengah sengitnya kompetisi road race, termasuk uji coba kali ini. Sampai di titik limit penghabisan traksi tapak kaki, kita siap mengurai dan menerjemahkanya melalui JC Up Grade Kit ini dengan fitur adjustable-nya.

Persis dengan skenario sejak awal tim JC Suspension, Surabaya, saat pertama kali meraciknya. Memang menghendaki pembuktian dari sisi endurance. “Sampai dimana tingkat kestabilan performanya, sekaligus sebagai akumulasi data tim kita, ”urai Bayu.

Beberapa kali, juga kita simulasikan untuk menepis sugesti pengaruh dari JC Up Grade Kit. Di tengah sesi seting, saat mendapat input dari Rio, Rey dan Aditya, saya sempat aksi re-seting preload dan rebound, padahal cuman aksi.

Memang beda, naluri dan insting rider nasional. Sebab, kondisi demikian mereka tetap menilai performa suspensi kurang maksimal, saat dipakai late braking maupun rolling speed.

Peka-nya sebuah insting dan naluri rider seperti ini, yang kita butuhkan sebagai data dan acuhan. “Agar, perubahan performa yang didapat tersaji nyata, ”tegas Bayu.

Kerenya, saat uji coba tim JC Suspension, Surabaya melengkapinya dengan data loger dari AIM. Dimanfaatkan, untuk mengkonversi preload dan rebound dalam bentuk kurva, masing-masing kuda besi dan karakter rider.

Potensio Sensor. Membaca pergerakan kurva suspensi depan, sebagai input data loger & serba terdata.

 

Landai dan tajamnya naik turun kurva suspensi, penting bagi kita, untuk mengetahui output setingan adjustable preload dan rebound. Sebab preload dan rebound erat terkorelasi.

Kalau preload, dipengaruhi oleh bobot rider dan center of gravity kuda besi, serta variabel kebutuhan saat balap, seperti late braking, butuh preload keras. Maka, pegas spiral sebagai penjaga gawangnya, butuh diadjust atau diseting lebih kenyal.

Tapi, kondisi makin kenyalnya pegas spiral tadi, akan berpengaruh ke rebound. Dan disitulah menu seting adjustable rebound diaplikasi, untuk mereduksi kembalinya suspensi, agar tak terlalu cepat, efek adjustable preload yang tambah kenyal.

Cara ini spesial difokuskan untuk menumpas drible dan menahan agar travel tak terlalu dalam. Ketika dikonversi dalam grafik, bentuknya jadi landai, “beber Janal.

Tapi, realisasi dan penerapanya, perlu perubahan silinder dan plunger permanen, khusus untuk melayani output dari perubahan preload. 

JC Up Grade Kit. Sukses memperbaiki traksi & memacu gaya balap rider semakin atraktif, catatan waktu kian singkat.

 

Makin superiornya performa suspensi depan, catatan waktu yang diukir rider yang menguji coba JC Up Grade Kit, mampu menembus 54 detik, dari catatan waktu awal di 55 detik.

Tapi, ini masih awal dan rider bisa jadi masih adaptasi. Kita optimis dilain waktu akan ada inovasi gaya balap baru, untuk menanggapi makin meningkatnya performa suspensi bagian depan. “Bisa jadi, untuk sirkuit Sentul Kecil makin singkat di 53 detik, ”prediksi Bayu .  

Logikanya, saat manuver berani lebih rebah, rolling speed makin mengalir dan late braking makin dekat di bibir corner. “Tetap ada proses dan uji coba, alasan itu kita ada di sirkuit Sentul Kecil ini, ”timpal Gombloh dan Toreto tim JC Suspension, Surabaya yang setia mengawal proses perjalanan seting.

Sisi lain, superiornya performa suspensi ini, juga sebagai bentuk ketertarikan kita,  terhadap laju perkembangan teknologi yang kian pesat. “Serta, mulai terjadinya refresh pola up grade mesin yang lebih terdata dan profesionalnya SOP yang diterapkan, ”analisa Janal.

Paddock JC Suspension. Ramah menyapa, memudahkan, tampil sebagai partner & bukan kompetitor.

 

Dan JC Up Grade Kit disini, berupaya semaksimal mungkin untuk melengkapinya, tanpa menjadi “competitor” OEM suspensi lain, yang bermain lebih dulu di kompetisi road race.

“Kita disini hadir, sebagai JC Up Grade Kit, memudahkan final seting kebutuhan tuner maupun rider, saat mengimbangi makin bengisnya performa mesin yang diaplikasi, ”tandas Janal.   teks - foto : skg