Restorasi kian marak, seolah menjadi pelaku baru otomotif beradu gengsi, dalam menyajikan inovasi dan kreasi.
Termasuk Dedy Potech mantan rider road race era 2000, yang menularkan hobi otomotif-nya ke Rihana Cecilia Santoso buah hati.
Yamaha F1Z R Full clutch lansiran 2004, yang kini berparas Caltex, jadi besutan Cecil sapaanya, pergi menimba ilmu di MTSN 1 Mojokerto, di Jl. Panjer, Mojosari.
Menurut Dedy Potech, livery Caltex garapan Cetol begawan Karya Mandiri Paint, Pacet itu, terbilang abadi !
Apalagi di era milenium, sempat berjaya saat dipacu rider Nasional Ahmad Jayadi, dalam pertempuran underbone, membela SKF Enduro Yamaha Caltex Racing Team.
Ahmad Jayadi saat itu satu lintasan dengan Dedy Potech, saat dibela Pak Yanto ujung tombak Pamor Racing Team, sampai tak bisa lepas soal soft conpound ciri khasnya.
Kisah platinum itu kembali terulangi Dedy Potech kepada putrinya, bersama Muhamad Efendi penjaga gawang kompartemen eksterior dan segmen permesinan Andre Gaguk.
Apalagi DNA-nya terselip piranti racing dan jamak diadopsi underbone, seperti rumah membran berikut reed valve-nya, dipinang dari Honda NS50 dan dipadu Mikuni 28 mm.
Debit gas segar dari kombinasi pertamax dan Maxima kian meningkat.
Agar ringan bergasing, gaya inersia turut disempurnakan, melalui pergeseran masuk fly wheel rotor 4 mm, berikut pemakaian bearing kecepatan tinggi dari FAG.
Demikianlah lubang tinggi transfer oleh Andre sapaan tuner jangkung itu, dinaikan 1,2 mm, berikut polish di permukaan berkontur jeruk.
Dan disulut CDI Yamaha Mate Malaysia dan koil KRR 150.
Kendati setting karbu pekat, takaran kompresi Andre menganut medium, seperti request Dedy agar bawaan tetap jinak saat dipacu putri ke tempat ekskul.
Sementara lubang buang, mengadopsi desain trapesium, karena pertimbangan sering dipakai sunmori dan identik dengan kebutuhan gasingan tengah atas.
Diolah knalpot KBRS berdesain mirip brand Hong Leong, yang sempat menjadi legenda di era kejayaan underbone.
Kompartemen kopling, digawangi rumah kopling Moto 1, yang telah kompatibel dengan kampas kopling FR 80.
Guna meratakan konversi energi ke kecepatan, yang kini dikelola rasio gear custom acuh tak acuh pasar senggol.
Bedanya, kalau kebutuhan dipakai sunmori, final gear lebih handal memakai 15-35, "ulas Efendi sapaan mantan mekanik AHASS, dengan segudang penghargaan tingkat Asia Pasific itu.
Makin spesial, sajian eksterior hasil kawin silang tema JDM, atmosfir ini sengaja dijaga Efendi, untuk membangun diferensiasi pasar.
Seperti tapak kaki, hasil paduan VND Racing dan Diablo Rosso 90/90-17, diapit swing arm B Pro dan distop caliper Nissin double piston aktif yang dipinjamkan dari Apido, berikut pemakaian baut full steinless sttle ProBolt. enea