Besar dan tinggal di lingkungan mania racing kompetisi, baik roda empat dan roda dua, sukses memberi energy positif bagi H. Ali, adik kandung H. Rokhmawan Big Boss Rizqy Motorsport.
Kedekatan dengan para crosser dan pembalap roda empat di level Asia Pasific, lantas menghadirkan inspirasi bagi H. Ali, untuk menjadikan M. Azriel Al Sakha putra pertamanya, berkarier di otomotif.

Mantapnya, skenario beraroma pelatihan fisik Sakha sapaan-nya, telah didedikasikan oleh H. Ali sejak dini, melalui kompetisi Push Bike.
Memang rasional, ketika mengasumsikan Push Bike, dominan melatih motorik, fisik dan otot paha kaki, yang erat terkorelasi dengan olahraga motocross.

Bahkan, Sakha tercatat pembalap Push Bike berprestasi skala Nasional. Persis di 2 tahun silam, Sakha mulai dikenalkan pada special engine berkubikasi 50 cc.
Atas kedekatan dengan instruktur dan para crosser, H. Ali jadi memahami steping dan porsi pelatihan buat Sakha.

Hampir setiap hari, Sakha beradaptasi dengan geometri, handling, turning radius, sampai output performa mesin KTM 50.
Saka begitu menikmati, sembari dimonitor tiada henti oleh H. Ali, sehubungan kemampuan fisik Sakha.

Tanah lapang bekas sirkuit motocross Rizqy Motor Boss Mild di kawasan desa Bulusari, Gempol, Pasuruan, menjadi awal sentral pelatihan Sakha.
Dari mengumbar speed, teknik ngebrake, mengenal racing line, sampai jumping tipis-tipis.

Setelah dinilai mampu beradaptasi dan berkembangnya porsi kapasitas fisik, Sakha lantas diikutkan di kejuaraan Motocross Openchampionship maupun seri Kejurnas di kelas MX50 cc.
Memang spesial, Dengan usianya yang relatif belia, Sakha telah dikenalkan dinamika kompetisi motocross !

Karakter petarung MX50 cc, dari Jabar, Jateng, Jogja dan Bali, yang intens berlaga di motocross, telah banyak dikenal Sakha.
Cuman, emosinya kadang meledak-ledak, seolah mempertegas karakter petarung mulai tampak di usianya sejak belia.

Dari jam terbang dan intensitas private training yang tiada henti ini, pelan tapi pasti makin kesini mental bertarung dan adrenalin Sakha terus terbentuk.
Terlebih, setelah rampungnya pembangunan sirkuit Putra Airlangga Rizqy Motorsport di Dieng, Gempol, Pasuruan.

Materi teori dan praktek yang diberikan pada Sakha, jadi mulai berkembang dan merujuk ke teknik menghadapi handicap.
"Tapi, setiap giat private training, tetap saya instruksikan untuk pengenalan seluruh handicap sirkuit Putra Airlangga Rizqy Motorsport.
Dengan full throttle, mengerem, menahan postur tubuh saat bergesernya center of gravity, sampai sikap kaki saat menghadapi corner, saya nilai itu sudah fisik diatas kuda besi.

Jadi, tak ada unsur penekanan ke nyali, tapi tetap saya monitor body language Sakha, di setiap menghadapi handicap, "jelas Gatam Hatim instruktur Saka.
Memang, ada beberapa titik handicap yang kalau saya terjemahkan, nyali Sakha bergulir alami, tampak lebih berani untuk full throttle.
"Di fase itu, baru saya berikan bekal arahan dan pengulangan teknik menghadapinya, "urai Gatam Hatim.

Mulai matangnya teknik, fisik, skill dan stabilnya kontrol emosi Sakha, di beberapa kejuaraan motocross mulai merangsek podium.
Seperti belum lama ini di IWAK Nassi Motocross Grasstrack 2025, Blitar, Sakha sukses menjadi Numero Uno !

"Itu bukan target Sakha, tapi sah-sah saja untuk sekedar sesi pemantapan dan penetrasi fisik Sakha, sembari sparing.
Karier Sakha spesial saya tempa dan proyeksikan untuk menghadapi kejuaraan motocross di skala Nasional.

Karena, siklus dan parameter lebih jelas untuk perkembangan teknik dan skill bagi putra saya, "tegas H. Ali. skg



















































