Gus Yanto “Gondrong” Escobar - Coordinator Event PT. Gajah Tunggal Tbk : BERJIWA BESAR & BIANGNYA BAN KOMPETISI DI INDONESIA

Yanto & Dodiyanto IRC. Saat awal mensosialisasi memperkenalkan ban balap IRC di Pamekasan, Jatim tahun 2007. Yanto & Dodiyanto IRC. Saat awal mensosialisasi memperkenalkan ban balap IRC di Pamekasan, Jatim tahun 2007.

Postur giant gondrong dengan logat tegas dengan senyum khasnya, sudah menjadi cirri khas pria yang biasa akrab disapa Gus, Mbah atau Escobar itu. Tenar dengan jabatan marketing PT. Gajah Tunggal Tbk sebagai produsen ban IRC sebagai merk paling popular dan dipercaya konsumen pengguna roda dua di tanah air.

 

Pelan tapi pasti nama Yanto mulai melejit di dunia balap segmen road race, saat PT. Gajah Tunggal Tbk mulai agresif, melangsungkan riset dan pengembangan ban balap tipe Razzo di tanah air. Intensitas road race yang tinggi di Jatim, sepakat dimanfaatkan sebagai ruang untuk menebar promo. Even kejurda yang memiliki nilai jual dan dipandang sebagai lahan paling strategis.

Yanto IRC & H. Anton Abdullah. Saat ramah tamah di sela acara Musprov IMI Jatim.

 

Jiwa besar dan loyalitas Yanto ke perusahaan memang tak bisa dipungkiri, hingga mencoba mengkomunikasikan dengan Pemprov IMI Jatim untuk melangsungkan program one make tyre, sejak era kepemimpinan H. Anton Abdullah. Disini Yanto mulai membangun mutualisme dengan penyelenggara road race, yakni Bambang Kapten sebelum menjabat Ketua Pemprov IMI Jatim.

Tenang, ada reward dan tak cuman aturan yang membabi buta, ini semua terlaksana juga rasa simpati pembalap. Prinsipnya, diluncurkannya Razzo untuk memangkas bajet soal belanja ban tim road race. “Sebab, dieketahui bersama awal Razzo diluncurkan HET berkisar dibawah Rp. 400 ribu, ”kenang Yanto saat pertama kali gerilya di even Kejurda Jatim Banyuwangi di 2006. Catat baik-baik ya !

Yanto IRC. Aktif memantau perkembangan road race kejurprov di Tulungagung.

 

Sosialisasi one make tyre tak semudah membalik tapak tangan, sebab butuh mengupas sentimen produk pada rider, tuner sampai manajer, ke sebuah produk dan brand. Tapi, dengan jiwa besar marketing-nya, Yanto sukses melakukan pendekatan persuasif, dengan berbagai cara dan kesempatan. Sampai even road race level Kejurda Jatim dimanapun, Yanto pasti hadir mengumbar senyum berusaha ramah ke semua insan otomotif Jatim yang aktif di road race. 

Termasuk dengan jurnalis dari media apapun, Yanto berusaha menegaskan, latar belakang hingga misi dan visi diluncurkan-nya ban balap Razzo. Tak pakai lama, seiring dengan perjalanan seri Kejurda Jatim 2006, pelan tapi pasti semua tim mulai familiar. Bukan berarti setelah laku dan dipercaya lantas ditinggal, tapi Yanto memutuskan memantau dan menunggu input dari pembalap sampai muncul kata sempurna.

Hingga munculah Razzo 166 dan Razzo 221, sebagai input dari para rider, saat melayani semua berbagai kondisi sirkuit dan cuaca. Ini temasuk bagian berat perjalanan Yanto saat menjabat Marketing PT. Gajah Tunggal Tbk, serba butuh proses. “Belum lagi, menghadapi ritme aktual teknologi yang diaplikasi tuner di setiap tahun-nya, ”urai Yanto.

Yanto IRC. Bersama kolega & jajaran Pemprov IMI Jatim saat memantau Kejurprov Road Race Jatim 2009.

 

Kalau diilustrasikan 0 sampai 10 dan 10 merupakan teknologi yang terbaik, tapi 10 tadi tak bisa langsung diaplikasi. Semua faktor dan perkembangan teknologi di segmen road race jadi tolak ukur, termasuk desain sirkuit, teknologi suspensi hingga APM mana yang lagi nge-hits menjadi trend setter.

Ada rumus dan resep yang wajib in line dengan kualitas produksi. Apalagi dalam hal ini juga menyangkut efek traksi berbanding performa speed. Jadi, porsi desain dan compound ban serba terukur, skala prioritas menjadi komitmen kita, untuk merubah kompetisi road race level apapun di tanah air, agar lebih baik.

Dan perlu dicatat ya, selama meluncurkan produk ban balap mulai seri Razzo hingga seri Fasti1, Fasti2 sampai Fasti3, sebenarnya harga yang dipasang itu hasil subsidi dan simpati PT. Gajah Tunggal Tbk. Sekali lagi, memang sudah menjadi komitmen kita, untuk mengawal, mengembangkan hingga menghantarkan rider di tanah air menjadi champion, ”tegas Yanto yang diklaim sukses meng-IRC kan wilayah Indonesia Timur sejak 2006.

Yanto IRC & Judiarto Lightning Production. Saat bekerjasama di segmen off road.

 

Saat memasuki 2009, Yanto bergeser mengepakan sayap, sehubungan dengan peluang segmen pasar baru yang subur untuk dibidik. Persis di 12 Juli 2009, Yanto kembali tampil di gelaran spektakuler, bertitel Axioo Motocross International Championship seri II di Jember, hasil garapan Judiarto promotor beken dari Lightning Production.

Perubahan motocross spekatakuler di tanah air itu dimulai dari sini. Sebab, tak cuman cihadiri crosser potensial tanah air, tapi juga ada sederetan nama crosser bule, seperti Kim W Ashkenazi, Jarryd Mc Neil, Wattana Kanlaya.

Axioo Motocross International Championship. Tim IRC saat berdiskusi dengan Kim & Mr Noboru IRC Japan.

 

Di even ini IRC berkontribusi menjadi co sponsor, didalamnya terselip misi rahasia untuk meriset ban motocross. Mengingat even ini disebut-sebut sebagai booster mania motocross di tanah air. Konsep jemput bola diaplikasi Yanto, untuk melakukan riset ban motocross secara militant dengan tester crosser ternama.

Prediksi Yanto memang beralasan, sebab menjelang akhir 2009, tepatnya di 12 Desember 2009, putaran 1 even Surya 12 Motorider Powercross Championship Indonesia Power to Power berlangsung di Batu, Malang.

Atmosfir even-nya, seru, liar dan bengis, sukses menjadi penjenjangan kompetisi di segmen motocross, belum lagi sistem yang diaplikasi penyisihan, hingga dilepas duel atau power to power. Di kesempatan itu, Yanto yang mulai berganti jabatan sebagai divisi Motosport PT. Gajah Tunggal Tbk, masih dalam perjalanan riset dan pengembangan ban motocross lokal.

Yanto IRC. Berusaha menguasai pasar kompetisi roda dua di tanah air & di tengah kompetisi level international.

 

Dan momen ini sudah mendekati final, sebab Yanto sudah bisa memastikan harga lebih murah 30% dari ban import dengan kualitas tingkat dunia. Dari sini pula meluncurlah produk ban motocross IRC bernama iX-05H dan iX-09W. Perjalanan riset di kompetisi yang berat, sukses membuahkan performa luar biasa saat dipakai di laga Kejurnas Motocross hingga level Openchampionship.

Hubungan harmonis antara Yanto dan Bambang Kapten hingga akhirnya menjabat sebagai Ketua Pemrov IMI Jatim, juga banyak memberi angin segar ban produk PT. Gajah Tunggal Tbk. Sebab, termasuk di seri Kejurnas Drag Race di 2013 mulai memakai titel Gajah Tunggal Kejurnas Drag Race Open Championship.

Tapi, di kesempatan ini Yanto sekedar untuk me-reminding, produk ban roda empat PT. Gajah Tunggal Tbk. Sebab, terhitung 3 tahun kebelakang dari 2013, ban semi slick sudah dikenalkan di even slalom maupun drag race, yakni seri Champiro HPY dan HPX.

Helmi Sungkar Trendy Promo Mandira & Yanto IRC. Kompak menyambut even road race level nasional format terbaru Indoprix.

 

Maraknya even dan perkembangan tim drag bike, juga tak luput dari maping Yanto, terkait dalam membaca peluang pasar. Bahkan, sebelum diluncurkan-nya Speed King NF81 Series hasil pengembangan ban IRC Eat My Dust, yang tenar dipakai rider drag belakangan ini. Sebelumnya Zeneos dulu yang dikenalkan pada Kejurda Honda Zeneos GM Adnoc Drag Bike, Pasuruan pada 24 Agustus 2014.

Seperti pada produk sebelumnya, tetap ada proses dan pengembangan. Berusaha mendevelopment produk ban yang pas, sesuai kebutuhan. “Hingga, muncullah  Speed King NF81 Series, yang bisa dinikmati sampai sekarang ini, ”kata yanto yang sekarang menjabat sebagai Coordinator Even PT. Gajah Tunggal Tbk.

Yanto IRC & dealer IRC Jatim. Dilibatkan langsung saat pagelaran Indoprix di Surabaya.

 

Itu artinya, makin banyak pula relasi Yanto dengan promotor dan penyelenggara balap, selain road race dan motocross. Sebab, sesuai dengan tradisi sebelumnya, IRC selalu tampil menguasai dalam mensukseskan perjalanan kompetisi, seperti halnya di drag bike.

Termasuk, di even kompetisi road race level nasional, seperti Indoprix, Motoprix Yanto juga tampil mensukseskan even, berikut mensuport beberapa tim balap potensial Indonesia. Sebab dinilai sebagai sarana promo aktual, seiring perkembangan dan gengsi kompetisi roda dua di tanah air.

Gus Yanto IRC & Gus Ipul. Memberikan apresiasi kepada pembalap berprestasi di even Indoprix.

 

Perjalanan Yanto dan IRC di balap roda dua tanah air, cukup banyak memberi kontribusi dalam memajukan perkembangan balap di tanah air. Kemajuan dan perkembangan industri kreatif otomotif dari skala mikro sampai raksasa, program racing APM, hingga efek horizontal lain, yang secara tak langsung ikut sama-sama menikmatinya. Dengan jiwa besar Yanto, semua terkendali dan berjalan lebih merata, hingga menjadikan brand IRC selalu melegenda di setiap kompetisi roda dua di tanah air.    teks - foto : collins