Petarung kawak yang lama gantung helm, akhirnya dibuat panas juga penasaran oleh special event bertajuk "Flatrack Openchampionship 2024, yang belum lama ini dihelat di sirkuit Brantas, Batu.
Dangir sapaan pria metroseksual, di ajang yang lantas bergulir sebagai nostalgia para legenda motocross itu, ikut bertempur di kelas Veteran.
Praktis, dedengkot IGMS yang dikenal humble juga murah senyum, kembali buka brankas tempat apparel tempur lamanya disimpan.
Memang telah lama, Dangir hobi berat Flat Track, sampai soal pacuan daily use masih kuat melekat terbias hobi lamanya, yaitu Mega Pro berparas Flat Track.
Tapi, kali ini Dangir yang membela "11Garage IGMS Badok Klera", justru mengusung gacoan berbasic Yamaha RX King dan telah dibekali equipment Flat Track.
Proses up grade berlangsung pada sektor tapak kaki, setang kemudi, suspensi depan belakang, berikut performa mesin.
Di sesi ini pula, tampak Anam engine builder bagian legenda jagad persilatan 2 tak zona Sidoarjo, spesial turun gunung menangani pacuan Dangir.
Dari pemakaian membran V-Force III dan karbu over spek, dipastikan porting silinder mengalami rombakan total, untuk mengejar torsi maksimal, kebutuhan menu Flat Track.
Sisi lain, agresifnya gasingan bawah juga menjadi perhatian Anam, melalui pemakaian knalpot 3V3 kebanggaan Anam, saat berjaya di era 2000.
Hingga, konversi power to speed, disempurnakan piranti kampas dan pegas kopling kompetisi, mengimbangi traksi profil tapak kaki hypermotard, yang extra mencengkeram tipikal gravel lintasan Flat Track sirkuit Brantas.
Makin spesial, bearing as kruk telah berganti high speed, berikut racikan gigi rasio custom spesial hadapi layout sirkuit Flat Track.
"Pada prinsipnya, DNA up grade performa RX King pacuan Dangir, hampir setara basic yang dipakai grasstrakck.
Tapi volume ruang bakar relatif lebih besar, agar akumulasi gas segar yanh dikompresikan lebih produktif dikonversi ke torsi maksimal, "urai Anam.
Menurut keterangan resmi pria yang disibukan aktifitas di kontraktor itu, mengaku baru saja beradaptasi dengan lintasan Flat Track.
Terlebih, saya juga lama tak singgah di rumah fitness, seperti tradisi 10 tahun silam saat mengolah cardio vascular.
Over all, untuk fisik masih mumpuni, kendati demikian saya akui masih butuh training, khususnya level body balans, saat mengeksplore aksi rear wheel steering.
Kalau sekedar mengolah power band, akurasi mengumpan speed keluar tikungan, masih tetap ingat trik-nya.
"Tapi, saya bangga dengan Flat Track, seolah kembali menggugah darah muda saya, untuk bereinkarnasi saat masih bergelar "Ali Topan".
Semoga event serupa, terus dihelat di seluruh belahan kota di Jatim, agar kembali marak fenomena rear wheel steering di tengah racing kompetisi modern, "senyum Dangir mengenang riwayatnya. enea