Ada sosok spesial di jajaran Pengcab IMI Kediri, yang tampil kalem juga lemah lembut.
Beliau adalah Gus Yusron sesepuh Ponpes Tahfidhil Qur’an Sirojul Ulum, Semanding, Tertek, Pare, Kediri.
Bergabung di Pengcab IMI Kediri merupakan bentuk cinta dan sulitnya berpaling dari dunia otomotif.
Pasalnya, sejak remaja, Gus Yusron juga dikenal penggemar top speed, sebagai bentuk aktualisasi diri.
Pemaparan ini memang rasional, sebab setiap era ada masa, demikian di setiap masa selalu ada era-nya.
Tapi, saat itu saya dan teman-teman, lantas tertantang di event resmi drag bike, mencari parameter jawara-nya.
Dari kisah laga di event resmi ini, saya bisa memetik banyak pelajaran, bahwa meskipun hobi itu positif, modal sendiri, berkreasi swadaya, merasa sudah menjadi terkencang, akan tetapi harus mentaati aturan atau regulasi.
Disitu ego saya dan teman-teman bengkel, juga pembalap, seperti ditasbihkan untuk patuh agar tak kena diskualifikasi.
Sama dengan umat-Nya, sehebat-hebatnya manusia harus tetap tawaduk, mengikuti norma dan ajaran-Nya, "kata Gus Yusron berfilsafat.
Setelah era racing, maraknya fenomena kolektor motor classic Jepang dan Inggris, Gus Yusron juga pernah melaluinya.
Perspektif ini, kian memperkuat, bahwa zona Kediri, Blitar dan Tulungagung, memang gudang-nya kolektor motor classic di era 2005.
Salah satunya Gus Yusron, beragam tipe jenis motor classic Gus Yusron selalu up date dan memilikinya.
Cukup banyak perjuangan yang dilalui Gus Yusron, saat gerilya berburu motor classic diatas 50 tahun.
Karena butuh komitmen, untuk bisa ke daerah pelosok yang cukup sporadis, keberadaan-nya.
Fase itu, Gus Yusron justru menikmati dalam perjalanan-nya, ketika terbesit oleh tafsir makna antara "nafsu dan obsesi".
Memang berat, karena realistis, ketika mengasumsikan trend otomotif kala itu memang penuh euforia, saat ramai kolektor motor classic.
Tapi, lagi-lagi pelajaran hidup dan agama, yang seolah jadi pondasi lantas mengkalibrasinya.
"Kalau mengingatnya saya selalu "nebah dada" sembari mengucap Subhanallah.
Ya sudah kalau sudah cukup, bagi saya tiga motor classic saja sudah saya nilai kolektor.
Saya yakin teman-teman yang pernah dekat, pasti sepakat oleh candaan saya beraroma wejangan itu, "senyum Gus Yusron mengenang.
Dan saat ini, Gus Yusron tetap setia menjalani hobinya di otomotif, tapi sekedar menjadi member di MBC Kediri.
Honda CB-500X menjadi "sembrani" kebanggaan Gus Yusron, saat menghadiri berbagai program kerja dan aktifitas MBC Kediri, yang tak jauh dari aksi sosial itu.
Gus Yusron tampil sebagai cooling system, dalam mengimplementasikan sadar dan santun berlalu lintas.
Hakekat bentuk cintanya di dunia otomotif ini, memang banyak terselip makna indah, bagi Gus Yusron hingga didaulat dan bergabung sebagai Pembina Pengcab IMI Kediri, sejak dibentuk.
Ironisnya, ragam kutipan kehidupan di otomotif, seolah digariskan in line dalam perjalanan hobi bersama komunitas dan organisasi-nya.
Sebab, bagaimanapun juga hobi otomotif itu cermin dari sikap positif, upaya istiqomah, mengingat hobi lelaki ini tegak lurus.
Maka outputnya pasti memiliki bias positif, seperti jalin silaturahmi dengan kolega baru, ikut mempopularkan destinasi wisata, mengangkat perekonomian sektor UMKM, serta bersama-sama menciptakan perilaku positif, "yakin Gus Yusron. skg