Minggu silam beberapa line up Yamaha, seperti MX King 150 dan R25, ikut diuji coba oleh Mevans Sanggramawijaya rider Onesixeight Racing Team, saat training skil digelar secara exclusive di sirkuit Sentul Kecil, Bogor.
Dari awal pembicaraan bersama instruktur, divisi teknik dan pit crew, menyebutkan line up Yamaha tadi, sengaja dipakai untuk mencari metodhe pembanding soal pengembangan improve racing line rider-rider Onesixeight Racing Team, saat menunggang Husqvarna FS 450 di supermoto atau Trial Game Asphalt (TGA) series 2020.
Kalau MX-King wheel base yang relatif pendek, proses menusuk fast corner bisa lebih dekat. Beda perlakuan saat menuggang R25, trik memangkasnya lebih awal dari luar ke dalam. Dari kedua kuda besi beda DNA itu saja, telah didapat input, soal strategi racing line.
Termasuk penyajian limit speed ideal, jadi semakin terukur. Menjadi hal penting bagi rider, untuk mencari data yang serba terukur. Sebab, dari situ akan jelas didapat hukum sebab dan akibat, yang dinaikan menjadi bahan evaluasi bersama insruktur, divisi teknik dan pit crew.
Seperti, rapinya racing line yang bisa dicapai MX King 150, apakah bisa diterapkan saat menunggang Husqvarna FS 450 ? Tugas berat instruktur dan divisi teknik ada disini, berusaha memberi pengertian fleksibel, sembari dengan uji praktek dan test case.
“Sebab, datang dan hadirnya sebuah inovasi baru, tak selalu dari divisi teknik. Kalau menurut rider menjadi hal yang positif, seharusnya bisa direalisasi juga kan, ”lontar Mevans. Itu sekelumit komunikasi antara Mevans dengan awak Onesixeight Racing Team, sebagai bentuk dinamika tim balap.
ONESIXEIGHT RACING TEAM MEMAKAI YAMAHA, ADA SKENARIO APA LAGI YA ?
Dibalik itu semua, ada skenario yang diusung oleh Onesixeight Racing Team. Apa pasal ? faktor kebetulan keberadaan Doni Tata, yang sebenarnya rider Onesixeight Racing Team, merangkap instruktur Onesixeight Racing Team.
Meskipun Doni Tata tak lagi pakai t-shirt dan topi biru, tapi brand image-nya tetap kuat melekat sebagai loyalis Yamaha. Wajar, toh Doni Tata sempat dihantar di level balap dunia, era divisi racing dinakodhai oleh Edmond Cho. Buat jalur ke dalam, tentu saja ada “red carpet”.
Faktor kebetulan lagi, sebagai pembanding sesi training skill supermoto, Mevans memakai kuda besi line up Yamaha. Tentu saja, hal demikian mengundang pertanyaan besar, sekaligus rasa penasaran pemerhati otomotif.
Biar tak main tebak, ada tesis, logika yang bisa dikaji dan dikaitkan dengan momen diatas, mari dibedah sama-sama. Pertama, apakah Onesixeight Racing Team mendapat suport dari Yamaha, mengingat networking Mevans cukup luas khusunya para kolega bisnisnya, selain Doni Tata. Tapi, jangan lupa dengan loyalis Honda, Mevans juga cukup banyak mengenalnya.
Kedua, benarkah Onesixeight Racing Team lagi proses membangun loyalitas ke pabrikan Yamaha, melalui pemakaian line up Yamaha MX King dan R25, agar di 2021 mendapat suport dari pabrikan Yamaha.
Dan ketiga, mungkinkan Onesixeight Racing Team akan mengepakan sayap ke road race ? seperti yang intens digelar Yamaha melalui event Sunday Race di Sentul Besar, Bogor.
Tesis nomer satu dan dua, jelas tak mungkin. Sebab, bukan menjadi karakter Onesixeight Racing Team. Apalagi sejak awal dibangun Onesixeight Racing Team, tak ada unsur dan tendensi ke salah satu brand kuda besi.
Mengingat representasi Onesixeight Racing Team, kental sebagai perfectsionis team, yang selalu memprioritaskan kualitas dan memikirkan efek horizontal untuk berkembang bersama.
Bisa jadi tesis ketiga yang kuat menjadi jawabanya. Ketika dikaitkan dengan latar belakang awak Onesixeight Racing Team, yang dominan pernah besar di kompetisi on road. Seperti Kiswadi dan Doni Tata, bapak anak yang pernah membela Yamaha sejak belia, belum lagi dengan jam terbangnya.
Termasuk Irwan Ardiansyah sahabat lama Mevans, yang sekarang menjabat Kepala Instruktur Onesixeight Racing Team, juga sempat besar di dunia road race dan supersport. Praktis hal demikian yang banyak memberi input, sebagai bekal dan strategi tahapan menghadapi supermoto yang semakin panas.
Memang cukup rasional dan beralasan, kalau Mevans dan Onesixeight Racing Team akan kembali aktif di road race. Sebab, sejak duduk di bangku SMA, Mevans sempat aktif turun di road race, era underbone.
Dan seperti statetment yang sempat disampaikan Mevans, bahwa supermoto lebih dominan membutuhkan basic skill road race dibanding motocross. Apalagi TGA series hingga di 2019, menu desain sirkuitnya persis road race, dengan tambahan single jump dibeberapa titik.
Menjadi hal yang wajar dan rasional, ketika saya memutuskan kembali aktif mengikuti kejuaraan road race skala nasional, seperti event Sunday Race. Sebab, kalau diilustrasikan, road race dan TGA series bisa disebut 11-12. Saya yakin akan memberi tambahan bekal skill baru untuk menghadapi supermoto. Faktanya, beberapa jawara di TGA series, aktornya tetap rider road race aktif.
Hal ini juga yang menjadi latar belakang, mengapa Onesixeight Racing Team memakai MX King dan R25 saat sesi training skill. “Dan event Sunday Race yang saya nilai cukup aspiratif, sebagai pemanasan menjelang TGA seris atau event supermoto lainya, ”beber Mevans. teks - foto : collins/NPJ