Diasil electrofusion, teknologi yang dianut pada proses pembuatan silinder Ninja 150 series. Memang luar biasa, pori skala mikro dipermukaan silindernya, mampu menjadi kantong pelumasan. Durability jadi lebih baik, demikian dengan umur pemakaian.
Tapi di workshop racing, persepsi semacam ini tak lagi berlaku. Sebab, saat terobsesi mendongkrak kapasitas mesin diatas 160 cc, bengkel colter dan mekanik tak bisa berkutik. Sebab, rumah dan silinder Ninja 150 series dirancang satu bahan.
Solusi satu-satunya mengganti silinder konvensional aftermarket yang dikonsumsikan untuk Ninja 150 series. “Proses pemakaianya, silinder asli dibubut sampai habis lebih dulu, kemudian silinder aftermarket sebagai penggantinya dipasang, dengan sistem press, ”kata Wawan Chief Mekanik RAT Motosport di Jl. By Pass Juanda 17, Sedati Gede, Sidoarjo.
Paling krusial ada saat proses pemasangan silinder ke rumah silindernya. Haru benar-benar 0 clearence dan presisi sampai tak ada ruang. “Istilah di dunia bubut “sepan rata”, serius Wawan. Hal demikian memang mutlak, mencegah terjadinya kebocoran porting. “Sebab, ada celah sedikit saja pasti dijadikan jalan pelarian, ”wanti Wawan.
Giliran ke proses final portingnya, lebih tepat pakai bor tune ukuran kecil model elips. Untuk mempermudah menjangkau sasaran yakni silinder yang diporting. Sehingga, daging diral pada rumah silinder tak sampai termakan.
Anggap saja proses mempresisikan porting silinder dan rumahnya sebagai langkah awal. Pastinyan, permukaan porting dan diral rumah silinder rata hingga tak sampai muncul nat. “Sebab, nat bisa memicu problem, siklus gas segar bisa terhambat, akurasi suplai dari karbu ke ruang bakar tak sebanding, ”yakin Wawan.
Rombakan dan desain porting selanjutnya, tinggal menyesuaikan kebutuhan dan request. “Makin melebar, tambah tinggi monggo, terpenting porting silinder dan porting diral sudah didapat titik temu dan presisi, ”ingat Wawan. teks - foto : enea