Onesixeight Indiel MX-GTX Openchampionship 2020 seri 2 yang sejatinya akan dihajat di minggu ke 2 bulan November 2020 di sirkuit Tambakrejo, Sleman, dinyatakan jadwalnya ditunda, sesuai situasi dan kondisi yang berkembang.
Mengingat, siklus dan pengaruh pandemi ini, beberapa Pemda atau Pemkot di setiap wilayah, kebijakanya berbeda-beda. Hal ini juga berdasar tingkat penyebaran covid19 dan level produktifitas masyarakat, di setiap wilayah.
Dan Tambakrejo, Sleman, termasuk wilayah yang tegas dalam mensosialisasi protokol kesehatan, yaitu psychal distance, selalu cuci tangan dan pakai masker.
Kendati tradisi Onesixeight Indiel MX-GTX Openchampionship 2020, sejak seri 1 meniadakan penonton dan telah mensosialisasikan protokol kesehatan, tapi tetap saja, izin penyelenggaraan, tak bisa dikeluarkan oleh jajaran dan pihak terkait.
Bukanya saya dan Management Onesixeight tak bisa, atau tak mau untuk menembus birokrasi. Kalau ditelusuri untuk perizinan saja, sebenarnya banyak kolega saya sebagai pemangkunya.
“Tapi, saya dan Management Onesixeight mencoba menanggapinya dengan arif dan bijaksana, menyangkut kebaikan dan atas hajat hidup orang banyak, ”tegas Mevans Sanggramawijaya crosser Onesixeight Motocross Team.
Pernyataan ditundanya jadwal event ini, berbanding speling waktu 1 bulan, juga sebagai bentuk ketegasan, keprofesionalan dan tanggung jawab moral, Management Onesixeight, terhadap Komunitas Motocross Indonesia, baik tim maupun privater, dalam hal ini sebagai pesertanya.
Jangan sampai ada opini dan tanggapan, bahwa kelangsungan event ini mengambang. “Sebab, ditundanya jadwal Onesixeight Indiel MX-GTX Openchampionship 2020 seri 2 di Tambakrejo, Sleman ini, bukan berarti saya dan Management Onesixeight lempar handuk, ”lontar Mevans dengan nada tinggi.
Tapi, justru merasa mendapat input pengalaman baru, terkait cara dan strategi sebuah perencanaan event, seperti usai masa pandemi ini.
Padahal sejak sebulan silam, squad Onesixeight Motocross Team, telah aktif mempersiapkan performa kuda besi di sirkuit BSD Tangerang. Dari replacement option part mesin, re-seting suspensi, simulasi pemakaian tipe tapak kaki dan mencari best maping ECU, untuk menghadapi Onesixeight Indiel MX-GTX Openchampionship seri 2, Tambakrejo, Sleman.
Jadi, kira-kira harus ada plain A dan plain B, untuk mengatasinya. Sasaranya, tetap demi kelancaran sebuah event prestasi Komunitas Motocross Indonesia, yang telah dibangun dengan empati, simpati dan pertimbangan mendalam, atas sebuah makna aktifitas crosser diatas 35 tahun.
“Saya dan Management Onesixeight, justru berharap ada alternatif sirkuit lain, dalam perjalanan Onesixeight Indiel MX-GTX Openchampionship 2020 seri 2 ini, sebagai solusi bersama, ”tandas Mevans.
Intensitas event Onesixeight Indiel MX-GTX Openchampionship 2020, seharusnya lebih padat. Mengingat, eksistensi dan kelangsungan event ini menjadi wadah Komunitas Motocross Indonesia. Maka, harus ada sebuah jalinan komunikasi dan aktifitas, untuk membesarkanya.
Apalagi, usai mengikuti di Onesixeight Indiel MX-GTX Openchampionship 2020 seri 1, di sirkuit Wanko, Bubakan, Mijen, Semarang, crosser yang tergabung dalam Komunitas Motocross Indonesia, mulai terbakar semangatnya. “Menanggapi point ini yang membuat saya semakin miris dan menyayangkan, ”kata Mevans.
Belum lagi ketika meninjau waktu, sudah menjelang akhir tahun. Padahal, tarjet di pergantian tahun 2020-2021, seharusnya ada event Old & New Onesixeight Indiel MX-GTX Openchampionship 2020, sebagai seri 3.
Dalam hal ini Management Onesixeight juga ingin berkontribusi, memecah konsentrasi keramaian di tengah kota, sebagai tradisi masyarakat saat merayakan tahun baru.
“Dengan harapan, di awal tahun 2021 sebelum terbitnya agenda balap 2021, event akan tersisa 2 seri dan bisa rampung, sebelum format baru event Onesixeight MX-GTX yang akan diluncurkan di 2021, ”beber Mevans.
Maka, menanggapi tertundanya jadwal di seri 2 ini , tetap saya cari dan rumuskan solusi bijak, untuk menyiasatinya.
Sebab, kalau membandingkan di wilayah lain, event balap yang mengundang keramaian, tetap bisa berjalan. “Dan hal ini yang membuat saya makin penasaran, sekaligus memunculkan tanda tanya besar, ”usut Mevans.
Bukan berarti mencari kesalahan atau pingin disalahkan. Tapi, keprofesionalan, komitmen dan konsistensi, yang mutlak menjadi pegangan. “Mengingat kelangsungan event ini, juga menjadi bentuk dan tanggung jawab moral, “tegas Mevans. teks - foto : collins/NPJ