Dilatar belakangi oleh jadwal MX-GTX yang tertunda di 2020, sirkuit bertaraf nasional Jaharun Center di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, sementara waktu dialih fungsikan menjadi lokasi agrobisnis. Yaitu untuk penanaman jaher merah dan jahe gajah.
Sebagai langkah bijak Juju Harboko dan Ugus serta jajaran Management, agar tenaga kerja sirkuit Jaharun Center dan Perum Wisata Tamer Indah di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, tetap bisa berkarya dan merajut perekonomian, sehubungan pengaruh pandemi.
Mengingat kondisi sirkuit yang telah terawat, dihadapkan dengan jadwal MX-GTX yang terus terbengkalai. Dan penanaman jahe ini krusial menjadi solusi bijak, agar lahan sirkuit tetap produktif dan bermartabat.
Sebelumnya telah dikomunikasikan, dengan Management sirkuit Jaharun Center dan Perum Wisata Tamer Indah. Sebab, untuk penanaman jahe seluas 2 hektar ini, sebagian lahanya masuk area sirkuit.
Misalkan untuk sementara waktu beberapa handicap sirkuit diratakan, sebagai lahan penanaman jahe. Apakah, untuk proses pembangunan kembali sirkuit, dari hasil penanaman jahe tadi apa bisa memback up ?
Dari hasil survey rata-rata pasar keseluruhan hasil panen dari lahan 2 hektar, didapat hitungan selisih bahkan lebih dari ekspektasi.
Dan estimasi waktu pembangunan kembali sirkuit, kalau sudah ada layout sirkuit , sanggup menyelesaikan dalam 2 minggu. "Akhirnya disepakati jalan untuk penanaman jahe, "urai Juju.
Dari luas 2 hektar tadi, saya pakai uji pembanding teknik dan cara baru menanam jahe, untuk mendapatkan kualitas yang unggul.
Metodhe pertama, dengan menambah pupuk kandang untuk campuran tanah merah khas geografis Galang. Mengalokasikan pupuk kandang per-hektar 60 ton.
Sistem penanaman jarak per-rumpun 30 cm-50 cm. Dalam 1 hektar kemungkinan bisa produktif ditanam 60.000 bibit.
Metodhe kedua menerapkan sistem tanam dengan karung goni atau yang tenar disebut sistem polybag. Memang boros di awal, tapi secara hasil panen bisa 2 Kg. Sehingga dari hasil kalkulasi masuk hitungan dan lanjut. Tapi dari sisi pertumbuhan bagus, sebab bibit terjaga steril.
Masa panen terbagi dua jenis, 6 bulan setelah tanam dan 10-12 bulan menunggu mati pohon sebagai rimpang, untuk pembibitan.
Dari hitungan kasar 1 hektar bisa menghasilkan 40.000 KG s/d 60.000 KG. Untuk sementara distribusi market masih membidik lokal, tapi mendatang akan fokus di pasar eksport.
Pertimbangan itu, kualitas rimpang jahe terus akan diuji lab, untuk memastikan bebas timbal dan murni. Pasca panen cara dan teknik perawatan telah dipelajari.
Selanjutnya melangkah, untuk mempelajari market. Sebab, kebutuhan pasar cukup beragam, dari tradisional market, level industri dan eksport.
Bicara penyebaran pasar untuk export, telah ada komunikasi dengan pihak importir China dan India. "Selebihnya, hasil panen unggulan jahe ini akan diolah berupa makanan dan minuman, sebagai menu komoditas oleh-oleh khas Sumatera Utara, "semangat Juju. teks - foto : enea