Kendati usai mengalami acident saat melangsungkan training skill di sirkuit Tikung, Lamongan, jelang bulan Ramadhan 2021. Tapi Kun Azam sapaan beken crosser potensial Jatim ini, justru kian berkobar semangat bertarungnya.
Hampir tak sampai dalam kurun waktu 2 bulan, pada proses penyembuhan, Kun Azam kembali menunjukan taring saat laga di event skala nasional bertitel Bos Junior Motocross Openchampionship 2021, di sirkuit kawasan Pulau Gadung, Jakarta Timur (11/4/2021).
Crosser belia dengan nomer lambung 007 itu, mampu merangsek podium teratas kelas 65 cc Consulation, di Moto 1 dan Moto 2, dari 18 crosser rivalnya.
Di kelas 65 cc yang dimix antara crosser novice dan junior itu, Kun Azam yang membela Bhayangkara Majapahit Sejati Restu Hidayah Mobil GHMS MX Team, Mojokerto itu, mampu membongkar dan mendobrak pertahanan rival beratnya.
Tarjetnya sesuai pesan instruktur, start awal harus terdepan, jaga ritme speed, memenej fisik lebih lebih baik dan jangan mengulangi kesalahan.
Dan pesan itu langsung diterjemahkan oleh crosser yang setiap minggunya, melangsungkan training skill 4 kali di sirkuit Karangpilang, Surabaya.
Hal paling mendasar, pada momen kejuaraan itu Kun Azam telah menemukan chemistry dengan performa Husqvarna 65 cc versi 2020 pacuanya.
Lengkingan RPM cenderung berada di atas, indikasi mental bertarung Kun Azam makin beringas. Satu hal lagi, Kun Azam telah matang mengenal tipikal power mesinya.
"Paling tepat saya menyebutnya hasil representasi saat berlatih di sirkuit Karangpilang, mengalir dan dominan main atas, "papar Gatam Hatim instruktur GHMS MX Training.
Termasuk Atar Algivari rival bebuyutanya, sanggup diovertake. Bahkan Kun Azam, mampu mendominasi kejuaraan hingga berlangsungnya 12 menit plus 1 putaran.
Usai cidera dan rehat, fisik saya justru berada di puncak performa. "Konsentrasi gaya membawa motor yang terbaik jadi mudah terbentuk, "lontar Kun Azam.
Tapi, untuk penguasaan racing line dari hasil pengajaran Om Gatam, sedikit saya rombak.
"Sebab, desain sirkuitnya lebih enjoy alias lebih mudah, dibanding desain sirkuit tempat saya berlatih, "senyum siswa Kelas 5 SDI Al Akbar, Bangsal, Mojoerto itu.
Acident di sirkuit Tikung, Lamongan hingga berujung pada pemasangan pen, bagi saya sebuah pelajaran berharga.
"Hingga bisa saya jadikan sebagai acuhan dan bahan evaluasi, "tutur Kun Azam.
Gatam Hatim : KUN AZAM CEPAT ADAPTASI, SAATNYA NAIK KELAS
Kalau memantau dari kepiawaian membawa kuda besi, Kun Azam tetrklasifikasi sebagai crosser yang cerdas.
Sebab, telah klimaks mengurai performa mesin. Bisa dibilang skill Kun Azam telah melebihi kapasitas mesin 65 cc.
Mutlak dan logis, bisa ditinjau dari gaya bawaan RPM mesin. Kun Azam cenderung bermain di RPM atas, jadi skill Kun Azam serasa telah memiliki jawaban saat menghadapi kecepatan kuda besi.
Di berbagai handicap, mampu dipangkasnya rapi. Tahu kapan saatnya mengumbar speed dan kapan saatnya mengumpan speed, melalui booster gantung RPM.
Dari sini saja telah terbaca, Kun Azam memang telah siap disandingkan kuda besi dengan performa lebih kencang lagi.
Hal krusial, memang faktor dari semangat orang tua yaitu Abah Munir, yang menghendaki jangan sampai vakum training atau beraktifitas di motocross, kendati jadwal event nggak jelas.
Komitmen dan konsistensi mensuport anak seperti Abah Munir ini yang sulit tertandingi.
Saya sebagai instruktur di lapangan, dalam waktu dekat ini akan mengkombinasinya dengan training fisik. Dengan harapan agar bisa memantaunya langsung dengan seksama.
Mungkin, training fisik akan saya gelar di sirkuit Karangpilang, sebelum pelaksanaan training skill.
Sebab, menjadi hal wajar saat masa pandemi, crosser-crosser binaan saya lebih pasif, untuk beraktifitas fisik.
Mengingat dan mempertimbangkan, saya mulai memonitor terjadinya penurunan fisik saat training.
Abah Munir : SEGERA PERSIAPKAN KUDA BESI 85 CC, BUAT TRAINING KUN AZAM
Dari input Gatam, segera mungkin Kun Azam membutuhkan pacuan 85 cc, untuk persiapan, kelak saat naik kelas.
Sisi lain, juga karena pertimbangan postur Kun Azam yang makin pesat. Geometri 65 cc, jadi kurang ideal.
Saya sudah memesan di KTM dan Husqvarna untuk 85 cc, mana yang tercepat prosesnya, itu yang nantinya akan menjadi pacuan Kun Azam.
Tapi, kalau melihat minat anak saya, pinginya naik KTM 85 cc. Semoga saja, KTM 85 prosesnya bisa lebih cepat.
Untuk kenaikan di 85 cc, skala prioritas saya tetap mempertimbangkan dari faktor postur berbanding geometri rangka.
Saya pribadi sebagai orang tua, sangat setuju. Sebab, memulai lebih awal di 85 cc dengan usia relatif belia, saya optimis jadinya akan lebih baik.
"Sebab, peluang mematangkan skill, pembentukan jam terbang dan mengintip kelebihan rivalnya, rentang waktunya cukup panjang, "semangat Abah Munir. skg