Kabar baiknya, Hafidz 286 Motocross Circuit terus menunjukan progres nyata. Sesuai dengan ekspektasi dan obsesi Ridho Tri Putranto Wakapolres Mojokerto, yang menghendaki terjadinya perubahan fungsi dari sebuah sirkuit motocross di Jatim.
Minggu silam (1/8), hingar bingar di Hafidz 286 Motocross Circuit, kembali terdengar, di sirkuit dengan basic landscape alam di desa Kemasan Tani, Gondang, Mojokerto yang cukup eksotis.
Bukan karena sound system group musik bergenre cadas, tapi lantaran raungan silincer racing, crosser-crosser MX2 yang datang merapat. Wow, bahkan ada crossser bulenya lagi.
Diantaranya Rafi Tangka, Rafly Rajab, Ananda Rigi, Marcelo Rigi, Lewis Cornish, Prima Persada, Kun Azam, Ariel, Galang, dan masih banyak lagi, yang ikut full throttle di simulasi latih tanding kali ini.
Hadir pula mentor dan senior motocross tanah air, yaitu H. Daniel Tangka, Johny Pranata dan Hendry Yusuf.
Enam jempol dari mereka, salut dan mengapresiasi atas keseriusan, simpati dan perhatian Ridho, yang turut berkontribusi menghidupkan eksistensi dan nafas motocross di Jatim.
Iya kan, saat pandemi nafas terhenti, sekarang usai pandemi lanjut gasss lagi !
Sipnya, crossser-crosser papan atas, dikesempatan kali ini memamerkan aksinya di layout sirkuit Hafidz 286 Motocross Circuit.
Tapi, tetap ada adaptasi, maping racing line, berhitung tinggi jumpingan, berikut mencari posisi landing yang terukur.
Bahkan usai beradaptasi dan pemanasan, crosser-crosser di berbagai level, start bareng dalam simulasi latih tanding.
Praktis Crosser senior disini berperan sebagai mentor, memberi contoh teknik dan gaya balap yang lebih terukur.
Sementara crosser junior makin mudah improve, berusaha melayangkan pressure. Untuk mencari parameter skill dan limit kestabilan fisik.
"Hal ini pula yang kemudian menjadi input bagi crosser junior, untuk mengevaluasi dari seniornya, "nilai Gatam Hatim instruktur GHMS.
Sisi lain, pemaparan sehubungan dengan desain layout sirkuit, cukup menyenangkan dan mendidik.
Sudah layak menjadi tuan rumah hajatan event motocross.
"Buat menu training skill crosser 50 cc, 65 cc, 85 cc, 125 cc sampai MX2, sudah lebih dari cukup, "analisa Johny Pranata.
Cukup atraktif tantanganya, seperti intonasi menjaga RPM, pemakaian gigi transmisi yang tepat, hingga kelayakan rebuild dan seting suspensi.
"Sebab, tipikal sirkuitnya mengalir, crosser lebih terpacu full throttle, jadi harus ada back up dari struktur option part kuda besi, terlepas bicara skill crosser, "papar Johny.
H. Daniel Tangka sampai terbungkam, dikit-dikit bergumam jadi pingin ngegas. H. Daniel penasaran dengan handicap berkontur big jump dengan latar alam.
Salut dengan pak Ridho, mengerti dan memahami kebutuhan penghobi motocross. Membangun keprofesionalan sosok crosser.
"Sebab, kalau sudah sampai berani berlaga di Hafidz 286 Motocross Circuit, keseluruhan persiapan dari kuda besi sampai aparel wajib profesional, "papar H. Daniel.
Bahkan di kesempatan ini, Johny dan Hendry kepada crosser-crosser membedah teka-teki dan kunci untuk mematahkan handicap dan segala mode racing line.
Semua crosser disini bisa tampil jago, sesuai dengan kapasitas dan jam terbangnya.
"Tapi, tetap ada teknik yang lebih efektif, untuk menuntaskan variabbel handicap, yang lebih singkat dan tepat, "jelas Hendry.
Di tengah simulasi latih tanding ini pula, terjadi forum pembicaraan, sehubungan dengan eksistensi Hafidz 286 Motocross Circuit.
Saya pribadi berusaha lebih terbuka, menampung aspirasi teman dan kerabat para pelaku motocross.
"Demi kebaikan dan pengembangan lebih lanjut dan terukur, mari dibicarakan, "urai Ridho.
Sejauh ini, misi renovasi dari Hafidz 286 Motocross Circuit, harus terselip unsur edukasi yang memadai, khususnya bagi crosser-crosser di level regenerasi.
"Juga bisa menjadi sarana pemantapan crosser-crosser senior yang terklasifikasi di level MX2, "semangat Ridho. skg