M. Raditya Crosser 65 cc - Tembakau Balap Rizqy Motor Boss Mild, Pasuruan : ADOPSI TRAINING SKILL OUT OF THE BOX, BEKAL PERTAHANKAN GELAR JUARA NASIONAL 65 CC

Tinggal menunggu sisa hitungan hari lagi, kompetisi bergengsi motocross kembali dihelat di Sleman, Jogja.

Diprediksi menjadi lanjutan pertarungan crosser-crosser belia potensial yang berlaga di sirkuit Gajah Mada, Jetis, Mojokerto, sebulan silam.

Dan crosser  yang berlaga di event motocross openchampionship di Pacitan dua minggu silam.

Tak lain untuk saling mengintip kekuatan daya gedor para crosser, sekaligus mengadu kepiawaian instruktur dalam mengcreated mode pelatihan.

Kabar baiknya, timing krusial ini pula yang dinanti oleh produsen otomotif tanah air, mengaudisi para crosser untuk disuport.

Maka berbagai persiapan pastinya berlangsung di masing-masing keluarga besar MX Team.

Mengingat, Sleman, Jogja lokasi hajatan diklaim strategis, bagi crosser wilayah Jawa - Bali.

Apalagi director belakang event, ada serangkaian legenda crosser tanah air, yang lama malang melintang dan memiliki kredibelitas tanpa batas, soal pembinaan di motocross.

Pertimbangan mendasar itu pula, M. Raditya crosser 65 cc potensial Jatim, sebagai private team Tembakau Balap Rizqy Motor Boss Mild, Pasuruan, melangsungkan persiapan matang.

Berbagai lokasi sirkuit motocross di Jatim, dijadikan sarana training untuk mempertajam teknik dan skill M. Raditya.

Seperti belum lama ini, M. Raditya memanfaatkan sirkuit Emprit Jaya di kawasan Sugih Waras, Jombang dan sirkuit Macan Maliran, Ponggok, Blitar.

Kebetulan kedua sirkuit diatas, memiliki tipikal tanah dominan pasir. Sehingga, saat musim penghujan, tak terlalu berlumpur.

"Misal tak terdampak musim hujan, kemungkinan memakai sirkuit Gajah Mada, Jetis, Mojokerto dan sirkuit Campur Darat, Tulungagung, "jelas M. Raditya.

Makin spesial, sesi training belakangan ini, M. Raditya makin sering sparing dengan Fadillah Navara, yang lagi menitih karier di kelas yang sama.

Kedua crosser potensial Jatim itu, tampil saling melengkapi soal ilmu dan teknik motocross-nya.

Seperti saat simulasi latih tanding di sikruit Macan Maliran pekan silam. M. Raditya dan Fadillah saling melontarkan jurusnya.

Impact positifnya, tensi standarisasi gaya bertarungnya jadi terdongkrak. Bahkan, keduanya tampil serius layaknya laga di event selama 20 menit.

Terpenting, pada point ini serapan olah fisiknya jadi terukur. Bagaimana mengatur fisik yang rata, mulai durasi awal sampai akhir.

Atau, sebaliknya awal smooth dan mendekati menit akhir, tenaga diforsir untuk mengovertake rival.

"Tapi, saya yakin dengan praktek dan training langsung, pola memenej fisik yang terbaik dan tepat pasti dipahami, "sebut H. Adi Lukito orang tua M. Raditya.

Hal demikian mutlak, ketika meninjau statistik skill dan potensi crosser 65 cc di tahun ini yang cukup berimbang.

Rata-rata memiliki pola dan mode pelatihan, cukup bagus dan serba terukur.

Demikian soal sirkuit, rata-rata telah mengadopsi fitur dengan skala nasional, dari sisi desain variabel handicapnya.

Termasuk mentor dibelakangnya, rata-rata ex pelaku motocross kawak, yang piawai di bidangnya.

"Maka, saya prediksi kompetisi motocross di Jogja mendatang ini, tetap faktor luck yang menjadi kunci kesuksesan, selain berbekal training skill yang lebih intens, "sorot H. Adi Lukito.

Dan telah saya komunikasikan dengan H. Mahmud instruktur putra saya, untuk mensimulasikan mode latihan yang out of the box.

Sebab, kalau mengacu pada rule dan standarisasinya saja, saya nilai para crosser telah memiliki bekalnya.

"Jadi, butuh pelatihan tiga langkah lebih maju lagi, "himbau H. Adi Lukito.

Termasuk di lingkup kuda besi, harus dipersiapkan matang dan tak ada lagi istilah spekulasi.

Kondisi real time fitur exterior dan penunjang kerja mesin, seperti perangkat kopling, rem, kontruksi pengunci jok, box filter sampai segel as roda, saya langsung turun tangan.

Memastikan tak ada problem atau yang sifatnya mengalami potensi kerusakan.

"Input ini juga hasil data dan evaluasi setiap laga di event bergengsi, jadi harus  lebih jeli dan verifikasi langsung, "wejang H. Adi Lukito.   skg