Laga Mata Racing, Banyuwangi : SIMPATI & TERBENTUK, SAAT KRISIS EVENT OTOMOTIF DI BANYUWANGI

Diaaat event otomotif segmen kompetisi merosot drastis di zona Banyuwangi, hampir bisa dibilang krisis, nama Wahyudi muncul bagaikan stupa di padang savanah.

Pria penghobi karapan liar yang lama tinggal di Timor-Timor itu, merasa simpati, dengan fenomena ini.

Cermin lifestyle kehidupan di masa remaja kala era milenium, kuat menjadi trigger-nya.

Sungguh miris kalau life style remaja penggemar otomotif, ketika tak ada yang mengendalikan maupun regulatornya.

Bisa menjadi bola liar dan meresahkan, hingga menimbulkan persepsi negatif !

Padahal kalau sepakat, kompak, merapatkan barisan untuk berpartisipasi mensuportnya, cerita dan kisahnya akan indah.

"Justru akan menjadi kultur budaya yang lebih beradab, juga membanggakan ketika bisa menjadi icon daerah, "terang Wahyudi.

Pemaparan ini memang realistis, sebab akan mengarah pada pembentukan mental sehat, berprestasi dan bergengsi.

Ketika event otomotif resmi terealisasi, entah drag bike, road race atau motocross.

"Jadi, harus bisa terwujud, untuk kembali menggairahkan event otomotif segmen kompetisi di Banyuwangi, "tegas Wahyudi.

Wahyudi yang kini berkecimpung di bidang developer perumahan level Regency itu, lantas mencari solusi, mengurai benang kusut.

Faktor kebetulan, mantan rider nasional Didik Momo, yang kini lama tinggal di Banyuwangi, memiliki misi visi sama dengan Wahyudi.

Hampir sebulan penuh, strategi dan langkah smart disusun, sebagai bekal melangkah untuk merealisasinya.

Hingga membentuk club event dan club hobi, sebagai legalitasnya.

Sah dan resmi, memakai nama "Laga Mata Racing, Banyuwangi".

Dari birokrasi, skema event, hingga lahan lokasi sirkuit event road race, terus dikaji dan dimatangkan.

Kerenya, berbagai instansi terkait, seperti Dandim, Pelindo, Kelurahan, Polsek, Polres dan Pemprov IMI telah dilobi dan telah mengamini.

Selain tarjet menggairahkan event otomotif segmen kompetisi dan campaign regenerasi rider, tracker maupun crosser di Banyuwangi, skenario besar di belakangnya juga ada upaya mendongkrak perekonomian.

Pasalnya, ketika intensitas event otomotif meningkat, lapangan kerja baru jadi terbuka, bagi warga sekitar.

Industri kreatif segmen kuliner, terinspirasi bergerak menghadirkan konten lokal Banyuwangi.

Demikian berkah dari industri kreatif segmen otomotif, seperti clothing, bubut dan bengkel racing, optimis akan bertambah.

"Termasuk popularitas pantai Boom yang telah lama kami incar untuk dijadikan lokasi sirkuit pasar senggol.

Pasti lebih ramai dan viral, setelah diabadikan para domestic di medsos, yang telah menjadi habit kekinian, "urai Didik Momo memberi ilustrasi.

Dan puji syukur, setelah mengawalinya untuk mensosialisasinya, kini pantai Boom, Banyuwangi menjadi primadona.

"Awalnya popular akan wisata baharinya, kini mulai bergulir jadi rujukan penghobi otomotif, setelah areanya memang berkelayakan untuk dijadikan lahan sirkuit road race, "tutur Wahyudi.

Memang, di rangkaian progress jangka pendek ini, tarjetnya menggelar event otomotif on road.

Dari road race, kemungkinan akan bergeser ke drag bike.

"Agar semua aspek, kalangan dan segmen otomotif di Banyuwangi, tersentuh dan kembali bergairah, "semangat Wahyudi dan Didik Momo kompak.   skg