Raut wajah panik, begitu kuat tampak di balik helm branded dunia yang dipakai crosser executive, yang tampil di Kejurnas GTX MX – Kasal Cup JC Supertrack 2023, Mojokerto (6-7/5).
Panik bukan lantaran motornya kalah spek part racing, atau sirkuitnya teknikal, apalagi berlumpur yang menguras fisik !
Tapi, panik gegara klasifikasi crosser executive di laga ini, mengacu pada parameter usia dan tak lagi prestasi apalagi jam terbang.
Aturan A to Z terkait crosser executive yang lama diikuti, telak dikalibrasi.
Jadi, berbeda dengan regulasi yang telah dicanangkan oleh Executive Motocross Jatim, komunitas rujukan para pria mapan mencari senang itu.
Itu artinya, klasifikasi para petarung total mengalami perubahan, tak seperti dengan rival koloni biasanya.
Memang kontras, tapi ya inilah sejatinya hakikat sebuah pejenjangan, mutlak harus bisa mengikuti adaptasi perubahan dan perkembangan.
Di sirkuit yang berlapis sekam jerami itu, sontak menyajikan kompetisi atraktif, berbalut pressure yang extrem.
Outputnya, perbedaan kapasitas teknik dan skill kian mengemuka, dari statistic para jawara langganan di laga-laga yang diikuti sebelumnya.
"Sisi positifnya, standarisasi teknik permainan dan limit fisik yang diforsir, mau tak mau harus ikut up grade, "kata Jannal Chunk petarung kawak Jatim yang berlaga di Executive A.
Di fase itu, pencerahan terkait penjenjangan crosser level executive, mulai terbuka untuk segera improve, dengan level lebih tinggi.
Dan optimis, fenomena perbedaan level dan kapasitas bertarung crosser executive ini, akan memacu intensitas training dalam menapaki jenjang lebih matang, juga proporsional.
Entah menambah durasi pelatihan fisik, repair kuda besi lebih terukur, mungkin sampai up grade atau reseting suspensi.
Kabar baiknya, hampir seluruh petarung Executive Motocross Jatim, menyambut baik Kejurnas GTX MX – Kasal Cup JC Supertrack 2023, di Mojokerto ini, dengan mengikuti kejuaraan.
Crosser dari plat N, W, AE, AG, S, L dan M, ikut semangat bertandang, malah ada yang menggelar ground camp, sebagai tradisi yang telah berjalan untuk membangun kekeluargaan.
Seperti Irul Engine, Taslim, Tekik, Ndan Danang, H. Agus Tole, H. Mas"ad, Farkan, Yadi, Warsito, Wawan Truno, Fery Irawan, H. Daniel Tangka, Sugiarto, Dewo, Ony, Mr. Hans, Papang, Herman dan masih banyak lagi.
“Pasalnya, skema, konsep dan kemasan event ini, selaras dengan misi visi awal Executive Motocross Jatim, sebagai rocket untuk mengawal perjalanan crosser maupun tracker Jatim.
Dan puji syukur cita-cita Executive Motocross Jatim, berpartisipasi mengadakan Kejuaraan Nasional di sirkuit Lantamal V Gajah Mada, Jetis, Mojokerto, akhirnya terwujud, “urai M. Kadafi Presiden Executive Motocross Jatim.
Kendati belum bisa diadopsi langsung, akan tetapi acuhan di Kejurnax GTX MX – Kasal Cup JC Supertrack 2023 ini, pelan tapi pasti akan kita terapkan.
Melalui mufakat, tetap membutuhkan komunikasi dan proses, “mungkin nantinya ada revisi terkait aturan di internal Executive Motocross Jatim, untuk melaluinya.
Sejauh ini, fakta di lapangan, crosser yang merasa kelas-nya diupgrade juga tak menemui kendala berarti.
Seperti H. Mustofa Suwondo crosser Executive Motocross Jatim asal Trenggalek, yang justru menjadi jawara di kelas Executive A.
Demikian Dadang asal Prigi, malah bertengger di peringkat atas kelas Executive B.
“Itu artinya, kalau ada penetrasi dan membiasakan menaikan standarisasi teknik gaya bermain, Insya allah mampu, “bijak M. Kadafi yang terus memantau perjalanan laga di tengah sirkuit.
Bahkan, aturan level petarung executive juga membuat penasaran crosser luar provinsi, seperti dari Jateng, Jogja, Jabar, DKI, Sumut, hingga Papua.
Nama Ipit Santoso, terhitung crosser executive paling jauh, yang bela-belain datang dari Merauke, Papua, Selatan, ke Mojokerto.
Juragan gerai variasi roda dua di Jl. Brawijaya 22, Merauke itu, pingin mencicipi atmosfir Kejurnas kelas executive.
Sudah saya tebak, rivalnya pasti lebih brutal, tapi senangnya saya bisa mengukur limit kemampuan saya.
Tunggu di seri ke-2, pasti saya persiapkan matang, kemungkinan juga up grade kuda besi keluaran tahun terbaru, "senyum kelahiran Agats 1971 itu.
William Rompas crosser asal Bandung, mengapresiasi layout dan desain handicap sirkuit Lantamal V Gajah Mada, Mojokerto, sungguh representatif untuk kejuaraan nasional.
Kental dikerjakan oleh desainer sirkuit professional dan pengalaman.
Untuk laga segmen petarung executive juga proporsional, tak terlalu teknikal, sehingga masih ada jedah untuk memenej fisik, yang mumpuni.
Tapi, sayang kesempatan untuk pengenalan dan adaptasi sirkuit, saya belum bisa klimaks.
“Jadi, untuk improve menerapkan gaya bermain yang tepat, masih belum bisa maksimal, “kata crosser yang akrab disapa Rompas itu.
Termasuk Agus Polo crosser asal Solo, yang mengacungkan dua jempol untuk total desain handicap dan layout sirkuit, serta ruang paddock yang lapang.
“Semoga tak hanya di event skala Kejurnas saja, crosser level executive bisa bertandang dan berkompetisi bersama di sirkuit Lantamal V Gajah Mada, Mojokerto.
Sekali lagi, sirkuit Lantamal V Gajah Mada amat sangat layak untuk dipopularkan segera, ”lontar Agus Polo. skg