Ini dia bedanya even gawean Totok from BG Production, yang belum lama ini menggelar road race di Bojonegoro, sudah mulai terbentuk komunitas road race yang aktif berlaga di even garapan BG Enterprise. Hasilnya juga indah, itu lantaran kelas yang diterapkan mengakomodir realita di tengah gencarnya aturan pemberlakuan kelas Fuel injection terbaru, yakni 150 cc rookie, novice dan expert.
Skill menekuk setang dan late braking sama-sama level pemula, kadang sampai bablas. "Tak ada lagi istilah rider yang jadi bintang disitu, "kata M. Sunar yang kali ini menjadi nakodha F Tech Asyifa Racing Team, Blora dengan back up mekanik Zaini di kelas MP4.
Menanggapi kelas Fuel injection terbaru, euforia mental juara tetap menjadi pertanyaan dan spekulasi. Demikian mekanik, pasti was-was. "Sebab, di level kelas ini data korekan berlangsung atraktif dan belum terjadi pemerataan, "ulas M. Sunar yang belum lama ini gagal berlaga di kelas karsidenan.
Singkat cerita, kelas Fuel injection terbaru belum mendapat tanggapan yang indah alias respon positip. Menanggapi polemik ini, Totok tetap mengikuti realita dan fakta di lapangan. Sebab, pengguna injeksi tak bisa memenuhi kuota, ketika dibuka kelasnya.
"Untuk musim kompetisi road race 2020, kita tetap meninjaunya lebih dulu, sudah siapkah ketika diterapkan kelas terbaru 150 cc Fuel injection, rookie, novice dan expert, yang telah ditetapkan di Pra Rakerprov IMI Jatim 2020 terbaru, ”lontar Totok.
Menurut Nandik Oim rider yang membawa nama tim Dishub Kabupaten Bojonegoro, turun di kelas MP4 karsidenan Bojonegoro, realisasi kelas Fuel injection, tetap dikomunikasikan dan ditinjau lebih lanjut, hingga pelosok daerah.
Tapi, selama masih menguntungkan tim, kemungkinan masih bisa dijalankan. Jadi realita saat ini, selain prestasi, angpau juga jadi prioritas, khususnya bagi tim privater. Aturan kelas Fuel injection, layak juga dipertimbangkan dari sisi nilai jual bagi tim, apa yang bisa didapat ketika serius di kelas Fuel injection.
“Memang bertepuk sebelah tangan saat tak ada tuntutan dari pihak sponsor, yang makin sulit seperti saat ini, ”urai Oim sapaan rider asli Bojonegoro itu.
Sisi lain, di kelas Mini GP dari sisi peserta terus mengalami peningkatan pesat. Sebagai indikasi, bahwa animo Mini GP terus mengalami peningkatan dan pastinya memiliki prospek cukup cerah, dari sisi regenerasi. Minimal, saat naik kelas bisa langsung dikenalkan dengan kuda besi Fuel injection, sehingga lebih relevan saat menyambut kelas Fuel injection.
Nama rider Djuan Tata kelahiran 2010 putra dari Philips mekanik balap serba bisa asal Jl. Popoh Indah, Mbesole, Tulungagung, menjadi ancaman baru bagi rider-rider yang berlaga di kelas Mini GP sebelumnya. Mengingat, siswa SDN Mbesole 2, Tulungagung itu langsung ditangani oleh Haki Salma sebagai instruktur. Haki adalah ortu dari Rafif Sadya Baihaki rider Mini GP berprestasi asal Tulungagung.
“Dengan demikian transfer ilmu jadi makin singkat, saya optimis prestasinya juga cepat meroket, ”yakin Haki saat mengawal di even BG Road Race Bojonegoro. Dan menanggapi soal kelas Fuel injection bagi yang telah naik kelas dari Mini GP, saya lebih setuju ketika tiba saatnya.
Sebab, terhitung di kelas Fuel injection mengawalinya bersamaan, sehingga lebih fair dari sisi kompetisi. "Bisa jadi pengenalan terhadap kuda besi Fuel injection yang bisa disosialisasikan lebih dulu saat memasuki usia yang ditentukan, sebelum melangkah ke jenjang lebih tinggi, "tambahnya. teks - foto : rio