Strategi yang diterapkan oleh H. Daniel Tangka punggawa Djagung Racing Factory, Malang memang keren. Bisa mewarnai kisah cerita perjalanan dan perkembangan event supermoto di tanah air. Sebab, tim yang dikomando oleh Daniel Tangka ini, terbilang dinamis, hingga menjadikan trendsetter supermoto mania di tanah air.
Dibela oleh dua rider professional yaitu Raffi Tangka dan H. Agus Tole, yang dimasa new normal ini, mulai aktif berlatih di pelataran parkir stadion Kanjuruhan, Kepanjen. Saat dikunjungi autonine, Rafi dan Agus tampak sibuk memberi input ke mekanik masing-masing. Meskipun berada di satu naungan, keduanya tampil dengan sponsor yang berbeda.
Kalau Raffi membawa nama sponsor Djagung Racing Factory Polisport Dunlop Ipone VMX NSO AHRS Hudgraphix Domino 100% Rekluse ROZ Racing Tekmo Nokia Ardians Motocros Shop Pro-X Piston Pro Speed Malang Strudel Duracore.
Sedang H. Agus Tole, mengusung nama tim Djagung Racing Factory Rabbani MX Javamuda Export Conk Speed Domino JPX VMX DP Planet Orca. Spesial Rabbani dan Javamuda Export adalah nama bisnis pribadi H. Agus, yang dikembangkan hingga saat ini.
Memang benar demikian, Itu lantaran keduanya lagi proses final tuning kuda besi terbaru. Kalau amunisi terbaru Raffi, Husqvarna 450 FS versi 2020 berbandrol Rp. 193 juta. “Jadi bukan basic motocross yang dipermak jadi supermoto, tapi memang asli berbasic supermoto, ”sapa H. Daniel Tangka kali ini pasang style santai.
Raffi di tahun ini dinyatakan fokus dan serius berlaga di supermoto. Bukan berarti di dua tahun silam nggak serius. Teknis dan skema inputnya, kalau dua tahun silam aktif di supermoto dengan Husqvarna FC 450 cc, dimanfaatkan untuk mengolah kelenturan sebagai konsumsi motocross.
Sampai di puncak prestasinya saat ini, tetap ada dilema soal mixmatch adopsi gaya motocross ke supermoto. Memang kalah tipis dengan rider yang mengadopsi gaya road race. Tapi, banyak pihak yang menangguhkan Rafi saat memakai gaya road race. “Sebab akan merusak teknik dan skill yang telah lama diukir di motocross, ”jelas H. Daniel.
Tetap pilihan yang terbaik akan kita cari, termasuk pertimbangan Hj. Umi ibunda Raffi, kalau memang nantinya supermoto berkembang spektakuler seperti motocross. Sebab, indikasi kesana sudah ada. Beberapa pihak yang intens dengan motocross dan supermoto, baik even branding maupun open sampai kejurnas, sepakat tak akan membentrokan jadwal.
Bagaimanapun juga supermoto tepat kalau disebut sekoci, sekaligus serum perangsang menggairahkan industry otomotif di Asia Pasific. Macam FIM yang sempat digelar di Malang. “Otomatis secara efek horizontal ke perekonomian, optimis menjanjikan, ”yakin H. Daniel yang di kesempatan kali ini terus memantau perkembangan performa Husqvarna FS 450 terbarunya.
Di lingkup tim yang sama, H. Agus Tole di musim kompetisi ini kembali memperkuat formasi di kelas 155 cc, setelah 180 cc yang lebih dulu dibangun dan diujinya di laga supermoto level Kejurda. Nama Agus di kelas supermoto 180 cc termasuk champion dan rapat ditempel Abah Momo. Selain itu H. Agus juga aktif bertarung di kelas supermoto 250 cc, di perjalanan even nasional.
Termasuk di stadion Kanjuruhan, Kepanjen, H. Agus intens mempersiapkan kuda besi berbasic CRF 150 untuk berlaga di supermoto kelas 155 cc, hasil garapan Pak Conk dari Conk Speed, Bumiayu, Gadang. “Lumayan banyak adaptasi soal, bawaan kapasitas mesin lebih kecil, ”nilai H. Agus.
Maunya RPM dibaw lebih tinggi, ada parameter RPM yang mesti dijaga dan diumpan, saat disimulasikan dengan teknik racing line pasar senggol. Stop and go butuh pembenahan, kurang ringan. “Tetap saya cari performa paling ringan, kelak ketika ada pembanding rival, bisa tetap fight dan unggul, ”optimis H. Agus.
Dan saya semakin yakin, kalau kelas supermoto di Kejurda Road Race Jatim akan terus marak. Sebab, sepanjang 2019, di semester kedua, selalu ada rider dan tim baru yang merapat. Sekaligus menjadi indikasi kelas ini terus diminati. Belum lagi terobosan promotor macam Frangky Laurent yang menjadikan supermoto sebagai kelas utama.
“Selebihnya, persiapan ini juga saya proyeksikan untuk menghadapi Honda Dream Cup dan Trial Game Asphalt, misal kalau masih berlanjut digelar di tahun ini, ”jelas Agus.
Di kesempatan ini, H. Agus juga kembali adaptasi dengan setingan suspensi berbanding semburan power 155 cc. Mengolah RPM, speed, berbanding pengaruh sentrifugal yang paling tepat. Pada point ini pengaruhnya cukup krusial. Belum lagi soal over turn, di gigi berapa penerapan engine brake yang pas dan tak sampai berat mengumpan RPM.
Sisi lain, Raffi dan H. Agus, juga memainkan simulasi berlaga dengan aksi sparing, sama-sama menunggang Husqvarna FS 450 dan Husqvarna FC 250. Aksi keduanya membius tim-tim road race yang kebetulan latihan skill di pelataran parkir stadion Kanjuruhan, Kepanjen. Ketika H. Agus dan Raffi, sama-sama memamerkan kepiawaian menekuk setang dan aksi rear wheel steering.
Saling nahan dan menekan, sudah menjadi tradisi. Mengunci racing line dan berinovasi racing line in-out, turut ditunjukan disini. Hampir dua bulan tak latihan, masih terasa kaku dan perlu adaptasi dan fisik lagi. Prinsipnya rutinitas seperti ini , akan terus kita jadwalkan lagi, setelah memasuki masa new normal. “Tapi, masih tetap mengikuti protokol yang telah disosialisasi oleh pemerintah, ”kompak H. Agus dan Raffi.
Berbagai strategi baru telah kita rancang dengan matang. Begitu pula persiapan teknis secara menyeluruh. Untuk formasi tim, khususnya divisi teknis di musim kompetisi ini, Pak Conk ikut diterjunkan langsung di sirkuit oleh H. Agus. Sementara Raffi tetap setia dikawal Bambang dan Rizqy. Hal ini disampaikan saat sesi makan malam, sembari mengevaluasi hasil latihan di reto Nayamul, Kanjuruhan, Kepanjen. teks - foto : rio