Setyawan memang bonafid, pengusaha agrobisnis segmen perikanan ini, selalu ada progress baru, di setiap kehadiran tim-nya turun berlaga. Cukup banyak algoritma yang dimainkan oleh Setyawan, dalam menghadapi kompetisi GTX di tanah air.
Tersaji saat Grand Launching sirkuit Rizqy Motor Boss Mild, Gempol, Pasuruan, dimeriahkan latih tanding crosser dan tracker Jatim. STW 88 CLD Koizumi JP Liner Kaisar Motor, Sidoarjo menurunkan kuda besi terbarunya.
Berbasic Blade 110, yang diproyeksikan untuk bertarung di kelas Bebek Standar Usia 17 Tahun. Ngerinya, kuda besi terbaru ini mampu menghantar Febri tracker STW 88 CLD Koizumi JP Liner Kaisar Motor, Sidoarjo, mendulang podium pertama.

Meskipun menjadi event perdana bagi Blade 110, tapi intensitas research dan testcase terbilang cukup rapat. “Pantas dan menjadi hal wajar, ketika posisinya tak terkejar, ”senyum Setyawan.

Performa speed dan durability-nya luar biasa, hampir meninggalkan setengah panjang total sirkuit Rizqy Motor Boss Mild, Gempol, Pasuruan. Bahkan, ketika dicermati gaya bawaan Febri kali ini, bermain lebih safety.
Output power mesin lebih rata, dari gigi 1 sampai 4, terasa padat dan berisi terus. Konsekuensinya memang, bawaan mesin harus over power dan gantung RPM, untuk menghajar variabel trek sirkuit Rizqy Motor Boss Mild.

Dan gaya bawaan seperti ini telah saya rumuskan sejak awal testcase bersama Pak Bhe juga Pak Heri, arsitek mesin, rangka dan kaki-kaki Blade 110 dari Kaisar Motor, Sidoarjo. "Kalau hasil modifikasi kontruksi geometri rangka, saya nilai siap buatmenghadapi event nasional, ” jeli Febri.
Penyempurnaan, tinggal di performa suspensi depan belakang. Sebab, sirkuit Rizqy Motor Boss Mild, cukup teknikal sehingga membutuhkan sentuhan, travel lebih panjang dan rebound yang agak smooth. Jadi tak sampai replacement, hanya re-seting. "Bukan berarti juga cocok untuk sirkuit lain, terus akan kita cari best performa dan kemudian kita konversi dalam bentuk data, sesuai masing-masing sirkuit, ”urai Pak Bhe.

Sisi lain, dibalik realisasi dibangunya kuda besi di kelas bebek standar ini, juga perwujudan STW 88 CLD Koizumi JP Liner Kaisar Motor, Sidoarjo, menyambut baik dan menghidupkan kelas yang diklaim menjadi ruang kompetisi baru, bagi tim maupun privater yang aktif berlaga di event GTX.
Sebab, untuk kelas para raja, ketika saya amati di perjalananya berangsur mengalami penyusutan. Ya inilah dinamika otomotif dan GTX. Jadi, mesti jeli memantau peta kompetisi yang paling diminati. “Disitu kita akan tampil menjawab tantangan kompetisi, ”tegas Setyawan.
Sisi lain, STW 88 CLD Koizumi JP Liner Kaisar Motor, Sidoarjo, di kesempatan kali ini juga menurunkan Ninja 150 yang dijadkan basic kelas Sport Trail, full dibekali option part kompetisi original Japan.

Performa mesin dan kaki-kakinya, ikut diuji coba oleh Kiki tracker asal Ngawi. Kiki yang baru pertama kali beradaptasi, sukses di urutan ke lima. “Coba, satu kali lagi putaran event berikutnya, saya berani menjamin juara 1, ”yakin Kiki.
Sebab, performa suspensi untuk postur saya, terbilang paling nyaman, melayani variabel trek sirkuit Rizqy Motor Boss Mild, Gempol. Paling saya suka, akurasi bukaan throttle grip setiap derajatnya, serasa produktif diolah menjadi torsi dan HP.
Dalam kondisi apapun, cukup mudah mengumpan speed. “Bahkan saya menilainya lebih tepat untuk sirkuit dengan handicap mengalir, bertipikal power tengah atas, “puji Kiki.
Untuk gacoan Bebek Modifikasi 130 cc, yang lebih dulu dibangun. Hingga sukses mendulang prestasi di setiap hajatan GTX di Jatim maupun luar provinsi. Untuk saat ini masih belum terkejar.
Dan bekal performa gacoan kuda besi yang superior ini pula, Setyawan jadi makin terobsesi menghantarkan STW 88 CLD Koizumi JP Liner Kaisar Motor, Sidoarjo, kembali mengukir prestasi, di event Simulasi Latih Tanding Onesixeight Indiel 2020 Seri 1, di Wanko, Bubakan, Mijen, Semarang 12-13 September 2020. teks - foto : enea