Darul Ulum Agung MX, Malang, kembali tampil sebagai kuda hitam, sekaligus merusak peta kekuatan motocross di Jatim, di rangkaian perjalanan motocross 2020, usai masa pandemi ini.
Event Onesixeight Indiel MX-GTX Openchampionship yang digelar di sirkuit Wanko, Bubakan, Mijen, Semarang (12-13/9/2020), menjadi stimuslusnya.
Bukan lantaran sirkuit ini dihafal oleh petarung Darul Ulum Agung MX, Malang, tapi lebih disebabkan karena sirkuit Mijen, terklasifikasi sebagai standar sirkuit nasional.
“Sehingga, cukup nyambung dengan pola dan metodhe pengajaran Darul Ulum Agung MX Training, Malang, ”tegas Yusuf Irawan instruktur milenial itu.
Sebab, semua siswa Darul Ulum Agung MX Training, dicetak dengan standarisasi nasional. Demikian sirkuit yang biasa dipakai training, sudah mengacu ke standar nasional, terkait detail variabel handicap-nya.
“Dengan begitu, kapasitas fisik, skill dan penyerapan ilmu balap, sudah mengacu gaya bermain crosser nasional, ”cakap H. Edi abah Koko Indra crosser Darul Ulum Agung MX.
Dan alhamdulilah, setelah saya aktif mencermati dan mengikuti perkembangan motocross, memang promotor daerah mulai mengarah kesana. "Harus ada pengembangan, sebagai pencapaian dan tarjet profesionalisme, "tambah H. edi.
Adalah Kokoh Indra, M. Abidan dan Radit Putra, squad Darul Ulum Agung MX yang bertempur di kelas 85 cc.
Kelas yang diklaim sebagai fase pembentukan dan pembuktian karakter petarung menuju, kelas 125 cc dan MX2. Trisula Darul Ulum Agung MX, Malang itu mampu membuktikan aksi brilian.
Ketiganya pantas mendapat apresiasi. Mengingat, rival yang dihadapi kali ini didominasi petarung nasional, sama-sama berimbang, jeli memainkan emosi dan atraktif mengolah power mesin.
Ibarat grafik, kompetisi di event Onesixeight Indiel MX-GTX Openchampionship 2020 ini, terlalu drastis peningkatanya, ketika meninjaunya dari perilaku masa pandemi.
Koko Indra kali ini sukses mendulang point urutan ke dua. Koko, mengaku masih bingung mengenali karakter masing-masing crosser, usai masa pandemi.
Analisa Koko memang tajam dan beralasan. Mengingat, cukup beragam cara dan gaya masing-masing pribadi crosser menanggapi pandemi.
Sebab, kalau di 2019 Koko mengenalnya sebagai petarung yang biasa tampil liar, sekarang ada penurunan. Sebaliknya, ada juga crosser-crosser yang dulu suka bermain safety, sekarang tampil piawai memotong jalur rivalnya.
Dengan bekal istiqomah, kali ini semua rival saya anggap hebat semua. “Agar, bisa memotivasi pribadi saya untuk menaikan standar berkompetisi dan tak boleh kendor, ”senyum Kokoh yang setia didampingi Abah dan Umiknya.
Demikian M. Abidan crosser merangkap tracker Sheren Gold MX-GTX Team Jepara, yang sekarang menimba ilmu di Darul Ulum Agung MX Training, untuk fokus menseriusi motocross.
M. Abidan mengakui, baru kali ini bertempur dengan top ten rival crosser nasional, meskipun kemasan event openchampionship. Atmosfir kompetisi terbangun cukup sengit dan saling menekan.
Handicap by handicap, dihajar singkat oleh petarung. “Pola pikir jadi terpacu makin singkat, sembari mengatur ritme power mesin, ”jelas crosser yang intens mengolah fisik di GYM maupun running dan cycling.
Disini saya menemukan inspirasi dan ilmu baru, soal standarisasi gaya bertarung crosser nasional. Over all, saya makin memahami ritme bertarung crosser nasional.
“Mulai ada input baru, untuk membandingkan dan menaikan porsi latihan skill, serta melayani handicap paling ideal dibawa tekanan lawan, ”sebut M. Abidan yang kali ini juga berlaga di grasstrack.
Sedang Radit Putra, mesti kembali beradaptasi dengan atmosfir kompetisi level nasional, seperti yang tersaji pada event Onesixeight Indiel MX-GTX Openchampionship 2020.
Terpenting saya telah menemukan ilustrasi tensi kompetisi usai pandemi di 2020 ini. Segala sesuatunya tetap melalui proses dan usaha terbaik, untuk mengembalikan performa.
“Semoga saja, event kembali berjalan rutin, sembari tetap ada pembanding dari rival, sebagai input training skill maupun fisik, ”yakin Radit. teks - foto : skg