Dikenal sebagai team underdog, tak pernah tenar di kalangan karapan 201 meter zona Jombang. Tapi, sekali tampil langsung bikin viral jagad karapan 201 meter.
Tenar dengan nama Kartika Jaya Sampoerna 234 Racing Team, Jombang, milik Muhamad Rizal Afani executive muda yang berkecimpung di bidang usaha modern market, renthal car dan homestay.
Rizal sapaanya yang memiliki basecamp di Jl. Raya Sumberejo 9, Pagak, Jombang, sejak duduk di bangku SMP memang gandrung dengan karapan 201 meter.
Pola pikirnya melesat jauh di depan ketika dibandingkan dengan remaja seumuranya saat itu.
Dalam statetmentnya Rizal mengaku bahwa karapan 201 meter tak hanya menguji kuda besi dan mengadu kepiawaian tuner mengeksplore inovasi.
"Tapi, didalamnya juga ada unsur kuat mengadu gengsi dan harga diri, "tegas Rizal.
Atas pertimbangan itu pula, Satria F 150 sebagai flag ship ketiga, dari sebelum varian yang sempat tenar, yaitu Vega 200 cc dan Jupiter 115 cc.
Kabar hangatnya, gacoan ketiga Satria F 150 milik Rizal, baru saja unggul dari rivalnya asal Pare, saat laga di kelas 155 standar limit. Gacoan dipacu rider potensial Jombang, tak lain Elfin Jiteng.
Untuk penjaga gawang team teknis, Rizal mendaulat Antok from Sampoerna 234 Racing Team, Banyuarang, Jombang.
Ada jalinan kuat yang telah terbangun antara Rizal dan Antok. Jelas dan transparan Rizal request soal bab korekan dan option part, agar beda dengan yang lain.
Praktis estimasi option part racing yang diadopsi Satria F 150 dengan rangka warna titan dan aksen warna efek pengelasan, memiliki level custom lebih tinggi.
Sebagian memang hasil replika custom dengan bahan material yang lebih kuat, tapi tampak standar.
Penegasan ini memang rasional, sehubungan kelas yang diikuti yaitu Satria F 155 Standar Limit.
"Mutlak mengadu option part standar, "urai Rizal yang sebentar lagi akan melangsungkan tunangan dengan Sefrita Infa Dianisa.
Dan konsep korekan seperti ini yang telah lama disukai oleh Rizal. Sebab sama-sama di level aturan dan kesepakatan manual tech.
Pemaparan ini terjabarkan pada kompartemen silinder head, yang masih diback up katup dan camshaft custom racikan Antok.
Serupa tapi tak sama, sebab bushing katup berganti albronz, dengan seteng katup lebih menonjol keluar, sebagai ciri khas Antok meracik silinder head 4 tak.
Sedang intake diporting minimalis, dilayani karbu OEM dengan nozle dan jet needle kanibalan.
Kerenya, exhaust manifold diporting center dengan kontur leher knalpot. "Sehingga, cenderung miring, guna meminimalisir tubulensi di header, "terang Antok yang merombak ulang daleman silincer knalpot basic standarnya.
Demikian piston, diadopsi dari Izumi dengan ukuran setara standar tapi high dome. Desainya dibalikan seperti standar melalui media bubut, tapi lebih tinggi. Hingga mampu mengakumulasi perbandingan kompresi lebih tinggi di 12,5 : 1.
Dan membedah kompartemen crankcase, pinion shaft dan countershaft, kelar dibubut 0,7 mm.
Fungsinya untuk realisasi mode matic saat pindah gigi 2 ke 3 dan seterusnya. Sedang bawaan gigi 1 masih setia dihantar kopling, yang kali ini diback up kampas kopling RMZ 125 dan pegas kopling custom.
Dan perangkat pengapian diinstal DC Totalos, hasil back up aki Motobat dan CDI Suzuki Raider 150 versi Malaysia.
Sampai sejauh ini di kelas 155 cc standar limit masih belum ada rival yang bisa menandingi. "Tapi, kalau memang faktanya demikian, kemungkinan akan beralih ke event resmi, "bisik Rizal. skg